02━ Disaster

1K 175 3
                                    

Yang ada dibayangan Nakyung adalah ia yang menyukai DJ Radio hari kamis itu secara diam-diam, tenang, dan tidak membuat kericuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang ada dibayangan Nakyung adalah ia yang menyukai DJ Radio hari kamis itu secara diam-diam, tenang, dan tidak membuat kericuhan. Namun bayangan hanyalah bayangan.

Kamis waktu itu merupakan hari yang sangat hectic bagi seluruh murid kelas XI MIPA 2, tugas beruntun-runtun datang menyerang. Bahkan semuanya melewati jam makan siang di kantin, beruntung ada yang membawa bekal dan bisa dimakan ramai-rami, jadi sambilan deh makan dan ngerjain tugas. XI MIPA 2 yang biasanya ribut jadi sensitive terhadap suara, jadilah kelas penuh kesolidaritasan itu memutuskan untuk mematikan speaker kelas yang sedang menyiarkan radio klub broadcasting sekolah mereka.

Nakyung tentu tak mau kelewatan siaran radio tersebut. Walaupun gadis itu protes, tidak akan ada perubahan, satu lawan dua puluh empat tidak akan menghasilkan apapun. Namun Nakyung tak menyerah, gadis itu memilih jalan pintas dengan mendengarkan siaran radio kesayangannya di aplikasi milik sekolah. Tentu saja Nakyung menggunakan earphonenya.

"Eh Na, liat yang ini dong," ujar Haechan yang duduk di belakang Nakyung.

"Yang mana?" bukan Nakyung yang menoleh ke belakang, melainkan Na Jaemin, teman sebangkunya.

"Ck, Nakyung bukan Na Jaemin," Haechan memutar bola matanya malas.

Jaemin ikut-ikutan memutar bola matanya malas lalu mencolek lengan gadis di sebelahnya, yang dipastikan tidak mendengar obrolan antara Haechan dan Jaemin karena sedang memakai earphone.

Nakyung menatap Jaemin dengan tatapan bertanya, "Haechan nanyain nomor tiga" lanjut lelaki itu.

"Liat aja di hape gue," balas Nakyung lalu kembali fokus dengan kertas double folio di hadapannya.

Jaemin mau ngeluh, kenapa jadi dia yang disuruh-suruh tapi akhirnya ia cuma ngangguk dan ngambil handphone Nakyung yang tergeletak di atas mejanya. Lelaki itu dengan watadosnya melepaskan sambungan earphone Nakyung lalu mengopor handphone itu ke Haechan.



"Bukannya tadi radionya udah dimatiin?" celetuk Kim Hyunjin kebingungan.

"Sunu gak bener lo" protes Han Jisung.

"Udah gue matiin woy" bela Sunwoo tak terima.

"EH SUARANYA DEKET GUE" pekik Haechan.

"DARI HAPE LO NA?" kaget Jaemin yang cepat membaca situasi.

Semuanya menatap Nakyung penuh tanya. Nakyung rasanya pengen jadi gantungan kunci aja.

"Bilang dong Na kalo mau denger radio," kata Sunwoo yang merasa bersalah karena ide mematikan speaker berasal dari dirinya.

"Oalah ternyata Nakyung mengapresiasi kerja keras klub broadcasting" balas Hyunjin, sebagai anggota broadcasting, tentu ia merasa terharu dan bangga.

"Gue baru tau lo suka denger gituan Na," sahut Chaeyeon.

"Suka denger radionya apa suka sama orangnya," celetuk Han Jisung asal.

Namun melihat reaksi Nakyung yang tiba-tiba melotot kaget karena celetukan bodoh Han Jisung, XI MIPA 2 langsung heboh ngeledekin Nakyung. Gadis itu tentu mencoba untuk mengelak dan memberi seribu satu alibi, tapi sayangnya, ia bukan pembohong yang baik.

Selamat tinggal cita-cita Nakyung untuk menyukai dalam diam.

Bel pulang sekolah berbunyi, XI MIPA 2 yang otak dan batinnya benar-benar diuji hari ini langsung berhamburan keluar kelas, bahkan sampe kabur piket karena mumet kelamaan di kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bel pulang sekolah berbunyi, XI MIPA 2 yang otak dan batinnya benar-benar diuji hari ini langsung berhamburan keluar kelas, bahkan sampe kabur piket karena mumet kelamaan di kelas. Buru-buru Nakyung menahan tangan Jaemin yang bersiap untuk memakai tasnya.

"Kita perlu ngomong" titah gadis itu galak.

Setelah kelas XI MIPA 2 benar-benar kosong, kecuali dua orang yang masih duduk di tempatnya.

Nakyung menatap Jaemin sinis, "Lo tuh ARRRRRRGGGGHHHHHHHHHHHHH" racau Nakyung sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Capek sendiri, gadis itu pun menidurkan kepalanya diatas meja, menghadap ke Jaemin.

Jaemin terkekeh pelan, "Iya gak gue bilang ke orangnya," ujarnya seakan mengerti racauan gadis di sampingnya.

"Gue gak ngomong apa-apa," balas gadis itu masih di mode galak.

"Oh mau gue kasih tau ke orangnya?" ancam Jaemin masih dengan kekehan.

"GAK GITU NA JAEMIN"

"Iya iya gak bakal gue kasih tau ke orangnya, janji deh. Nanti mulut Haechan sekalian gue lakban. Lagian gak ada salahnya jatuh cinta, Nakko," Timpal Jaemin sambil merapikan helaian rambut Nakyung.

Nakyung melunak, gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Jaemin dengan bibir yang dipoutkan.

"Pinky promise?"

"Pinky promise,"

"TAPI GUE BENERAN GAK SUKA SAMA DIA HUHUHUHU" rengek Nakyung, masih mencoba denial.












"LO SEJAK KAPAN DISINI" kaget Jaemin begitu mendapati sohibnya berdiri di depan kelasnya. Sungguh pemandangan yang sangat jarang ditemui.

Nakyung yang berdiri di belakang Jaemin tak kalah kaget, gadis itu makin pengen jadi gantungan kunci rasanya. Orang yang paling ingin ia hindari, khususnya hari ini, malah muncul di hadapannya.

"Sejak adegan pelukan?" jawab lelaki itu dengan senyuman jahil.

"Mana ada adegan pelukan, Surti!" kesal Jaemin menoyor pelan kepala sohibnya.

"Duluan Jaem, temennya Jaem," timpal gadis itu dengan senyuman sekilas, lalu cepat-cepat kabur dari tkp.

"Huang Renjun! Gue juga punya nama kali!" Pekik Renjun, berharap gadis itu mendengarnya. Lagian belum terlalu jauh kok, pasti denger kan?

"Sebel banget gue dilabeli sebagai temen lo," lanjutnya sambil melirik sinis Jaemin.

"Sebel banget gue dilabeli sebagai temen lo," lanjutnya sambil melirik sinis Jaemin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

━tbc

━Note
ini ceritanya flashback yaaa

thursday; renjun nakyungWhere stories live. Discover now