03

14.1K 1.6K 286
                                    

bbysnoo

Happy Reading~






Beberapa minggu berlalu begitu saja. Renjun banyak berubah dan kebanyakan orang menyadarinya.

Renjun yang ceria berubah menjadi Renjun yang pendiam. Dia bahkan tidak tahu mengapa hukuman Jaemin kepadanya beberapa minggu yang lalu dapat membuatnya berubah seperti ini.

"Renjun, kau baik-baik saja?" Jeno bertanya, dia duduk di sebelah Renjun di kelas mereka.

Mata Renjun melebar, melihat Jeno dengan wajah terkejut. Jeno mengerutkan keningnya. Tangannya menjangkau untuk menyentuh tangan Renjun, tetapi orang yang lebih mungil dengan cepat mendorongnya menjauh, menyebabkan dia hampir jatuh ke lantai.

"R-Renjun?"

"Aku." Renjun bangun, meneguk ludahnya dan melihat Jeno dengan horor. "Maafkan aku." Setelah itu dia pergi, meninggalkan ruang kelasnya yang membuat beberapa siswa di kelasnya dan Jeno bingung.

"Apa kau baik-baik saja, Jeno?" Tanya Jaemin. Dia memasuki kelas dan tadi dia melihat semuanya dari luar. "Dia baik-baik saja. Dia hanya stres dengan pekerjaan sekolah. Kau tahu posisi dia di kelas kita, benar. Tentu saja, dia ingin mempertahankan posisinya sebagai siswa terbaik."

Jeno mengangguk. Dia berdiri dan melihat wajah Jaemin. "Dia pacarmu, kan. Jaga dia, Na. Dia terlihat lebih dari sekedar stres. Sepertinya dia takut akan sesuatu."

Jaemin tersenyum. "Aku selalu menjaga baby ku, Jeno." lalu dia pergi, pergi ke tempat Renjun berada. Kenyataannya, Jaemin menyembunyikan sesuatu dalam dirinya. Jeno tidak punya hak untuk menunjukkan kepeduliannya pada Renjun

Jaemin terus berjalan di sepanjang lorong, mencoba untuk menemukan Renjun. Dia mengerutkan keningnya ketika ia tidak melihat tanda-tanda kekasih mungilnya.

Jaemin kemudian memutuskan untuk menghubungi Renjun. Ketika Renjun menjawab panggilan, semua yang dia dengar hanyalah nafas berat Renjun. Jaemin menggigit bibir bawahnya.

"Tunggu aku di sana."

Dia lari ke ruang uks. Sesampainya di sana ia melihat Renjun terbaring di ranjang uks, tampak begitu pucat.

Jaemin dapat melihat bahwa Renjun sedang menghadapi trauma sekarang tapi dia tidak tahu mengapa trauma Renjun bisa muncul lagi.

Jujur, Jaemin menyadari ada sesuatu yang tidak benar dengan Renjun sejak pagi.

Jaemin berjalan mendekat dan memeluk Renjun di ranjang. Dia mencium dahi Renjun dengan penuh kasih. Dia membelai rambut Renjun dengan lembut, berharap itu akan membuat Renjun merasa lebih baik.

"Aku melihatnya," Renjun berbicara, memegang erat Jaemin. "Kau tahu bahwa aku membencinya, tetapi mengapa kau membiarkannya dan membuat ku melihatnya secara tidak sengaja?!"

Mata Jaemin melebar. Dia tidak mengerti-

"Fuck! Aku lupa!"

Renjun mendorong Jaemin dan memalingkan muka. "Aku sangat kecewa denganmu."

"Sayang, aku lupa membuangnya. Please, aku minta maaf."

Renjun menggelengkan kepalanya. "Ketika Jeno menunjukkan kepeduliannya kepada ku, aku memikirkannya. Aku takut kau akan melakukan hal yang sama pada Jeno."

Rahang Jaemin mengeras tapi dia tidak bisa hilang kendali di sini sekarang terutama ketika mereka masih di sekolah dan kondisi Renjun seperti ini

"Aku akan melakukan hal yang sama pada Jeno."

Renjun memalingkan wajahnya ke Jaemin. Matanya melebar. "Tidak! Dia tidak melakukan apa-apa!"

"Dia menyukaimu! Aku tahu dia ingin mencuri mu dari ku!"

Renjun terdiam. Tubuhnya gemetar lagi dan wajahnya menjadi pucat.

Jaemin menghembuskan nafas, berbaring di samping Renjun dan memeluk Renjun dengan erat.

"Aku akan membuatmu terbiasa dengan ini. Suatu hari, kau akan mendapatkan lebih dari ini, dan ini tidak akan terjadi pada mu lagi."

"Ini mengerikan. Daging mereka di mana-mana, mata mereka, organ mereka"

"Shh, babe, tidak apa-apa. Kau akan terbiasa dengan ini. Aku akan menghilangkan traumamu. Aku janji." Jaemin mencium pipi Renjun. "Seperti sebelumnya, perlahan-lahan aku akan membuatmu melupakan traumamu."






"Aku benci dia bertingkah seperti itu padamu, sayang. Aku benar-benar ingin membunuhnya seperti cara aku membunuh Mark dan Lucas."
-Jaemin to Renjun-

----------------------

TBC

See you~



PSYCHO || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang