24. Kita nikah yuk!

1K 62 2
                                    

"Rayhan, Papa mau bicara sama kamu," ujar Bima setelah makan malam bersama.

Rayhan mengangguk. Kemudian berjalan mengikuti Papanya ke Ruang keluarga. Rayhan duduk di sofa single dan Papa nya duduk bersama sang istri.

"Ada apa, Pa?"

"Besok malam kamu iku Papa ke rumah teman lama Papa."

"Emang ada apa? Tumben Papa ngajak Rayhan."

"Papa mau kamu menikah."

Empat kata yang terus terngiang di telinga Rayhan. Rayhan terkekeh pelan. "Papa ada-ada aja, Rayhan kan masih sma main nikahin Rayhan aja,  Papa sehat kan?"

"Papa nggak bercanda Rayhan!" tegas Bima.

"Pokoknya Rayhan nggak setuju, maen nikahin aja, emang nikah cuma ngucap ijab qobul doang," gerutu Rayhan. "Emang Rayhan nggak laku apa, orang ganteng kayak gini masak nggak ada yang mau."

"Rayhan!" tegur Lita.

"Ma! Nikah itu tanggung jawab nya besar, ngurusin diri Rayhan aja belum tentu Rayhan bisa apalagi ngurusin anak orang. Anak orang Ma!"

"Kamu nikah, agar kamu nggak terjerumus hal-hal yang tak di inginkan Rayhan! Papa nggak mau,  masalah uang Papa yang akan urus," kata Herman. "Kamu akhir-akhir ini juga agak pendiem, pasti gara gara cewek kan, makanya papa mau kamu menikah, agar kamu nggak kepikirn oleh perempuan-perempuan yang sama sekali nggak mikirin kamu."

"Rayhan bisa cari sendiri kok Pa, kasih waktu beberapa hari buat Rayhan."

"Keputusan Papa udah bulat, sebulat tahu bulat." Rayhan dan Lita cengo, kenapa orang yang tadi sangat serius hadi begini?  Entah.

"Nggak bisa di gangu gugat, seperti perceraian," imbuh Herman dan beranjak masuk ke Kamar.

Rayhan sudah sangat menahan tawa dari tadi, bisa-bisa nya orang yang menyandang sebagai Papa nya sangat humoris pada waktunya.

•••••

Sekolah kali ini Rayhan tak ada semangat-semangatnya akibat perkataan Papanya.

Seseorang menghampiri Rayhan. "Ray," panggil orang itu.

"Ada apa, Riza?" tanya Rayhan.

"Nanti sore ada pertandingan Basket mau iku nggak?" tanya orang yang di panggil Riza itu.

Rayhan nampak berfikir, mungkin bisa untuk memperlambat rencana Papanya.

"Boleh deh, tanding sama?"

"Sama SMA 14."

"Oke gue ikut."

"Kak Rayhan!" ucap seseorang menghentingkan Rayhan yang ingun melangkah.

"Kak Rayhan ngapain disini?" tanya perempuan itu.

"Apa urusannya sama lo?" ucap Rayhan dingin.

"Nggak kok, Gita cuma tanya aja,  kak Rayhan ngapain disini."

Rayhan sudah muak dengan perkataan gadis di depannya ini. "Lo siapa sih ngurusin hidup orang? Nggak ada kerjaan banget tau nggak?!"

Rayhan langsung pergi dari hadapan Gita.

"Rayhan!"

Sesorang lagi memanggilnya. Kenapa hari ini banyak sekali yang mengganggunya. Sabar Rayhan!

"Ada apa sih?" tanya Rayhan tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.

"Rayhan!"

Rayhan langsung menoleh pada orang itu. Raina!

"Eh Raina,  ternyata lo. Ada apa?" senyum Rayhan.

"Nggak,  yuk ke kelas bareng." Raina berjalan berdampingan dengan Rayhan.

'Tumben banget,' batin Rayhan.

"Bentar." Rayhan langsung menarik tangan Raina agar ikut dengannya ke taman belakang sekolah.

"Lo kenapa sih malah ngajak kesini," tanya Raina saat sudah sampai di taman.

Rayhan mengambil posisi duduk di batang pohon yang tumbang. "Raina, kita nikah yuk."

Tak ada sahutan. Raina terbahak. "Lo ngajak gue nikah? Pala lo sakit apa gimana." Raina menyentuh dahi Rayhan.

Rayhan memegang tangan Raina lalu menariknya agar duduk di sampingnya. "Nggak Rain,  gue serius. Lo mau kan nikah sama gue," ucap Rayhan mmenatapke dua mata Raina.

"Lo sebenarnya kenapa sih?" tanya Raina.

"Gue mau di nikahin ama bokap gue, sama anak temennya."

"Kok bisa?"

"Gue galau Rain, gara-gara lo akhir-akhir ini lo cuek sama gue."

"Apasih gue dibawa-bawa."

"Lo masih cinta nggak sama gue?" Raina terdiam. "Jawab Rain, kalau pun lo idah nggak cinta, gue akan terima perjodohan yang nggak masuk akal itu."

Raina mengangguk.

"Ayo kita nikah!" ajak Rayhan semangat.

"Tapi Ray."

"Nggak ada tapi-tapian, ayo nikah biar sama lo."

"Tapi lo harus penuhin permintaan bokap lo Ray." Raina memegang tangan Rayhan. "Mungkin kisah kita cuma sampai di sini."

"Raina! Ayo kita nikah," rengek Rayhan.

"Nggak Ray!"

"Kita nikah atau gue cium bibir lo, nggak ada penolakan!" ucap Rayhan tegas.

"Hah lo kira ini cerita di wattpad? Kalau nolak cium bibir, sadar woi! Jangan halu!" Raina berucap dengan gelak tawa. Pasalnya Raina memang tahu kalau Rayhan suka membaca cerita-cerita di wattpad. Jangan lupa Raina juga pembaca wattpad, jadi ia tahu kejadian-kejadian yang sering terjadi di situ.

•••••

Vote komen, oke

See you next part

Maafkan typo,  belum sempat revisi,  tulis langsung publish

Bantu tandai typo oke. Bayyy 🙂😍

18-05-2020







13-06-20

Cinta masa SMA (End) Where stories live. Discover now