(2) Gulf : "Lucky me have u Mew"

9.5K 285 5
                                    

Gulf POV

Seharian suntuk aku melihat layar komputer dimeja kerjaku. Hari ini ada deadline yang di buat-buat oleh boss ku hanya karena kemarin aku pulang lebih dulu tanpa memberi kabar kepadanya. Padahal sudahku selesaikan pekerjaannya yang dia minta. Tetapi aku seperti tidak boleh lepas sedetikpun darinya.

Dia masih didalam ruangannya, duduk dimejanya menatap layar komputer dan menyeruput sedikit demi sedikit kopi yang telah ku buatkan tadi sore. Sesekali dia mengerutkan dahinya, seperti melihat kejanggalan di depan komputernya. Memandanginya seperti itu sudah jadi kebiasaanku sejak 3 tahun belakangan ini. Meskipun begitu aku tidak pernah muak melihatnya.

Aku masih terus berkutat dengan ketikan yang hampir selesai. Akan ku berikan berkas itu secepat mungkin, aku benar-benar butuh tidur kali ini. Mataku mulai buram untuk melihat layar komputer, mungkin aku butuh istirahat sebentar. Aku berdiri berjalan menuju pantry, tidak ada satu orang pun disini. Semuanya sudah pulang, hanya tinggal aku, satpam, office boy, dan boss di ruangannya. Memang hari ini aku pulang larut agar pekerjaanku cepat selesai.

Aku mengambil cangkir dan membuat kopi susu, aku berharap kopi susu ini dapat menghilangkan penatku sedikit. Ku bawa kopi itu kembali ke meja kerjaku. Sekilas ku lihat keruangan boss, tetapi dia tidak ada disana. Apa mungkin dia sudah pulang?

Aku mulai kesal karena dia meninggalkanku. Padahal dia sendiri yang bilang akan menungguku untuk menyelesaikan berkas ini. Dengan cepat ku selesaikan dan mulai menge-print berkasnya. Setelah semuanya selesai aku langsung memasuki ruangan bossku dan menaruh berkas di atas meja kerjanya.

Aku kembali kemeja kerja dan langsung membereskan barang-barangku. Aku ingin pulang secepat mungkin. Belum sempat aku membawa tasku. Tiba-tiba tangan kekar itu menarik pinggangku.

"Sayang kok buru-buru banget" dia berbisik di telingaku. Sentak aku langsung membalikan badanku.

"Lah kamu disini. Aku kira kamu yang ninggalin aku." Aku langsung membalasnya dengan nada yang sinis.

"Mana bisa aku pulang duluan. Kan istri aku masih disini." Dia kembali menarik tubuhku. Meninggalkan ciuman kecil di pipiku.

"Ihhsss apaan sih mew. Ini kantor, ada cctv, jangan macem-macem." Aku mendorong tubuhnya dan kembali mengemas barang-barangku. "Ayo pulang, aku capek banget dikasih tugas yang ga jelas sama kamu. Padahal bukan kerjaan aku."

"Siapa suruh kemarin pergi ga bilang aku?" Mew meninggikan suaranya.

"Kan aku udah jelasin. Aku pergi sama bright buat beli kado nya win. Kamu kenapa sih cemburuan banget" aku mulai kesal dengannya.

"Win sama aku ulang tahunnya barengan. Dan kamu cuma inget win aja? Kapan sih kamu bakal jadi istri yang baik-baik aja kaya win ke bright?" Dia mulai marah. Aku pergi meninggalkannya.

Ini kebiasaan kita, bertengkar karena hal sepele, dan aku sudah terbiasa dengan hal-hal itu. Semenjak mew tinggal satu condo denganku. Dia lebih sering marah-marah dan aku hanya akan meninggalkannya ketika dia mulai marah-marah. Kadang lucu juga ketika dia hanya akan cemberut sepanjang hari karena aku tidak mengubris omelannya.

Aku langsung berjalan menuju mobil. Menunggu mew mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal. Aku sengaja membiarkannya kesal hinggal jam 12 malam nanti. Karena aku sudah mempersiapkan kado terbaik untuknya malam ini.

Dia datang dengan wajah kesal. Aku hanya terkekeh melihat tingkahnya. Menyenangkan memang membuatnya kesal. Aku sengaja tidur pulas ketika perjalanan pulang. Aku yakin sekarang dia benar-benar ingin menabrakkan mobilnya ke tiang listrik terdekat. Mew paling tidak suka ketika perjalanan apapun dia ditinggal tidur kecuali aku dalam keadaan sakit.

One shoot story about Mew Suppasit and Gulf KanawutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang