(8) Dangerous Playing Time

8.1K 258 4
                                    

⚠️🚨 21++🚨⚠️
*Submisson, Submissive, BDSM*
Bagi pembaca, gue harap jangan meniru segala hal yang ada didalam cerita.
Ini murni imajinasi gue.
Dan semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih🙏🏻

(Nb : gue saranin baca ini sambil denger lagunya Charlotte Lawrence-joke's on you😉)
##

Author POV

Gulf sudah memasuki RED Room milik mew. Terlihat disana berbagai macam alat BDSM yang tergantung didinding maupun ditempatkan didalam lemari kaca. Gulf menelan salivanya berat, dia rasa malam ini dia akan mati kutu akibat kebodohannya yang telah melakukan kesalahan, pergi bersama teman laki-laki lainnya tanpa memberi tahu mew terlebih dahulu.

Gulf lupa jika laki-laki yang dicintainya ini telah menunggunya sore tadi diparkiran selama hampir 2 jam. Ketika mew menghubunginya berkali-kali gulf baru menyadari telponnya tak sengaja dia silent karena siang tadi ada rapat kerja. Gulf langsung kembali keparkiran melihat mew sudah menunggunya dengan tatapan marah.

Sesampainya dirumah mew langsung melemparkan barang-barang yang dia bawa dan mengambil kunci RED Room yang dia simpan dilaci dekat piano, lalu melemparkannya pada gulf. Gulf tau mew akan menghukumnya kali ini, sudah kebiasaan mereka jika salah satunya melakukan kesalahan harus mempertanggung jawabkannya didalam RED Room.

Gulf masih terdiam ditengah ruangan, mengingat kejadian terakhir waktu dia melakukan kesalahan pada mew. Rasanya dia tidak mau hari itu terulang, tapi sekarang sia-sia, dia telah melakukan kesalahan. Dia harus menerima segala konsekuensi yang telah mereka setujui.

-krek- suara pintu terbuka. Mew masuk membawa sebotol wine dan satu gelas penuh es batu. Mew hanya mengenakan celana jeans panjang yang terkoyak didibagian lututnya, pemandangan indah sekaligus mengerikan bagi gulf saat ini.

"Do you know what your mistake is?" Mew berjalan melewati gulf, menaruh botol dan gelas diatas meja kecil dekat 'kasur penyiksaan'.

"Yes sir.." gulf menjawabnya pelan.

"Sekarang ada pembelan apa dari kamu?" Mew mendekati gulf lalu menarik dagu gulf.

Gulf hanya mengelengkan kepalanya, matanya tidak berani melihat mata mew yang sedang menatapnya.

"LOOK AT ME!" Bentak mew.

"Yes sir" gulf menatap mata mew, jantungnya berdegup kencang, nafasnya tidak beraturan.

"Good boy" mew mengelus kepala gulf. "Karena kamu tidak melakukan pembelaan, kali ini hukumanmu aku ringankan. You can say your safe word, do you remember?"

"Yes sir, chocolate" jawab gulf.

"Good.." mew mulai membuka kancing kemeja gulf satu persatu, melempar bajunya sembarangan. Lalu mew membuka kancing celana gulf dengan perlahan sambil sesekali mencium dan menjilati paha gulf secara bergantian. "Rasa pahamu tidak pernah berubah. Selalu manis."

Gulf hanya bisa melihat segala kegiatan yang mew lakukan kepadanya, sambil berharap hukumannya kali ini benar-benar ringan. Mew menyisakan celana dalam gulf tetap melekat pada dirinya, dicium penis gulf yang masih terbalut celana dalamnya itu.

Seketika bulu kuduk gulf berdiri. Mew bangkit dan mengambil beberapa peralatan yang akan dia gunakan untuk menghukum gulf kali ini, lalu melemparkannya keatas kasur. Gulf melihat peralatan yang akan mew gunakan, sepertinya akan membuatnya tidak bisa berjalan lagi seperti saat itu.

Mew kembali mendekati gulf sambil membawa cambuk ditangannya. Dibawanya gulf keatas meja yang agak luas dan menyuruhnya untuk menungging, gulf hanya bisa pasrah mengikuti permainannya.

One shoot story about Mew Suppasit and Gulf KanawutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang