(3) Mew : "Gulf, you're my biggest fear"

8.5K 258 2
                                    

Mew POV

Sudah hampir 1 bulan aku menetap diruangan ini. Disini memang tidak menyenangkan, tapi aku tetap bisa bertahan dengan keadaan. Pemilik ruangan ini sangat mencintaiku, dia memperlakukanku dengan baik. Meskipun bukan hanya karena alasan cinta dia benar-benar menampungku disini.

"Gimana? Masih betahkan kamu disini?" Tiba-tiba laki-laki itu masuk. Dia menutup kembali dan mengunci pintunya. Aku hanya menatapnya sayu tidak ingin menjawab dan memasang wajah memelas.

"Apa yang kamu rasain sekarang?" Dia masih terus bertanya. Menginginkan jawaban keluar dari mulutku, seraya berjalan menuju kearahku. "Aku udah ngasih kamu waktu 1 bulan untuk mencintaiku, masih belum bisa merasakannya hah?!" Dia mulai membentakku.

"Gulf, aku bukannya tidak bisa mencintaimu. Aku sudah menyukaimu setelah 3 hari berada disini. Tapi untuk mencintai itu bukan hal yang mudah!" Aku menjelaskan kembali.

"Persetan mew! Emangnya menyukai ga sama dengan mencintai?" Dia mendekati wajahku, memasang muka geram, aku hanya bisa menatapnya. "Fuck!" Dia menarik kerah bajuku.
"Kamu tahu, besok hari terakhir kamu masih bisa ngeliat aku. Jangan sampai kamu nyesel ga bisa ketemu aku lagi karena kebodohanmu! Camkan itu!" Dia mendorongku kembali hingga bersandar ke kursi.

Dia berjalan kesudut ruangan. Duduk bersandar sambil melihatku yang masih terduduk diatas kursi. Tiba-tiba aku melihatnya mengeluarkan air mata, ini pertama kalinya aku melihat gulf menangis. Aku yang tidak tega melihatnya langsung mendekatinya dan memeluknya.

"Kamu tau mew, ini pertama kalinya aku benar-benar mencintai seseorang. Waktu pertama kali aku kenal kamu, aku berharap jika kamu orang yang tepat untuk bisa membatalkan pernikahanku dengan wanita sialan itu!" Dia meringkuk tanpa menghiraukan ku yang sejak tadi memeluknya.

"Gulf, aku ini laki-laki. Gimana bisa disamain sama wanita. Harusnya kamu mencari wanita untuk membatalkan pernikahanmu dengan wanita itu. Bukan dengan laki-laki seperti aku." Aku mengelus kepalanya. Berharap dia tidak meledak dan mendengarkan nasehatku.

"Tapi aku ga pernah memandang cinta seseorang dari gendernya. Aku mencintai kamu mew. Bukan karena kamu laki-laki atau wanita sekalipun. Ga bisa ya kamu ngerti perasaanku?" Dia menatap mataku dalam-dalam. Aku mengetahui seberapa besar rasa cintanya padaku.

"Aku paham gulf. Tapi semua ini perlu dibicarakan lebih jauh sama orang tua kamu. Apalagi kamu bukan dari keluarga sembarangan. Aku ga mau membuat hidupmu berantakan seperti diriku."

"Aku ga peduli. Aku hanya ingin bersamamu." Air mata gulf mulai mengalir lebih deras. Aku tahu seberapa sakitnya dia sekarang. Ditekan oleh keluarganya untuk mencintai seseorang yang bukan dia inginkan.

"Mew.. can we play tonight? I really want you to relieve the pain in my head." Minta gulf padaku. Aku masih tidak habis pikir dengannya. Padahal semalaman suntuk aku sudah bermain dengannya.

"Kamu ga capek? Semalam kita main sampe 3 ronde loh gulf." Aku masih kaget mendengar permintaannya.

"Aku ga tau lusa aku masih bisa ketemu sama kamu atau engga. Mungkin aja ini malam terakhir kita. Aku hanya ga ingin menyia-nyiakan waktu yang ada sama kamu." Dia berdiri dan berjalan menuju lemari. Menggambil beberapa peralatan yang biasa kita gunakan ketika kita bermain. Dia melemparkannya keatas kasur.
"Let's play daddy, i know you want me too.."
##

Okay keep going guys..
Fantasiku dimulai.. seperti biasa akan bar-bar.. dan jangan lupa bernafas yaa😉
Enjoyyyyy❤️

##

Author POV

Mew bangkit dan mulai mendekati gulf. Memeluknya dari belakang dan menciumi bagian tungkuk leher gulf. Gulf hanya bisa menikmatinya.

One shoot story about Mew Suppasit and Gulf KanawutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang