(18) Kabukichō No Ame [1]

2.6K 79 14
                                    

( Collaboration with XiaoHebi )

This my first collab with another author..
Jadi cerita ini akan aku bagi 3 Part dan akan di up 3 hari setelah up-an yang sebelumnya.

Aku harap disini kalian membaca ceritanya, bukan karena siapa karakter yang mendominasi🙏🏻 So.. enjoy babe❤️

⚠️ Top!Gulf x Bottom!Mew

##

Lagi-lagi kota Kabukichō terguyur hujan, sudah berapa kali ditengah akhir musim panas ini? Mungkin beberapa orang menyukai hujan, tapi tidak untuk pria dengan yukata kuning bermotif matahari yang duduk didekat teras bangunan bergaya jepang itu, dia menatap sendu hujan sore ini, tidak ada yang menyadarinya kalau dia selalu sedih setiap hujan datang.

Kedua manik coklatnya bergerak memperhatikan para pekerjanya yang sedang membantu pelanggan yang datang membersihkan diri, jari panjang pria itu bergerak pelan untuk membuang abu tembakau dari kiseru panjang yang ia hisap.

Mew, nama pria itu. Dia adalah pemilik dari rumah bordil disudut kota Kabukichō, satu-satunya rumah bordil yang mempertahankan tema tradisional jepang, dari interior khas dan juga para pekerjanya semuanya mengenakan kimono dan yukata, membuat siapa saja yang mampir kesana akan merasa dibawa ke masa lalu.

Mew memejamkan matanya pelan mendengar petir kecil dari luar, kemudian bangun dan mendudukkan dirinya di dekat altar rumah itu, memainkan shamisen miliknya dengan lembut, mungkin jika dilihat sampai sini, tempatnya jauh dari kesan tempat prostitusi.

Jari-jari panjangnya perlahan memetik shamisen itu, memfokuskan diri pada permainannya berharap suara hujan itu menghilang.

Tapi bukankah mustahil? Kadang meskipun cuacanya sangat cerah Mew masih bisa mendengar suara hujan deras di dalam kepalanya, seperti tema yang dia usung.

masa lalu.

Dia juga terjebak dimasa lalu.

Petikannya berhenti saat salah satu pekerjanya menghampirinya, "Mew-sama, pelanggan itu datang lagi."

Perlahan Mew membuka matanya, melihat pria yang berdiri di dekat pintu geser utama, bersandar dengan kondisi basah tersenyum kearah Mew.

Pria itu lagi, pria yang selalu datang setiap Kabukichō menerima tumpahan air mata dari langit, selalu datang dengan senyuman yang sama menatap Mew dengan tatapan yang sama.

Lembut mungkin jika Mew harus mendeskripsikannya.

Satu-satunya pria yang berani ingin membeli Mew, padahal ia tidak menjual dirinya.

Anggukan pelan dia berikan pada pelayannya membuat gadis itu mengangguk mengerti, Mew berdiri dan membenarkan yukata-nya. "Tadaima" bisik pria itu kecil membuat Mew bisa merasakan tubuhnya sedikit bergetar.

Tangan yang gemetar itu akhirnya menarik handuk dan menaruhnya dikepala sang pelanggan, "okaeri" ucap Mew pelan mengusapkan material berbulu putih itu dikepala sang pelanggan.

Gulf Kanawut namanya, dia selalu datang setiap hujan mengguyur Kabukichō.

"Apakah hujannya sudah reda?" Tanyanya pelan memegang tangan Mew yang sibuk bergerak kesana-kemari untuk mengeringkan rambut Gulf.

Mew sendiri sedikit bingung kenapa Gulf selalu menanyakan hal ini, padahal dia bisa melihat sendiri apa hujannya sudah reda atau tidak, "belum, masih deras." Tapi ia selalu menjawabnya, sambil melihat kearah jendela dimana rintikan air itu berjatuhan.

One shoot story about Mew Suppasit and Gulf KanawutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang