Si Tampan Berhati Iblis

3.2K 286 20
                                    


Suatu sore di  stasiun tv terkenal, Mahesa Agam aktor papan atas yang memiliki wajah rupawan sedang berada di ruang make up untuk menunggu namanya dipanggil. Mahesa Agam atau yang lebih akrab dipanggil dengan Agam fokus menatap layar hp melihat feed instagram. Sesekali jempolnya memencet lambang love pada foto-foto yang dia sukai.

Agam melirik sekilas, ruangan yang dia tempati kosong. Pada kolom pencarian, jemarinya mengetikan nama Maudy Utari. Tanpa ada maksud yang jelas, kecuali rasa ingin tahu yang mendesaknya ingin melihat  bagaimana kabar perempuan itu?

Maudy Utari diikuti oleh 250 ribu orang dan hanya mengikuti sepuluh orang. Untuk Aktris pendatang baru cukup lumayan. Agam menyipitkan mata saat melihat foto terbaru yang diposting sang pemilik akun.

 Agam menyipitkan mata saat melihat foto terbaru yang diposting sang pemilik akun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Agam yakin sekali kalau foto itu pasti foto editan! Payudara Maudy tidak sebesar itu ... Agam pernah melihatnya langsung dengan mata kepalanya dan jelas dia tidak akan menyangsikan kebenaran matanya. Biar apa sih pose seperti ini?  rutuknya dalam hati.

"Mas Agam, lima menit lagi siap ya?" panggil seorang production asisten dari program acara Bincang Sore.

Agam hanya mengangguk tanpa senyum. Sebelum mematikan hpnya, Agam melihat sekali lagi. Foto tersebut diposting Maudy seminggu yang lalu. Hanya berjarak tiga hari dari kecelakaan yang melibatkan mereka berdua.

***

"Beri tepuk tangan untuk kedatangan tamu spesial kita Mahesa Agam," suara Deby Conduzer  mengucapkan dengan lantang saat Agam memasuki studio. 

Agam berjalan penuh percaya diri dan berjabat tangan sesaat dengan Deby Conduzer sebelum duduk di sofa panjang berwarna merah. Wajahnya tak henti-henti mengedarkan senyum kepada para penonton yang hadir di studio.

"Kemarin gue denger-denger lo abis kecelakaan? Bener nggak sih? gue tunggu-tunggu di tv sepi-sepi aja?" tanya Deby.

"Biasa Mas, kecelakaan kecil aja." Agam menunjukan lututnya yang terbentur aspal saat sedang mengendarai sepedanya.

"What? itu mah nggak kecil! itu artis yang di sana aja, kena minyak goreng langsung oplas. Kok lo diem-diem aja?

"Ini gue udah bawa ke dokter dan ya nggak ada yang bahaya. Pas kemaren manajer gue bilang ada wartawan yang mau tahu kondisi gue. Ya gue bilang, cari berita yang lain aja. Nggak penting amat beritain dengkul gue!"  jelas Agam diakhiri senyum usil.

"Tepuk tangan dong buat Agam! Ini nih yang gue suka dari lo. Pamernya karya aja ya. By the way,  selamat ya film terakhir lo banyak menang penghargaan. Trus lo dapet Best Actor kan?" tanya Deby antusias.

"Berkat dukugan masyarakat Indonesia, film kita bisa maju," jawab Agam diplomatis.

"Jadi jagoan udah pernah, jadi penjahat juga pernah... kayaknya hampir semua karakter udah pernah lo mainin ya. Ada nggak sih satu nama gitu yang pengen banget lo jadiin lawan main lo gitu?"

"Laki-laki atau perempuan nih?"

"Bebas."

"Hmmm..." Agam tampak berpikir sejenak. Lalu t,erucaplah sebuah nama, "Maudy Utari."

"Maudy Utari, gue baru denger namanya. Pendatang baru?" tanya Deby penasaran.

Agam mengangguk. "Kemarin gue ada project film pendek gitu, nah si Maudy ini dia cuma jadi figuran tapi punya peran penting. Pas gue lihat, calon bintang nih. Dua atau tiga tahun lagi, tv pasti bakal penuh sama mukanya," jelas Agam.

"Wow, seorang Agam bisa melihat aura bintang seseorang ya?"

Agam tertawa, "Bakat alamiah aja sih. Si Maudy ini bener-bener punya pesona yang kuat. Makanya gue bilang, someday ... gue pengen bisa ketemu lagi sama dia satu project."

"Tepuk tangan dong buat Mahesa Agam. Sukses ya, Bro. Makasih udah nyempetin main-main ke sini padahal jadwal lo pasti padet banget."


***

"MAHESA AGAM TERPEDAYA OLEH PESONA MAUDY UTARI."

"AGAM MENGAKU TAK PUAS DAN INGIN KEMBALI BERAKTING BERSAMA MAUDY."

"MAUDY UTARI, PENDATANG BARU YANG MENCURI PERHATIAN MAHESA AGAM"

Fafa yang baru saja menginjakkan kakinya di kantor sambil menenteng bubur ayam untuk sarapannya, terpaksa harus menunda kebiasaan paginya. Saat dia membuka laptop untuk memeriksa sosial media, tiba-tiba nafasnya tertahan. Ada apakah ini? kenapa semuanya memberitakan Maudy--salah satu aktris di bawah naungan milik Oriana Jasmeen  tempatnya bekerja.

Fafa buru-buru mengambil hpnya. Maudy, where are you? oh my god! hanya terdengar nada sambung dan tidak terjawab. Fafa segera mengetikan pesan untuk Maudy yang berisikan, jika Maudy membaca pesan tersebut. Maudy harus segera menghubunginya.

***



I Wish You Were MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang