Sudah Jatuh Tertiban Tangga

1.8K 250 44
                                    


[Unknown Number]: Hai

[Unknown Number]: Apa kabar?

Maudy membaca dua pesan yang masuk di hpnya, dari nomor yang tidak terdaftar. Tidak banyak yang tahu tentang nomor yang dia gunakan, hanya sahabat, keluarga dan orang-orang di manajemennya. Kejadian terror beberapa bulan lalu cukup menjadi pelajaran untuk Maudy agar tidak memberikan nomor hpnya ke sembarangan orang.

[Unknown Number]: Tolong balas. Saya ingin tahu kabarmu.

Maudy hampir saja membalas untuk menanyakan siapa ini? Cuma dia menahannya. Pesan ini pasti hanya dari orang iseng. Lebih baik tidak meladeninya.

[Unknown Number]:  Send picture

[Unknown Number]:  Send picture

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sial, sial .... Tangan Maudy bergetar, nggak mungkin. Maudy mematikan hpnya dan melemparnya ke sofa lalu meninggalkannya ke dalam kamar. Kenapa jadi rumit begini? Semua yang terjadi malam itu hanya kecelakaan dan mereka sepakat untuk tidak bertemu lagi.

Kalau saja malam itu Maudy tidak menerima ajakan Nena—salah seorang kru produksi yang terlibat di Flores untuk bergabung pada farewell party, Maudy pasti bisa mengangkat kepalanya saat berhadapan dengan Mahesa Agam.

Menjelang tengah malam, Maudy menyalakan kembali hpnya. Bunyi notifikasi pesan masuk dan puluhan panggilan tidak terjawab muncul di layar hpnya. Kay, Fafa, Kay, Fafa dan terakhir si Mr.Unknown Number yang tidak ingin Maudy sebutkan namanya.

[Unknown Number]: Saya harap kita bisa bertemu lagi.

Hah? Bertemu lagi? demi semua mahluk bumi yang kini bernapas, Maudy tidak akan mau menemui laki-laki itu. Si tampan berhati iblis yang bermuka dua, makinya dalam hati. Enak saja, siapa dia bisa-bisanya mengatur hidupnya?

"Ya, Kay?" Maudy mengangkat teleponnya sambil membuka kulkasnya, dia mengambil satu botol minuman soda yang Fafa selalu bilang adalah minuman penuh dosa.

"LO KE MANA AJAAAAA??? GILA LO YAAA," teriak Kay dan membuat Maudy menjauhkan hpnya dari telinganya.

Ini Kay kesambet apa sih? tengah malam begini masih full charged. "Gue di rumah aja."

"DASAR GILA. Nggak tahu apa seharian ini lo tuh kayak buronan. Semua orang di kantor ditanyain dan nggak ada yang tahu lo ada di mana. Trus juga tadi Fafa ke tempat lo, nggak ada yang nyahut! Lo sengaja ya menghindar? Hah?

"Tarik napas dulu, Kay, trus ambil minum. Kasian sama tenggorokan lo..." Maudy mengalihkan.

"Bisanya ya lo becanda..." serang Kay. "Jawab gue, lo ke mana seharian ini?"

"Apartemen: makan-tidur-makan. Gue nggak ke mana-mana. Cuma memang hp sengaja gue matiin."

"Jangan pernah lo ulangin lagi, atau gue nggak akan pernah maafin lo..."

I Wish You Were MineWhere stories live. Discover now