47. Lagi

3.4K 272 94
                                    

"So, I think things get better so they can get worse easily."
-Anara Emiley

***

Sore ini sepulang sekolah, Daver mengajak Anara untuk pergi ke salah satu cabang kafe milik Natasya. Sekalian untuk memenuhi permintaan ibunya itu yang ingin menemui Anara.

Anara tidak berhenti bergumam kagum dari tadi. Kafe milik Natasya benar-benar aesthetic dan sesuai kriteria anak zaman sekarang.

Ditambah lagi lagu-lagu Lauv yang diputar di kafe ini membuat Anara semakin suka dengan suasana hangat bercampur santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditambah lagi lagu-lagu Lauv yang diputar di kafe ini membuat Anara semakin suka dengan suasana hangat bercampur santai.

"Ra, ada yang nge-chat aku, adik kelas," ucap Daver memberi tahu. Sembari menunggu kedatangan Natasya, ia tentu main ponsel dan berbincang dengan Anara.

Anara langsung melongok ke layar ponsel Daver. "Itu mereka dapet ID kamu dari mana, ya?"

"Ini DM Instagram, atuh."

Anara menepuk jidat. "Eh, iya!" Ia terkikih. "Kamu bales apa?"

"Aku follback aja enggak. Mana kenal." Daver memberi lihat isi pesannya. "Sebenernya cuma reply story gini-gini aja sih mereka."

Anara iseng mengambil ponsel Daver dan membaca isinya. Daver pun membiarkan Anara yang gabut itu mengotak-atik ponselnya.

Daver merentangkan tangannya, melewati pundak Anara saat gadisnya itu menyandarkan tubuh. Anara terlihat asyik sekali. Kadang gadis itu tertawa sendiri.

"Biasanya cewek bakal marah," ucap Daver sesekali melirik.

"Ha? Marah kenapa?" Anara masih terlalu fokus pada layar dan menjawab Daver asal.

"Kalo ceweknya dichat kayak gitu." Daver memejamkan mata kemudian. "Eh, kok ceweknya sih. Maksud aku cowoknya."

Anara menatap Daver, lalu tertawa. Ia mendorong pipi Daver. "Kalo kamu diambil beneran baru marah akunya."

"Emang bisa marah?"

"Lah, kamu aja bilang aku sering marah-marah."

Daver terkekeh. Saat ia melihat seorang wanita berjalan menghampirinya, ia langsung berbisik santai pada Anara, "Eh, itu Mama dateng."

Anara langsung melihat arah datangnya Natasya. Benar-benar, Anara tidak heran lagi kenapa Giselle bisa secantik itu. Pasti turun dari Natasya.

Menyambut Natasya, Daver dan Anara berdiri sebagai tanda kesopanan.

"Halo, Sayang," sapa Natasya tersenyum cerah, memeluk Daver sekilas. Setelah itu, ia bersalaman dengan Anara. Ketiganya duduk kembali.

"Mama habis dari mana?" tanya Daver.

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang