49. Argumen

2.8K 291 37
                                    

"Who are you? Cause you're not the girl I fell in love with."
-Daver Negarald

***

Sebelumnya..

"Belom dijemput, Far?"

Daver menghampiri Fara yang menunggu di lobi bersama Evan. Wajah cowok itu tampak kusut tak beraturan. Namun, tetap saja gantengnya tidak hilang.

Mata Fara membulat. "Lah, gue kira lo udah pulang."

"Kenapa lagi lo?" tanya Evan yang peka dengan muka Daver.

"Anara bikin gue bete hari ini." Daver menghela napas. "Duh, itu anak bener-bener deh."

"Ha? Anara kenapa?" Fara penasaran.

"Gak tau. Pusing." Daver bersandar di pilar. Ia membuka satu kancing seragamnya karena merasa panas.

"Gitu lah kalo orang pacaran, ribet." Evan cekikikan.

Daver gelisah. Hatinya tidak tenang kalau ditinggal Anara begitu saja, apalagi dengan perasaan yang tidak menyenangkan.

Bukan Daver kalau tidak keras kepala. Dengan pertimbangan yang cepat, ia mendatangi RSBG untuk melihat Anara.

"Gue ke dalem dulu. Temenin Fara tuh, Van." Daver menepuk bahu Evan dan Fara dengan cepat sebelum pergi.

Daver berjalan santai, tidak berlari. Dalam perjalanan itu, otaknya berpikir atas alasan Anara tampak menjauhinya.

Daver tadinya ingin masuk ketika sudah sampai di depan RSBG. Namun, saat melihat Anara sedang tertawa bersama Gema dari kaca, ia langsung tidak minat.

"Sama orang lain aja bisa ketawa kayak gitu," gumam Daver kesal.

Rasanya, Daver ingin masuk dan mengomel pada Gema ataupun Anara. Tapi saat mengingat Anara tidak suka orang yang emosian, Daver mengurungkan niat lagi.

Saat Gema dan Anara mulai menyadari keberadaannya di balik kaca, Daver langsung meninggalkan tempat.

🥀🥀🥀

Anara gelisah.

Perasaan takut dan merasa bersalah menguasainya karena ia tahu akan maksud dari tatapan Daver yang sangat kentara tadi.

"Chat gak, ya?" Anara mengetuk ponselnya dengan jari. Ragu dan bingung. "Pasti Daver kesel banget."

Satu jam dengan kebimbangan, Anara kesal sendiri. "Aduuuuh! Gini banget sih hidup!"

Pas sekali. Ketika Anara ingin mengetik sesuatu, tiba-tiba ada panggilan masuk.

Anara menghela napas panjang saat melihat nama Natasya yang terpapar di layar.

"Halo?"

"Iya. Halo, Anara?"

"Ada apa, Tan?"

"Belum ada kabar, ya?" Nada Natasya masih stabil—sopan seperti yang lalu.

"Hari ini aku udah jaga jarak sama Daver kok. Cuma emang belum putus." Anara mengeluarkan suara cengiran palsu. "Sebentar lagi ya, Tan. Semuanya butuh proses."

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang