16. Mencari diary

4.7K 450 8
                                    

Happy reading:)

Senja mengobrak abrik tas sekolahnya. Ia sedang mencari buku diary miliknya.

"Aduh sebenarnya kamu kemana sih diary? Aku capek nih nyariin kamu!"

Kini Senja beralih pada meja belajarnya. Dan mengecek satu persatu pada sela buku pelajarannya. Tapi tetap tidak ada. Senja duduk di kasurnya dan mengingat ingat terakhir kali ia melihat buku diary nya itu.

"Ya ampun," Senja menepuk jidatnya "Kayaknya buku aku ketinggalan di kelas deh. Mungkin karena tadi aku buru buru jadi ketinggalan. Aduh gimana nih kalau ada yang baca," Senja panik. Ia mondar mandir kesana kemari sambil menggigit kukunya dan memikirkan apa yang akan dia lakukan. Senja kemudian melirik jam yang terpajang di dinding. Baru jam tujuh malam, pikirnya.

"Nanti kalau ada yang baca gimana, bisa diejek aku karena banyak halu aku disana. Aku harus pergi ke sekolah sekarang. Lagian baru jam 7 malam. Semoga pak Bili masih ada di sekolah,"

Sebagai informasi. Pak Bili adalah penjaga sekolah SMA Rajawali yang menyukai lagu dangdut dan menyukai film suara hati istri dan drakor. Hampir setiap hari saat Senja melewati pos pak Bili maka pertama yang ia lihat adalah pak Bili sedang joged joged sambil menyetel lagu dangdut. Kadang kadang juga, Senja melihat Pak Bili sedang menangis karena nonton SHI dan drakor. Satu lagi, Pak Bili adalah raja drama. Senja hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku penjaga sekolah satu ini.

Senja kemudian mengambil ponselnya dan segera keluar kamar. Ia harus pergi mengambil buku diary itu sebelum ada yang melihat dan membacanya.

"Mah, pah, aku pergi keluar sebentar yah," pamit Senja pada kedua orang tuanya yang sedang menonton tv di ruang tamu. Lalu menyalami tangan mereka

"Kamu mau kemana Ja?" Tanya ibu Senja, Mila.

"Ada yang ketinggalan di sekolah mah," ucap Senja

"Kamu mau ke sekolah malem malem gini?" Tanya ayah Senja, pak Leo.

"Iya pah. Soalnya ada yang ketinggalan,"

"Mau papah antar?" Tawar Leo

"Gak usah pah. Senja kan udah gede. Gak perlu dianter anter lagi!" Tolak Senja

"Ya udah kalau gitu hati hati! Langsung pulang jangan keluyuran!"

"Iyah siap pah,"

*****

Senja turun dari angkot setelah ia membayarnya. Kemudian ia melihat ke arah gerbang, Senja bernafas lega ketika gerbang itu masih dibuka berarti pak Bili masih ada di sekolah.

Senja mencari cari Pak Bili di pos nya tapi tidak ada. Mungkin sedang beres beres, pikirnya. Senja kemudian memutuskan untuk segera pergi ke kelasnya. Ia menaiki tangga untuk sampai dilantai 2. Senja melihat ke sekeliling, suasana begitu sangat mencekam, mungkin karena tidak ada siapapun disini.

Lampu di setiap kelas tidak dinyalakan hanya lampu yang berada di luar saja yang dinyalakan, itu membuat suasana menjadi lebih takut apalagi Senja adalah seorang yang penakut, tapi dia akan melakukan untuk diary nya supaya tidak ada yang membacanya.

Ceklek

Senja membuka pintu kelasnya pelan lalu masuk ke dalam. Ia menekan tombol on untuk menyalakan lampu. Senja kemudian menghampiri bangkunya untuk mencari buku diary.

"Kok gak ada yah. Perasaan tadi disini deh," ucap Senja lalu mengecek satu persatu ke seluruh kolong bangku kelasnya. Tapi tetap tidak ada

"Jangan jangan udah ada yang baca lagi terus dibawa pulang," ucap Senja panik

"Aduh gimana nih." Senja menggigit kukunya sambil berjalan mondar mandir kesana kemari.

"Ayo Senja berpikir berpikir,"

Senja terkejut tiba tiba lampu yang ada dikelas nya mati

"Ke-kenapa bisa mati yah," ucap Senja dengan nada suara takut

"Hi hi hi hi hi hi," tiba tiba suara itu datang dari arah pintu membuat Senja melotot, sementara sekarang Senja sedang membelakangi pintu. Nafas Senja memburu, ia takut suara itu. Senja berpikir kalau suara datang dari kuntilanak. Tapi tunggu tunggu....

"Kok suara hantunya kayak laki laki yah. Apa hantunya banci?" ucap Senja polos

"Hi hi hi hi hi hi," suara itu datang lagi

"Hantu, aku mohon jangan ganggu aku. Kita sama sama perempuan kan, tapi hanya beda alam aja. Meskipun suara kamu beda sih, kayak ada laki lakinya gitu," ucap Senja dengan bibir bergetar

"Gue emang hantu laki laki. Hi hi hi hi hi. Sekarang lo balik badan. Hi hi hi hi," ucap Hantu itu

"Hah? Ba-balik badan?"

"Iyah. Hi hi hi hi,"

"Ga-gak mau. Aku takut!"

"Kalau kamu gak balik badan nanti aku bakal cium kamu. Hi hi hi hi,"

Senja melotot. Emangnya ada ya, hantu yang minta cium?

"Ka-kamu itu hantu apaan sih?"

"Gue hantu gaul. Cepet balik badan sebelum gue beraksi! Hi hi hi hi,"

Senja membalikan badan pelan pelan sambil memejamkan mata. Lalu setelah ia sudah berbalik badan ia membuka matanya pelan. Meskipun gelap, tapi Senja bisa melihat keadaan di sekitarnya. Namun, tidak ada siapa siapa didepannya. Kemudian ada yang menyentuh pundaknya yang membuat Senja terkejut. Pelan tapi pasti Senja melihat ke samping dan....

"AAAAAAAAA," Senja berteriak sangat keras ketika ia melihat sosok wajah yang bercahaya.

"Mmmmmmm," Senja meronta ronta karena mulutnya di bekap oleh sosok yang entah siapa

"Berhenti teriak atau gue cium," Senja kenal suara itu. Suara yang selalu menggema di telinganya setiap hari.

"Segitu aja takut," ucap Langit lalu melepas tangannya di mulut Senja

"Langit kamu apa apaan sih,"

"Gue cuma nakut nakutin lo doang,"

"Ya tapi jangan gitu,"

"Kenapa lo takut?"

"Iyah,"

"SIAPA DISANA?"

*****

Siapa sebenarnya yang berteriak? Temukan jawaban di part selanjutnya.

Maaf yah gantung. Tapi tenang aja, bakal cepat aku update buat part selanjutnya.

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow author

Oh ya, kasih juga kritik sama sarannya

Next?

Langit & Senja [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now