48. Hanya Status!

2.7K 229 44
                                    

Hai halo!
Gimana kabarnya?

Maaf ya aku baru update soalnya aku sibuk banget sama tugas-tugas sekolah aku.


Jangan lupa voment!



Happy reading:)

"Cemburu adalah definisi aku saat
melihat kamu lebih perhatian dengan orang lain daripada aku yang notabene adalah pacarmu."

Semua para siswa-siswi berkumpul ditempat yang sudah diperintahkan. Mereka sepertinya sudah tidak sabar untuk mengikuti penjelajahan.

"Anak-anak bapak akan membacakan nama-nama yang akan satu kelompok," ujar Pak Jaya selaku penanggung jawab di perkemahan ini.

Pak Jaya mulai membacakan satu-persatu nama-nama perkelompok.

"Hanum, Icha dan Yusuf," ucap Pak Jaya. "Giska, Langit dan Senja," lanjut Pak Jaya membuat Senja melotot tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Pak Jaya.

"Ja kok lo sama Giska sih?!" tanya Hanum dengan nada sedikit tidak terima.

"Aku juga gak tau Han," jawab Senja.

"Pasti Giska udah rencanain semuanya Ja. Kayaknya ia mau berbuat sesuatu deh sama lo," tutur Icha membuat Senja semakin panik.

"Tapi disana ada Langit. Gak mungkin lah dia nyakitin Senja." Hanum mencoba berpikir positif.

"Langit yang sekarang itu beda Han. Lo tau sendiri kan dia gak peduli sama Senja," balas Icha.

Mereka berdua nampak berpikir supaya Senja tidak satu kelompok dengan Giska dan Langit. Karena mereka tidak mau melihat sahabatnya kenapa-napa.

"Gue akan usul sama Pak Jaya," ujar Icha tetapi langsung ditahan oleh Senja.

"Eh jangan Han. Gak usah lakuin itu. Kamu tau sendiri kan Pak Jaya itu tipe orang yang keras kepala. Percuma kamu usul gak bakal didengerin," larang Senja.

"Tapi Ja—"

"Udah gak papa," ujar Senja sambil tersenyum.

"Sekarang kalian kumpul bersama kelompok kalian," suruh Pak Jaya setelah menyelesaikan pembagian kelompoknya.

Dengan gugup Senja mendekati Giska dan Langit. Senja kesal ketika melihat Giska merangkul tangan Langit dengan mesra.

"Selamat datang di kelompok ini," ujar Giska setelah berhadapan dengan Senja.

Senja mengepalkan tangannya. "Kamu pasti sengaja kan buat kelompok ini," tebak Senja.

"Iya. Emangnya kenapa? Lo gak setuju. Eh, tapi percuma lo gak setuju, kelompok ini gak akan pernah diubah." Giska tersenyum senang.

Ingin sekali Senja menerkam nenek lampir ini.
Senja menoleh ke arah Langit yang sedang menatap ke depan lurus. Tatapan yang dingin berbeda dari yang tadi.

"Semuanya sudah berkumpul dengan kelompoknya?" tanya Pak Jaya dan mendapati anggukan dari semua siswa.

"Kalau kalian tanya kenapa bapak mengelompokkan kalian menjadi tiga yang beranggotakan dua perempuan dan satu laki-laki. Jawabannya yaitu supaya laki-laki bisa melindungi dua perempuan itu. Jika hanya perempuan saja maka bapak sedikit khawatir. Jadi, untuk para laki-laki diharapkan untuk melindungi perempuan. Jika terjadi sesuatu dengan perempuan dikelompok kalian maka laki-laki lah yang akan disalahkan," terang Pak Jaya membuat semua siswa mengangguk-angguk tanda mengerti. "Dapat dipahami?" tanyanya memastikan.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now