The Samsung's Medical Center Seoul.
Jennie terbangun keesokan paginya. Hal pertama yang dilihatnya setelah membuka mata adalah seorang wanita yang duduk di atas sebuah kursi di dekat jendela yang menghadap ke arahnya.
Kaki panjangnya disilangkan dengan santai, ia mengenakan setelan ramping yang menegaskan garis bahunya yang lebar dan pinggangnya yang ramping, dengan kemeja putih yang terkancing rapat hingga ke kerahnya. Meskipun wanita itu bermandikan sinar matahari, tubuhnya tampak seolah diselimuti embun beku bernuansa kuno. Sikap dingin dan tenangnya persis raja-raja zaman dulu.
Wanita itu mendadak menyadari seseorang yang sedang mengamati dirinya, dan segera mengarahkan tatapannya yang sedalam samudera pada gadis itu. Tatapan dingin wanita itu tampak seolah menembus dirinya.
Pandangan yang dilemparkan wanita itu ke arahnya terlalu agresif, seperti sebilah pisau bedah tajam, yang mengupas dirinya sedikit demi sedikit, membuatnya bergidik.
Jennie memutuskan untuk bertarung dalam perang dingin itu, tak mau kalah dari wanita asing di hadapannya berikut tatapannya yang membuatnya merasa tidak nyaman, ia lalu bertanya dengan tidak sabar.
"Excuse me ma'am, bagaimana aku bisa sampai di sini? Apa kau melihat seorang anak laki-laki? Usianya sekitar empat atau lima tahun, enggan berbicara, tampak putih dan lembut, tapi juga sedikit muram!”
Muram …
Wanita itu menaikkan alisnya mendengar deskripsi yang diberikan Jennie, lalu mengalihkan tatapannya ke sisi kanan Jennie, dan berbicara dengan suara yang sama dinginnya dengan penampilannya, “Apa yang kau maksud Little Treasure?”
Jennie buru-buru mengikuti arah pandang wanita yang mirip patung es itu, dan melihat Little Bun terbaring di atas ranjang kecil di sebelahnya dengan sebuah infus yang terpasang di punggung tangannya, “Right! That's him! His name is Little Treasure?"
Jennie mendesah lega, dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening Little Treasure. Demamnya sudah mereda.
Sebelumnya, setelah ia berhasil membantu anak itu meloloskan diri dari gudang, Jennie merasa sedikit menyesal. Bagaimanapun, Little Bun masih anak-anak, dan sedang demam. Di tempat yang begitu kacau seperti bar minum itu, bagaimana jika sesuatu yang buruk sampai terjadi padanya?
Jennie berbalik untuk menatap si patung es, “Kau … punya hubungan apa dengan anak ini?”
Usai mengucapkan kalimat tersebut, Jennie merasa baru saja menyia-nyiakan nafasnya.
Si wanita dingin dan anak itu terlihat seolah berasal dari satu cetakan yang sama. Jelas sekali bahwa hubungan mereka adalah ibu dan putra kandungnya.
Benar saja, si patung es menjawab: “Mother.”
“Hei, beautiful, you're awake. I'm Little Bun aunt!”
Sebuah wajah cantik mendadak muncul dari sampingnya, menyebabkan Jennie secara reflek bergerak mundur hingga berhasil mengenali wajah itu dan menghentikan gerakannya. “Ji … Jisoo Manoban?”
Jisoo adalah putri kedua Manoban Corporation, pemilik Glory World Entertainment, yang lebih sering muncul di koran-koran dan majalah dibandingkan kebanyakan artis dan selebriti, disebabkan penampilannya yang mencolok dan kepribadiannya yang genit.
Jennie yakin tidak mungkin salah mengenali wajah itu.
Jika si patung es adalah ibu dari Little Treasure, dan Jisoo Manoban adalah Imo Little Treasure ...
Kalau begitu, bukankah si patung es adalah kakaknya Jisoo Manoban, Lalisa Manoban?
Lalisa Manoban adalah Dewa Keberuntungan yang terkenal. Eksistensinya di ibu kota sudah seperti seorang raja tanpa mahkota!

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN MARRIAGE
Fiksi PenggemarSetelah lima tahun, Jennie kembali ke negara asalnya dan siap untuk balas dendam pada saudara perempuan angkatnya yang telah membuat orang tuanya berbalik memusuhinya, dan membuat kekasihnya sejak kecil mengkhianatinya demi saudara perempuannya itu...