Bab 1-Kembali

504 70 22
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Ayah, apa benar kalau-"

"Ashilla, tidak baik membicarakan hal pribadi saat sedang ada tamu," sela Ustaz Rifki.

Ashilla mengangkat kedua bahunya, tampak tidak terganggu dengan keberadaan Sagar.

"Ini, silakan diminum."

"Terima kasih, Umi."

Ashilla menatap wajah istri sang ayah, kemudian melihat ke arah Sagar. Ia sedang mencari sebuah kejanggalan. Sagar sebenarnya risi, akan tetapi tidak berani mengungkapkan. Ia memilih berpura-pura fokus pada minuman yang sedang ia teguk. Namun ucapan Ashilla membuatnya tersedak.

"Ayah punya anak lagi?!" Ashilla menggeleng tidak percaya. "Udah segede alaihim, yaampun Ayah sadar, udah tua juga."

Ustaz Rifki berdeham, ia sedikit tersinggung dengan kata terakhir Ashilla. Sedangkan istrinya, Fara, hanya bisa tertawa kecil dengan tangan menutup mulut.

"Kamu ini ada-ada aja! Sagar itu salah satu guru di pesantren, umur dia juga lebih tua dari kamu, Shilla."

Ashilla kembali merubah raut wajahnya menjadi datar. "Oh, kerain khilaf mau nambah anak lagi."

Jika, Ashilla adalah adik Sagar, pasti ia sudah menyeret gadis itu untuk segera pulang ke rumah. Sungguh, keberadaan Ashilla bukannya membuat suasana mencair, malah menjadi semakin canggung.

"Ashilla, ikut Umi, yuk! Kita ke kamar kamu." Ashilla dengan malas-malasan beranjak dari sofa, dan mengikuti Fara. Namun, saat akan melewati Ustaz Rifki, langkahnya terhenti.

"Apaan sih, Yah?" Ustaz Rifki mendengkus. Pria itu meraih tangan kanan putrinya, lalu memperagakan salim.

"Wa'alaikumussalam!" Setelah itu Ashilla benar-benar pergi. Ustaz Rifki yang melihat tingkah laku Ashilla meringis. Ia merasa gagal mendidik satu anaknya.

"Maaf, ya, Nak Sagar. Mari, diminum lagi tehnya."

"Iya Ustaz, gak apa-apa." Sagar tersenyum canggung, lalu kembali meminum tehnya.

Dalam hati, Sagar sadar satu hal; hidupnya mulai tidak tenang karena Ashilla.

Dalam hati, Sagar sadar satu hal; hidupnya mulai tidak tenang karena Ashilla

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu ngapain di sini?"

"Tidak ada tempat tidur lagi."

Ashilla menaruh tas ranselnya ke dekat salah satu lemari di samping pintu. "Gue bawa selimut buat alas, tenang aja."

Ada sekitar tiga orang di dalam kamar―yang menurut Ashilla aneh. Pertama, mereka kompak memakai kacamata. Kedua, pakaian yang mereka kenakan kebesaran. Ck! Ashilla benar-benar sakit mata dibuatnya.

"Kamu beneran bukan Aisyah?"

Ashilla memutar bola mata malas. "Lo kira Aisyah mau tinggal di sini? Enakkan juga di rumahnya Ustaz Rifki."

Klandestin || ENDWhere stories live. Discover now