21

2.4K 141 1
                                    

Arga sudah hampir 2 jam mengobrol bersama Ayah dan Papa Elia. Mereka membahas tentang kerja sama bisnisnya sesekali bercanda. Hingga deringan ponsel milik Papa Elia mengalihkan perhatian mereka. Papa Elia melihat sekilas siapa yang sedang menelfonnya. Setelah melihat namanya Papa langsung mengarahkan ponselnya ke arah Arga.
" Kesayangan kamu telfon tuh Ga. " Ujar Papa Elia dengan isengnya.

Arga menggaruk tengkuk belakangnya merasa salah tingkah.
" Angkat aja Pa. "

Papa Elia kemudian mengangkatnya.
" Halo iya El, ada apa? "

"Papa kok belum pulang ini udah mau jam makan malam. " ujar Elia di seberang sana.

" Iya ini Papa mau pulang, masih di rumah sahabat papa. "

" Emang di mana, Elia mau lihat. "

Tak lama kemudian sambungan telfon berubah menjadi video call. Papa Elia mengarahkan kamera ponselnya ke arah Ayah Arga.

" Ehh.. Ada Ayah. Jadi Papa main ke sana? Ihh El kan mau ikut juga ketemu Bunda. Mau cerita jugaa. "

" Emang mau cerita apa El. " tanya Ayah Arga.

" Yah, Arga ngeselin anaknya. Dia di sekolah kerjaannya bolos mulu yah, nantangin guru juga, songong pake banget yah. Sita aja yah motornya, kalau nggak gitu jangan kasih uang jajan. " Ujar Elia dengan nada yang menggebu - gebu tanpa tau bahwa Arga mendengar semuanya.

Mendengar itu seketika Papa Elia dan Ayah Arga tertawa. " Ohh gitu ya El kelakuan Arga di sekolah? Nanti biar Ayah yang urus oke? " Jawab Ayah Arga.

" Iya yah jangan kasih ampun! Ngeselin banget soalnya! "

Arga yang tidak tahan mendengarnya langsung merebut ponsel yang dipegang oleh Ayahnya. Dan mengarahkannya ke depan wajahnya. " El. Coba ulangi kamu tadi bilang apa aja. " Ujar Arga dengan nada dingin dan tatapan tajamnya.

" Ehh.. Ada Arga. Kamu kok tambah ganteng sih, IYA MAA!!IYAA...
Ga aku udah di panggil Mama. Aku matiin bye. " Ujar Elia dengan cepat dan langsung mematikan ponselnya.

Mereka yang melihat kelakuan kedua anaknya hanya menggelengkan kepalanya. Sedangkan Arga memberengut kesal.
" Bukankah dia sangat menggemaskan " Ujar Papa Elia sambil tertawa bersama sahabatnya.

" Sangat" balas Ayah Arga.

" Arga ke kamar dulu Yah, Pa. " Setelah mengatakan itu Arga langsung beranjak pergi ke kamarnya.

Arga di kamar menggelengkan kepalanya mengingat tingkah Elia tadi. Arga juga mengakui bahwa Elia sangat menggemaskan.

****

Berbeda di kediaman Elia, Elia saat ini sedang ikut menata makanan di ruang makan. Mamanya kemudian menghampiri anaknya. " El jujur sama Mama, kamu kenapa? Beberapa hari ini aura kamu beda. Kayak bahagia banget. "

" Nggak ada apa - apa Ma beneran"

" Mama minta maaf kalau selama ini nggak bisa buat kamu sebahagia ini. Mama sama Papa selama ini malah selalu bikin kamu sedih. Mama masih merasa bersalah sama kamu. " Jawab Mama Elia sambil menunduk menyembunyikan air matanya yang hendak menetes.

Elia dengan segera memegang tangan mamanya dan memandang Mamanya dengan lekat. " Ma, aku memang yang salah. Aku yang buat kak Ersa meninggal, jadi Mama sama Papa berhak marahin aku. "

Mama langsung mendongak " Bukan! Kamu nggak salah, Ersa meninggal karena memang takdirnya seperti itu. Tapi kalau Mama dan Papa, sikap kita tidak dibenarkan El. Apalagi Mama yang udah kelewatan sama kamu. Bahkan dari SMP yang mengambilkan rapot kamu Bibi Jum. Mama ngerasa nggak berguna jadi orang tua. Maafin Mama sekali lagi ya El. Buang di fikiran kamu kalau kamu yang nyebabin semuanya. Ersa udah bahagia di sana. "

Friendzone (COMPLETED)Where stories live. Discover now