BAB 12 : Jessica itu siapa?

2.8K 266 5
                                    

Happy Reading••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Chanel Grand Extrait No 5. Itu wangi parfum ku," ucap Vanilla dalam pelukan Sean.

Sean mengangguk mengiyakan. Memang ia memakai parfum yang sama persis dengan yang Vanilla miliki.

"Aku pikir kau bercanda akan membelinya," kekeh Vanilla.

Sean melepaskan pelukannya, "Tidak ada yang bercanda jika menyangkut dirimu," ucapan itu mencelos begitu saja dari bibirnya.

Vanilla kembali terdiam. Ucapan Sean seolah seperti sihir yang membuatnya begitu senang mendengarnya. Perlahan tapi pasti Sean mendekatkan wajahnya dengan wajah Vanilla. Sean menatap bergantian mata dan bibir Vanilla yang sedikit terbuka memperlihatkan gigi kelinci yang membuat Vanilla semakin terlihat menggemaskan.

Jarak mereka begitu dekat, hembusan nafas Sean bisa Vanilla rasakan menerpa wajahnya bahkan hidung mereka pun bersentuhan. Sedikit lagi mereka hampir saja berciuman jika saja ponsel Vanilla tidak berdering yang membuat mereka segera tersadar dengan apa yang hampir saja mereka lakukan.

Sean berdehem menetralisir rasa gugupnya kemudian mundur beberapa langkah menjauh dari Vanilla. Mereka berdua terlihat salah tingkah.

Vanilla menelan kasar saliva nya, hampir saja ia dan Sean berciuman. Vanilla meraih ponsel di clutch bag miliknya. Sam yang menelponnya.

Vanilla pun berbicara dengan Sam sembari terus memperhatikan Sean yang berdiri tak nyaman dihadapannya. Sean merutuki dirinya sendiri karena hampir saja ia dan Vanilla berciuman. Sean merasa ini terlalu cepat untuk mereka berciuman.

"Daddy sudah memintaku pulang," jelas Vanilla tanpa diminta setelah mengakhiri panggilan telponnya.

"Apa kau mau aku antar?" tawar Sean sambil melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Tidak perlu aku kan membawa mobilku sendiri. Kau lupa?"

Sean terkekeh, "Baiklah. Aku akan mengantarmu sampai depan saja."

Vanilla mengangguk tanpa ragu. Mereka pun berjalan bersisian.

"Oh ya, apa kau besok sudah ada janji? Maksudku setelah selesai bekerja?" tanya Sean ragu.

Vanilla berpikir sejenak kemudian menggeleng. "Tidak ada.. memangnya kenapa?" tanya Vanilla seraya menyunggingkan senyum.

"Maukah kau menemaniku menjemput Jessica? Aku ingin kau mengenal Jessica," ucap Sean yang membuat senyum Vanilla memudar mendengar nama Jessica di sebut. Vanilla ingin sekali menolak tawaran Sean namun kalimat penolakan itu terasa sulit ia ucapkan.

"Kalau boleh tahu, Jessica itu siapa?"

"Jessica..." Sean sengaja menggantung ucapannya di udara melihat perubahan raut wajah Vanilla yang kentara sekali terlihat aneh setelah mendengar nama Jessica.

I LOVE YOU MY SUNSHINE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang