BAB 22 : Penolakan menyakitkan

2.4K 210 12
                                    

Happy Reading••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Happy Reading

Malam ini Dean mengajak Vanilla makan malam di luar di salah satu restoran favorit mereka dulu saat menjalin kasih. Sebenarnya Vanilla ingin sekali menolak ajakan Dean tapi ia merasa tidak enak karena terlalu sering menolak ajakannya.

"Kenapa diam saja, apa kau tidak suka makanannya?"

Vanilla menggeleng lalu menyunggingkan senyum, "Makanan ini sangat lezat bagaimana mungkin aku tidak menyukainya?"

Dean pun membalas senyum Vanilla. "Kalau begitu habiskan makanannya."

Vanilla mengangguk mengiyakan meski sebenarnya ia tidak berselera. Sambil menikmati makan malamnya, mereka terlibat obrolan ringan perihal hari-hari yang mereka lalui.

Selama Vanilla menghabiskan waktunya bersama Dean, entah kenapa bayangan Sean selalu saja muncul di benaknya seolah Sean tak rela Vanilla bersama pria lain bahkan ciuman Sean dan pengakuan cinta Sean malam itu terus melintas di pikiran Vanilla.

Vanilla belum berani memberikan kepastian pada Sean jika ia memiliki perasaan yang sama dengannya. Seiring kebersamaannya dengan Sean dan Dean, sepertinya Vanilla sudah tahu jawabannya.

Tanpa sadar Vanilla memegangi bibirnya sendiri sambil terus membayangkan Sean meski Dean lah yang kini tengah berada di hadapannya.

Dean menggenggam jemari Vanilla yang bebas di meja, "Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk kita membicarakan hubungan ini, tapi satu hal yang harus selalu kau ingat... cintaku padamu masih sama seperti dulu," ucap Dean tulus setelah mereka selesai menyantap makan malamnya.

Vanilla menyelami sorot mata Dean lebih dalam dan mencari kebohongan di dalam sana namun ia tak menemukannya karena Dean mengatakan kejujuran. Berulang kali sudah, Dean mengungkapkan perasaannya sekembalinya ia dari Barcelona namun hingga saat ini Vanilla tak kunjung memberikan jawaban yang pasti padanya.

Vanilla merasa tidak enak hati karena belum memberikan kepastian pada kedua pria yang saat ini tengah dekat dengannya. Vanilla pun membandingkan perasaannya saat ia tengah bersama Dean dan juga Sean.

Jujur... saat bersama Dean, Vanilla merasa hatinya tidak lagi berdebar dan berbunga-bunga layaknya orang jatuh cinta namun berbeda hal nya ketika ia bersama Sean. Debaran itu selalu Vanilla rasakan. Vanilla akui, ia merasa sangat nyaman berada di dekat Sean apalagi dalam dekapan hangat Sean. Apakah Vanilla memang sudah jatuh cinta pada Sean?

"Vanilla apa kau masih ingat pada impian kita dulu? menikah dan honeymoon ke Paris?" Dean tersenyum. Hanya dengan membayangkannya saja sudah membuat ia bahagia.

Dean menatap tajam Vanilla yang terlihat melamun.

"Vanilla kau melamun lagi? Kau tidak mendengar ucapan ku barusan?" tanya Dean yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari Vanilla.

I LOVE YOU MY SUNSHINE [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora