(Vier)

13 8 1
                                    

"Aku tadi dijahili oleh teman kelasku. Kau kan pahlawanku, tolong bantu aku sahabatku..."

"Kau sahabatku selamanya..."

"Kau tidak akan meninggalkan aku kan?"

"Tidak akan, tidak akan pernah, dan tidak akan mau meninggalkanmu"

"Promise"

"Promise..."

"Hah...hah...mimpi apa itu?. Anak kecil?, mengapa aku jadi seperti ini sih?. Baiklah besok aku akan pergi ke psikiater. Aku bisa gila jika seperti ini terus"pikir Barend.

Barend pun memejamkan matanya kembali.

"Rheanna margretha...tunggu aku"

"Kau jahat, aku tidak mau bersamamu"

"Rheanna aku minta maaf"

"Pergilah"

"Rheanna...."

"Rheanna..."teriak Barend.

Barend beranjak dari sofa dengan nafas yang terengah-engah. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Dan menghubungi seseorang.

"Halo directeur"

"..."

"Baik directeur"

"Terima kasih Merel"

"Sama-sama directeur"

Tut...

"Ada apa denganku?"pikir Barend.

Tok...tok...

"Permisi meneer, ini saya Rheanna"ucap Rheanna dari balik pintu.

"Masuklah"suruh Barend dari dalam.

Rheanna membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan milik Barend. Barend memperhatikan Rheanna dengan penuh ketelitian. Mungkin saja ia dapat mengingat sesuatu tentang Rheanna.

"Ada apa meneer memanggil saya?"tanya Rheanna penasaran.

"Hmm, saya ingin bertanya padamu"jawab Barend.

"Tanyakan saja meneer"ucap Rheanna.

"Tidak, ah maksud saya tidak seperti ini, duduklah mungkin ini dapat membuang waktumu sedikit"ucap Barend, mempersilahkan Rheanna untuk duduk disebelahnya.

Rheanna duduk disofa, disebelah Barend.

"Apakah kau mengenal saya sebelumnya?"tanya Barend penasaran.

"Bukankah meneer sudah mendengar jawaban dari saya tadi pagi. Saya tidak mengenal meneer, sama sekali tidak meneer"jelas Rheanna, membuat Barend menghembuskan nafasnya lelah.

" Apa ada masalah meneer?"tanya Rheanna, menoleh ke Barend.

"Ah tidak-tidak, saya hanya bertanya"jawab Barend cepat.

Rheanna menganggukkan kepalanya mengerti. Barend memperhatikan Rheanna yang ia rasa tidak asing dengan lesung pipi dipipi kanan Rheanna.

"Rheanna"panggil Barend.

Rheanna membalas tatapan Barend.
"Iya meneer"balas Rheanna.

"Apakah kau pernah..."

Barend menggantung ucapannya. Membuat Rheanna mengangkat kedua alisnya Penasaran.

Rheanna (On going)Where stories live. Discover now