(Negen)

9 4 1
                                    

"Aku akan mengambilnya dahulu di laci"ucap Barend akhirnya.

Rheanna menghembuskan nafasnya lega.
'Untuk apa dia menghampiriku jika ingin mengambil obatnya di laci sana. Dasar bodoh'batin Rheanna.

Tok...tok..tok...

"Permisi meneer"

Panggilan seseorang dari luar. Dan itu membuat Barend memberhentikan langkahnya mendekati laci nakas. Ia pun kembali duduk di kursi kebesarannya. Rheanna yang melihat itu pun menghela nafasnya.

'Sepertinya rencanaku kali ini gagal'batin Rheanna.

"Rheanna, pergilah aku ada urusan yang harus di tangani sekarang"ucap Barend dengan mata yang menyiratkan untuk pergi.

"Masuklah"suruh Barend pada seseorang yang memanggilnya tadi.

Masuklah seseorang itu, yang ternyata adalah Maria, manajer HRD. Rheanna pun melenggang pergi dari ruangan Barend dengan lesu.

'Padahal aku hanya ingin mengecek obat itu ke dokter. Hanya ada satu cara lagi untuk mengungkap kebenaran ini. Ya, aku harus mulai bekerja menjadi asisten pribadi Barend'batin Rheanna.

🚣🚣🚣

"Merel, undangan apa ini?"tanya Senna ketika Merel mengeluarkan undangannya dari tasnya.

"Ah itu, itu undangan pesta pertunangan meneer directeur"jawab Merel.

"Pertunangan?, mengapa meneer Barend tidak mengundang aku dan Rheanna?"tanya Senna tidak mengerti.

"Mungkin karena kita berdua hanya cleaning services di sini Sen"jawab Rheanna.

"Huft...kau benar Rheanna. Hehe, aku terlalu berharap untuk menyaksikan pesta pertunangan pria tampan"ucap Senna menutupi kesedihannya dengan candaan.

"Aku menjadi tidak enak dengan kalian berdua. Aku minta maaf ya, aku janji tidak akan datang ke pesta itu"ucap Merel dengan nada cemasnya.

Rheanna menyentuh tangan Merel yang berada di atas meja. "Jangan berkata seperti itu Rel. Kau harus datang, jangan pikirkan kami berdua. Aku dan Senna biasa saja meskipun tidak di undang. Lagi pula itu hak meneer Barend ingin mengundang siapa"

Jelas Rheanna, Senna pun membenarkan perkataan Rheanna. Hal itu membuat Merel tersenyum, mereka bertiga pun berpelukan.

"Terima kasih kalian selalu mengertiku"ucap Merel ketika Senna melerai pelukannya.

"Sama-sama"balas Rheanna dan Senna bersamaan.

"Apa saya mengganggu kalian?"

Suara bariton yang sudah tidak asing di telinga mereka bertiga. Ya, Barend basilius. Ia menghampiri meja dimana Rheanna, Merel dan Senna yang sedang makan malam bersama. Mereka bertiga pun beranjak dari duduknya.

"Tidak meneer, tidak sama sekali"jawab Merel dengan cepat.

"Sedang apa kalian di sini, mengapa belum pulang?"tanya Barend dengan nada datarnya.

"Apa meneer tidak melihatnya?. Kami bertiga sedang apa?. Apalagi yang kita lakukan di restoran ini jika bukan makan"sarkas Senna membuat kedua temannya membelalakan mata.

"Kau pintar Senna. Saya hanya ingin memberi ini padamu Senna, dan ini untukmu Rheanna"ucap Barend sambil memberi undangan pada Senna dan Rheanna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rheanna (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang