"Kakak marah nggak kalau ada laki-laki suka sama Bibil?"
Kholil menatap lampu merah yang masih menyala. Sebuah motor berhenti disamping mobil, menengok ke jendela. Entah sadar atau tidak, perempuan yang mengendarainya itu berkaca merapikan pakaiannya.
"Marahlah... Kamu kan punya saya. Kayak waktu itu, kamu marah kan tau kalau Fitri suka sama saya..." jawab Kholil lalu menarik pedal gas, lampu hijau sudah menyala.
"Kakak nyesel nggak, baru tau kalau dia suka sama kakak?" Nabila menatap lurus kaca mobil.
"Enggaklah... Justru seharusnya dia nggak usah bilang ke siapapun kalau suka sama saya. Karena saya dari dulu, emang anggap dia sahabat, gak lebih." jelas Kholil yang jadi penasaran kenapa Nabila tiba-tiba membahas hal seperti ini.
"Emang Yudha sama kamu?" tanya Kholil tanpa menatap Nabila. Jalanan tidak lengang, jadi dia harus fokus memperhatikan jalan.
"Menurut kakak?"
"Yang namanya sahabatan itu, saling suka adalah hal wajar. Kayak Malik, dia diam-diam suka sama Fitri, dan ternyata Fitri malah suka sama saya."
"Untung aja, saya sudah punya prinsip jaga hati untuk perempuan yang saya nikahi. Jadi saya, paling cuma kagum. Gak sampai mikiran ntar nikah sama dia, jalan berdua, nonton bareng."
Nabila menoleh, menatap laki-laki yang sering ia kuras kesabarannya.
"Kalau Yudha gak suka sama Tiara, berarti dia suka sama kamu. Cinta itu emang cenderung terbentuk pada orang yang paling sering menghabiskan waktu sama dia." jawab Kholil santai.
"Oh... Jangan-jangan Yudha suka sama Bibil. Gimana dong kak? Bibil sayang lagi sama Yudha..." Oceh Nabila sengaja.
"Kamu gak takut saya cemburu?"
Nabila menggelengkan kepalanya sambil tertawa. "Emang kak Kholil cemburu?" sahut Nabila bertanya.n"Perasaan Bibil jalan bareng sama Yudha, janjian ketemu sama kak Malik di kafe, kakak gak marah-marah..."
"Enggak. Soalnya saya percaya sama kamu." Kholil mencium jari Nabila sebelum melepaskannya.
"Kata orang, ciri-ciri pasangan yang rasa setianya tinggi itu, dia yang rasa cemburunya tinggi banget. Makanya, kadang saya bingung sama orang-orang yang malah gak betah punya pasangan kayak gitu, mereka bilang posesif lah..."
"Padahal... Itu nunjukin seberapa besar kadar perasaan yang dia berikan untuk pasangannya. Makanya saya tambah sayang kalau kamu ngomel-ngomelin saya..." aku Kholil.
"Berarti kadar perasaan kak Kholil buat Bibil cuma sedikit. Makanya cuma Bibil yang cemburuan..." ucap Nabila menatap laki-laki disebelahnya kesal.
"Siapa bilang? Saya cemburu, tapi saya tau kamu bakal ngomong yang macam-macam kalau saya malah balik ngomel-ngomel."
Nabila tertawa pelan mendengar penuturan suaminya. Baru dibentak Kholil saja, Nabila sudah berpikir untuk pergi ke kantor agama.
"Kamu mau bukti seberapa besar cinta saya buat kamu?" tanya Kholil menatap Nabila. Setelah lampu merah kedua ini, belok kanan, mereka akan sampai di rumah mungil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]
Teen Fiction🌻 SEGERA BACA SEBELUM BEBERAPA BAB AKAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🌻 Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Percayalah, apa dan siapapun yang datang ke kehidupan kamu, itu semua ada alasannya. Tentang Nabila yang menikah denga...