the Fear

1K 139 21
                                    

Pagi ini tidak ada jadwal yang berarti untuk dikerjakan. Beberapa anggota 127 tersisa di dorm, Taeyong dan Johny yang bertemu di meja makan ketika jarum jam sudah pukul 11 siang hendak menyantap sarapan yang terbilang terlambat ini. Menggunakan matanya, Taeyong berisyarat pada Johny perihal Mark karena ia melihat anak itu tengah duduk di sofa ruang tengah sedang fokus pada ponselnya.

Johny tidak mengerti maksud Taeyong, "Apa?" Pertanyaan itu membuat Taeyong mendengus terlebih membuyarkan atensi Mark pada ponselnya hingga bocah itu datang ke arah mereka. Dia sudah berpakaian rapi.

"Mau pergi ke mana?" Selidik Taeyong ketika Mark menuangkan air mineral ke gelas untuk dirinya.

"Jalan-jalan." Jawaban singkat itu keluar dari lelaki termuda di antara tiga lelaki di meja makan. Johny hanya mengangguk berbeda dengan Taeyong yang menaikkan alisnya.

"Tidak ada jadwal?" Timpal Taeyong lagi, lelaki itu menyuap sereal ke mulutnya. Menunggu jawaban yang akan diberikan Mark.

Mark menggeleng. "Tidak. Ah... nanti sore aku ke studio, latihan dengan Ten hyung."

"Sekarang mau pergi ke mana?" Entah Taeyong sedang banyak pikiran atau lupa kalau dia sudah menanyakan hal itu sebelumnya.

Mark menertawainya. "Jalan-jalan. Tanya sekali lagi, kucium kau, hyung!"

"Suasana hatimu sedang baik?" Johny yang sebelumnya hanya menonton percakapan antara Taeyong dan Mark kini membuka suara.

Mark kini menoleh pada Johny. "Pretty much fine." Tukasnya diakhiri senyuman.

"Well, enjoy your time." Johny membalasnya singkat.

"Pergi dengan siapa?" Pertanyaan lain datang kembali dari ketua di grup mereka, Mark merasa Taeyong mengintimidasinya.

"Renjun."




,




Tempat apa yang bisa didatangi public figure untuk sebuah... date? Tentu saja bioskop dengan penyamaran yang harus mereka lakukan demi menjaga identitas mereka dari siapa pun yang berpapasan dengan mereka nanti.

"Siap?" Tanya Mark setelah Renjun sudah mengenakan topinya, lelaki Hwang itu pun mengenakan kacamata bulat serta masker menggantung di dagunya. Tidak mencolok, itu gaya yang biasa dikenakan anak muda di daerah ini. Mark pun tak jauh beda, namun lelaki itu tak mengenakan kaca mata.

"Apa aman, hyung?" Renjun bertanya ragu.

Lelaki di belakang kemudi itu tersenyum padanya kemudian sebuah anggukan ia berikan sebagai jawaban. "Kau denganku, tidak ada yang perlu ditakutkan."

Pada akhirnya Renjun mengangguk dan mereka berdua turun dari mobil yang terparkir di basement parkiran sebuah mall besar di kota. Ini adalah date pertama mereka setelah saling mengaku bahwa keduanya menyukai satu sama lain. Atau lebih tepatnya Renjun yang akhirnya mengakui perasaannya.




,




[bl] love me like you do✔Where stories live. Discover now