9. Plester

5.7K 891 108
                                    

.
.
.
.
.

"Aw s-sakit," Jaehyun menoleh ke sumber suara yang sejak tadi menganggunya saat sedang makan batagor di kantin. Ia melihat seorang gadis yang tangannya sedang di cekal oleh laki-laki di pojok kantin.

"Bengong mulu, batagor lo gue habisin ya," Malik menyenggol lengan Jaehyun, "Eh mau kemana lo Jae?" Tanya Malik saat melihat temannya bangun dan meninggalkannya.

Jaehyun tidak menghiraukan pertanyaan Malik, pria itu terus saja berjalan menuju meja bagian pojok kantin. Semakin Jaehyun mendekat, suara si gadis makin jelas terdengar, "Lepasin gue!" Pinta gadis itu hampir menangis.

"Ikut gue dulu!" Bentak laki-laki yang ternyata teman seangkatan Jaehyun, yaitu Vito.

Sesampainya di depan mereka, Jaehyun dengan cepat menepis tangan Vito dari tangan si gadis.

"Kak Jaehyun," Gumam si gadis pelan.

"Apa-apaan lo Jae?!" Bentak Vito tak terima karena Jaehyun ikut campur dengan urusannya.

BUGH!

Satu pukulan Jaehyun layangkan pada wajah Vito, "Pengecut. Beraninya sama perempuan," Jaehyun tersenyum sinis dan tak merasa bersalah sedikitpun pada Vito, "Malu dong sama kemaluan lo. Punya kemaluan kan?"

"Brengsek," Umpat Vito. Ia ingin membalas pukulan Jaehyun, tapi tangannya lebih dulu ditahan Malik yang entah sejak kapan sudah di samping Jaehyun.

"Lebih baik lo pergi sekarang sebelum kita berdua habisin," Ancam Malik, membuat Vito mau tak mau pergi.

"Lo nggak apa-apa kan?" Jaehyun beralih pada gadis di sebelahnya. Si gadis hanya menunduk dan menggeleng sebagai jawaban, "Lawan bicara lo ada di depan Ivana, bukan di bawah apalagi di atas."

Ivana mendongak, matanya menatap tepat di mata Jaehyun. Ia meneguk ludahnya sendiri, tidak menyangka dan sekaligus merasa senang karena Kakak kelas yang selama ini ia sukai dalam diam, ternyata tahu namanya, "Kak Jaehyun t-tau nama aku?"

Jaehyun tersenyum tipis, ia mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya, "Plester, buat tangan lo yang luka karena kena jam tangannya Vito," Ia memberikan plester itu pada Ivana dan langsung pergi setelahnya.

"Kak Jaehyun?" Panggil Ivana, membuat langkah Jaehyun berhenti. Pria itu menoleh ke belakang, "Makasih ya Kak," Ucap Ivana.

Jaehyun membuka matanya perlahan, ia membetulkan posisinya menjadi tegak kembali. Baru saja Jaehyun melakukan terapi untuk mengingat memorinya yang sebagian hilang dengan dibantu oleh psikiater yang selama ini menemaninya.

"Jadi bagaimana Jae? Apa kamu mengingat sesuatu yang baru lagi?" Tanya dokter Revan penasaran. Selama Jaehyun melakukan terapi, ia selalu mengingat hal yang baru setiap waktunya, dan sama seperti sebelum-sebelumnya, dokter Revan selalu penasaran akan hal-hal tersebut.

Jaehyun mengangguk, "Ingatan saya mulai sedikit-sedikit kembali dok."

Dokter Revan tersenyum, "Syukurlah. Untuk jadwal terapi selanjutnya akan saya kabarkan segera. Saya harap kamu cepat sembuh dan bisa mengingat semuanya seperti dulu lagi," Setelah membicarakan mengenai kemajuan akan ingatannya, Jaehyun memilih untuk langsung pulang ke rumah orang tuanya. Karena ia menitipkan Tania di sana.

Kak Jaehyun [END✔]Where stories live. Discover now