16. Oversized

5.4K 728 71
                                    

.
.
.
.
.

Semenjak insiden Ivana hampir diperkosa, Jaehyun jadi lebih sering menempel pada gadis itu. Menemaninya di perpustakaan meski Jaehyun sendiri tidak suka buku dan belajar, mengantar Ivana pulang meski hanya sampai depan komplek, dan banyak hal lain lagi yang Jaehyun lakukan untuk menjaga Ivana.

Sampai hari ini tiba, tepat sebelum ujian Nasional berlangsung, Jaehyun meminta Ivana untuk menjadi pacarnya di sebuah taman.

"Va, aku tau kita baru tiga bulan ini dekat. Tapi jauh sebelum itu, sebenarnya aku udah lama memperhatikan kamu," Ungkap Jaehyun, "Mungkin ini terlalu cepat buat kamu. Tapi jujur, aku nggak bisa menahannya lagi. Aku sayang sama kamu. Bukan sebagai teman, tapi sebagai laki-laki dan perempuan. Kamu paham kan maksud aku?"

Ivana mengangguk dengan ragu.

"Jadi gimana?" Tanya Jaehyun.

"Apanya yang gimana Kak?"

Jaehyun menghela napasnya. Ia mengacak rambut Ivana sebal karena si gadis yang kurang tanggap, "Ya itu, kita pacaran. Kamu mau?"

Ivana terdiam. Matanya tak lepas menatap sosok Jaehyun. Sejujurnya Ivana sedikit trauma dengan pria karena insiden yang menimpanya. Meskipun ia sangat menyukai Jaehyun, tapi rasa takut itu ada. Ivana takut jika Jaehyun hanya memanfaatkannya seperti para lelaki buaya di luar sana, "Apa Kak Jaehyun bisa meyakinkan aku?"

Jaehyun menangkup wajah Ivana, membingkai wajah kecil itu dengan tangannya yang besar, "Aku ngerti gimana ketakutan kamu," Katanya, "Coba tatap mata aku. Apa kamu ngeliat gimana seriusnya aku sama kamu Va?"

Ivana menatap tepat di manik Jaehyun. Ia bisa melihat dengan jelas adanya keseriusan di sana. Air mata Ivana tanpa sadar menetes, membuat Jaehyun reflek mengusapnya dengan ibu jari, "Jangan nangis. Kalau kamu nggak bisa, aku nggak apa-apa," Pinta Jaehyun.

Ivana menggeleng, "A-aku mau Kak. Aku mau."

"Va? Kamu serius?" Tanya Jaehyun tak percaya.

Ivana mengangguk sebagai jawaban.

Ingin rasanya Jaehyun berteriak saat ini juga. Hatinya benar-benar merasa bahagia karena Ivana. Untuk meluapkan kebahagiaannya, Jaehyun bahkan melompat dan berlari kegirangan, membuat Ivana tertawa di sela tangisnya.

Setelah hari itu, mereka berdua menjalani hidup sebagai sepasang kekasih. Jaehyun selalu mengajak Ivana kencan setiap weekend tiba, tak jarang ia juga mengajak Ivana untuk nonton dan makan malam di luar. Intinya mereka sangat bahagia menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih.

Dan hari keberangkatan Jaehyun ke Jerman pun tiba. Setelah tiga tahun menempuh pendidikan di SMA 127, begitu lulus, kedua orang tua Jaehyun mengirim putranya ke Jerman untuk melanjutkan study di sana.

Jaehyun baru memberitahu Ivana akan hal itu saat H-2 sebelum keberangkatannya ke Jerman. Saat tahu, Ivana marah, sangat marah malah. Ia merasa kecewa pada Jaehyun karena tidak memberitahunya sejak awal. Bahkan saat Jaehyun mencoba menghubungi Ivana untuk menjelaskannya, nomor ponsel si gadis tidak aktif.

Hingga hari keberangkatanpun, Ivana tidak memberi kabar pada Jaehyun, ia seperti hilang tiba-tiba ditelan bumi.

"Masih mikirin Ivana lo?" Tanya Malik saat melihat sohibnya tampak sibuk mencari-cari keberadaan seseorang.

Kak Jaehyun [END✔]Место, где живут истории. Откройте их для себя