50. Ayu

656 37 0
                                    

"Jangan sampai hanya karna perasaan sepihak persahabatan ini hancur. Kita masih bisa bersama tapi hanya sebagai sahabat."
.
.
.
.
.

"Ma, gimana keadaan Eyang Putri?" Tanya Adit
Bisa dibilang kepergian Adit ke Jogjakarta sudah seminggu lebih.

"Udah mendingan sayang, besok udah boleh pulang sama dokter."

"Puji Tuhan, besok Adit balik ya ma, udah lama Adit enggak masuk. Adit udah kelas 12 juga enggak boleh lama-lama ijin."

"Iya sayang."

"Sana masuk temuin eyang putri dulu," perintah mamanya.

Adit mengangguk lalu masuk kedalaman untuk menemui eyangnya.

"Eyang," panggil Adit pada wanita paruh baya yang masih tetap cantik dimatanya.

"Sini Dit"
Adit mendekat kearah eyangnya. Dipeluk serta diberi kecupan oleh eyang Putri.
Bisa dibilang Adit termasuk cucu tersayang.

"Yangtri besok Adit udah harus balik, Adit udah lama ijin," ucap Adit pada Eyangnya yang biasa dipanggil Yangtri.

"Iya sayang, Adit udah ketemu sama Ayu kemarin?" Tanya Eyangnya.

"Udah kok Yangtri."

"Jadi gimana?"

"Apanya gimana yang?" Tanya Adit, "Soal Ayu ya Yangtri? Adit udah ada Yangtri. Dia baik, cantik serta dari keluarga baik-baik," sambung Adit.

"Siapa kah dia yang bisa memikat hati cucu eyang tersayang ini?"

"Namanya Key Yangtri, kalo ada waktu Adit bakal kenalin dia sama Yangtri." Jawab Adit dengan semangat.

"Soal Ayu ..., Adit udah bilang juga Yang dan semoga dia ngerti."
Jadi Ayu ini adalah teman kecil Adit dan Ayu suka sama Adit dari kecil.
Flashback

Malam itu Adit tengah duduk sendiri di pinggir kolam berenang di halaman belakang rumah Eyangnya.

"Adit" panggil seorang gadis cantik yang menggunakan piama warna kuning.
Adit menoleh melihat seorang gadis yang memanggilnya.

"Eh Ayu ya?" Tanya Adit memastikan.

"Iya ini Ayu Dit, Adit apa kabar? Udah lama ya enggak ketemu," Ayu pun duduk di samping Adit.

"Baik, kalo Ayu gimana?
Iya, udah lama banget enggak ketemu?"

"Baik juga Dit. Adit sih enggak pernah mau main-main kesini udah betah ya disana Dit? Sampe enggak pernah mau main ke sini?" Tanya Ayu dengan sendu.

Adit peka dengan keadaaan ini, iya sangat tau sifat teman kecilnya ini. "Enggak kok Yu, aku sibuk sekolah, pengen main kesini cuma kadang enggak sempat," jelas Adit pada Ayu.

"Canggung ya Dit?, udah lama enggak ngobrol kek dulu," Ayu tertawa saat menanyakan hal itu pada Adit, jelas Ayu tertawa Adit karna Adit mengguk saja.

"Sekolah disana gimana Dit enak? Aku kalo lulus bakal kuliah di jakarta dong, pengen 1 kampus sama Adit nanti." Ayu berkata dengan Antusias. Sedangkan Adit diam mendengarkan.

"Enak kok, kalo Ayu sendiri?"

"Kalo sekolah Ayu enak sih tapi ...,"

"Tapi kenapa Yu?"

"Cowok-cowoknya jahat semua Dit enggak ada yang kayak Adit baik, ramah. Makanya nanti pengen satu kampus sama Adit biar dijagain kek dulu."

"Lucu ya dulu pas kecil kita dekat banget, eh pas udah besar gini, malah canggung buat ngobrol. Em Adit udah punya pacar?"
Ayu terus saja bercerita dan membuat Adit mengulangi masa lalu dan bertanya seperti menggumam. Untung kuping Adit masih berfungsi dengan baik, jadi dia mendengar dengan jelas apa yang ditanyakan oleh Ayu.

"Belum," jawab Adit.

"Oh belum" Ayu diam-diam tersenyum bahagia mendengar Adit belum punya pacar

"Tapi dalam proses,"

"Maksudnya gimana Dit, dalam proses?" Ayu bertanya bingung maksud ucapan Adit.

"Ya belum jadi pacar Yu, masih pdkt," jelas Adit.

Malam ini indah, dengan banyaknya bintang bertaburan dilangit.

"Pdkt?" Ayu belum paham benar maksudnya Adit dan iya menanyakan untuk meyakinkan lagi.

"Kita udah dekat, tapi aku belum ungkapin perasaan aku ke dia." Ayu menghembuskan nafas dengan kasar. Kecewa itu pasti yang dirasakan Ayu.

"Yu diluaran sana masih banyak cowok yang baik, bahkan lebih dari aku Yu, yang bisa jaga Ayu dan buat Ayu bahagia" Adit tau Ayu menyukainya dari kecil. Bukannya jahat Adit hanya tidak ingin persahabatannya hancur hanya karna dia tidak bisa membalas perasaan Ayu.

"Tapi Dit—"

"Yu, Adit enggak mau hanya karna perasaan sepihak ini, persahabatan kita hancur ..., Adit  udah Anggap Ayu seperti keluarga Adit sendiri, jadi tolong Ayu berhak bahagia mesti bukan sama Adit. Adit bakalan selalu Ada buat jagain Ayu kok tapi sebagai sahabat enggak lebih Yu." Sudah lama Adit ingin mengatakan hal ini pada Ayu, tapi nyalinya terlalu kecil dan sekarang pikir Adit sangat  tepat.

"Gitu ya Dit, jadi penantian Ayu selama ini nungguin Adit salah dan sia-sia dong. Kalo begitu kenapa Adit selalu baik sama Ayu, selalu beri Ayu perhatian lebih dan selalu di nomor satukan, kalo ujung-ujungnya Adit cuma anggap Ayu sebagai sahabat." Tidak usah ditanya lagi bagaimana hati Ayu sekarang, sakit, hancur, sia-sia semua penantian dia untuk Adit. Dia pikir Adit menyimpan perasaan lebih padanya ternyata dia salah. Hanya dia, bisa dipastikan kembali hanya dia yang mencintai Adit.

Ayu terus saja menumpahkan isi hatinya selama ini, dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti membuat mata cantik gadis di depan Adit ini memerah. Mungkin ini salah, tapi ini juga benar agar sakitnya tak semakin dalam serta luka tak semakin membesar.

"Gini ternyata rasa sakit ditolak oleh orang yang kita sayang. Udah berjuang, untuk bisa memilikinya tapi sayang, orang yang kita sayang enggak menyayangi kita balik. Amin dan Iman kita sama tapi perasaan kita yang tak sama." Setelah mengucapkan hal itu Ayu pergi dari hadapan Adit.

Adit melihat kepergian Ayu dengan rasa bersalah yang amat sangat, dia telah menyakiti hati sahabatnya. Alam pun seperti peka akan perasaan Adit. Dari langit yang semula dipenuhi oleh bintang-bintang kini telah tertutup oleh awan yang kian menghitam ditelan malam.
1 hal yang terus Adit pikirkan terus. Siapa lagi jika bukan Key.

"Key gue kangen," guman Adit sambil melihat Awan yang mulai menunjukan datangnya sang hujan.

Flashback off

"Eyang mau buah?" Tanya Adit saat melihat-lihat banyak buah-buah segar yang tadi pagi dibelikan oleh mamanya untuk eyang.

"Boleh, eyang mau buah Pir," minta eyang dengan cepat Adit mengambil buat Pir dan memotong-motongnya menjadi mudah untuk dimakan.

"Ini Yangtri makan yang banyak biar eyang cepat sembuh,"pesan Adit pada Eyangnya.

"Iya-iya ini eyang makan banyak-banyak." Jawab Eyangnya dengan gembira.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Helo pa kabar ni, rindu sending gak?
Maaf ya telat update kemarin aku selingkuh dulu sama cerita baru😅
Dan yang pastinya cerita baru akan berbeda dengan ini
Hihi nantikan ya cerita baru aku okehh dijamin kalian suka
Buat pecinta genre itu aja sih, buat yang enggak suka diharapkan jangan entar kalian ...,

Eh eh malah bahas selingkuhan, entar aja ya aku kasi tau😋
Sekarang fokus sama sending dan selalu tunggu update dari aku
Okeh
Jangan lupa saling menghargai.

See you😉

Senior Dingin (Sending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang