🍁{Chapter~32}🍁

9.3K 549 77
                                    

Dea kom bekkkkkk gaysss (^π^)

Happy Reading Gayss<3
.

.

.

Setelah melalui masa penyembuhan selama seminggu. Akhirnya perban yang menutupi matanya sekarang akan di lepas, membuat Syila, Dirga dan Siska dag dig dug hati ku..... sambung gays kalau kalian tau kwkwk

Oke balik ke toping, ehh topik

Sedari tadi Siska dan Dirga selalu berada di sisi syila, begitu juga hari hari sebelumnya, mereka selalu berada di sisinya

Dan tentu, keluarga besarnya juga berada di sisi mereka, walau mereka jauh tapi tak dapat di pungkiri banyaknya telpon dan video call dari mereka, setiap jam bahkan kalau bisa menit

Kalau kalian bertanya tanya tentang Akbar. Mereka juga tak tau kemada dia, semenjak hari dimana ia menjumpai mereka, dan berkata jujur kalau yang mendonorkan matanya untuk Syila adalah “adik angkatnya” sama sekali mereka belum pernah melihat Akbar lagi setelahnya. Mungkin ia butuh waktu untuk melepas adiknya

Dan yah, apa kalian mau tahu bagaimana Radit sekarang??

Oke biar author kasih tau. Semenjak hari di mana Dirga memberi tau kepadanya, kalau syila akan menjalani operasi, sikapnya berangsur-angsur menjadi sedikit hangat. Wajahnya juga sudah tak lagi menatap seseorang dengan dingin, dan ia juga sering memberikan senyum kepada orang yang menyapanya di kantor dan di rumah, yahhh walau senyum tipis. Setidaknya ada kemajuan kann? ;-)

(Author: Oke balik ke pembahasan tentang syila pemirsa)
(Readers: sok serius lu thor)
(Author: Readers bang**ttttt)

Mata syila pun sudah terlepas dari perban yang membalut, dokter pun menyuruhnya membuka matanya secara perlahan lahan

"Silakan di buka matanya perlahan lahan" kata sang dokter

Syila pun membuka matanya secara perlahan lahan, sesuai dengan intruksi sang dokter, guna untuk menyesuaikan kondisi cahaya, saat sedang melakukannya, semuanya awalnya terlihat buram, dan perlahan lahan berubah menjadi jeli”

Saat syila membuka matanya terlihat sepasang bola mata yang awalnya berwarna biru laut kini menjadi hijau. Mungkin sekarang ia kan beda sendiri dengan keluarga nya

Dokter pun mengarahkan sebuah senter kecil yang entah apa namanya kearah bola mata syila

Setelahnya syila mengarahkan pandangannya kearah kanan dan kirinya, melihat seseorabg yang sejak tadi menemaninya

Terlihat lah seorang perempuan  yang ia yakini siska mami nya sendiri berada di dalam pelukan seorang pria yang menatapnya dengan senyum haru dan airmata yang sudah membanjiri pipi mulusnya

Dan tak ketinggalan, pria yang sedang memeluk maminya yang ia yakini adalah papinya, orang yang selalu menjadi sandarannya ketika bosan di rumah sakit ini sedang menatapnya dengan senyum yang tak kala haru juga. Pria berbadan kekar walau sudah memasuki kepala 4.

Syila pun memberikan senyum tulus untuk kedua orang tuanya, ia merentangkan tangannya, memberitau kalau ia ingin dipeluk oleh mami dan papinya. Dengan senang hati Siska dan Dirga memeluknya etar tapi tak membuat ia susah bernafas, malahn membuat ia sangat sangat nyaman di dalmnya. Begitu juga dengan syila, ia memeluknya tak kalah erat. Walau ia sudah sering mendapatkan pelukan ini tapi rasanya berbeda. Mungkinkah karna ia bisa melihat wajah haru orang tuanya? Entahlah ia tak tau

Dokter dan suster yang melihat itu pun sampai terharu dengan adegan di depan mata mereka. Kayak lagi nonton drama secara langsung ya dok sus hihihi

Akhirnya dokter dan suster pun pamit undur diri, setelah memberi arahan untuk syika perbanyak istirahat

Saat mereka sedang dalam suasana haru, syila teringat tentang kalurga besarnya yang selalu meneleponnya. Ia sangat ingin melihat wajah mereka satu persatu

"Mami, papi. Mereka gak nelpon kita?" Tanya syila dengab wajah polosnga yang membuat orang tuanya gemes

"Mereka siapa sayang?" Bukannya menjawab pertanyaan anaknya Dirga malah bertanya kembali karna tak faham dengan yang dibicarakan oleh syila

"Mmm itu pi mereka yang sering nelpon kita" kata syila pelan sambil menunduk takut

"Apa maksud kamu abang abang kamu yang di Indonesia sayang?" Tanya siska seolah paham arah pembicaraan syila. Mendapat anggukan dari syila membuat mereka pun mengerti kalau anak perempuan semata wayangnya ini sedang kangen dengan Abang²nya. Ikatan batin tak bisa di hindari

"Kamu mau menelepon mereka" tawar dirga dan di balas anggukan semangat dan antusias dari syila

Dirga pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi mereka lewat video call

Namun sepertinya mereka sudah tidur karna tak kunjung mengangkat teleponnya

"Yahh maaf sayang, kayaknga mereka udah tidur deh" kata dirga dengan wajah sesalnya

"Gak papa kok pi, besok kan kita masih bisa nelepon mereka" kata syila dengan senyum mansinya

Akhirnya mereka tak jadi menghubungi keluarganya dan menghabiskan waktu bersama

*****

Hallo semua, hallo semua, mari membaca cerita akuuuuu.

Heheh sory gays kebanyakan nonton pororo aku tuh😅

Syila udah bisa melihat lagi lohh. Selanjutnya kalian mau syilanya gimana

Oh iya sama aku mau main tebak tebakan ending ahh. Biar gak gabut
Mau Happy or Sad

Memang masih terlalu cepat tapi kan aku bisa mikirin dari sekarang endingnya gayss

Jadi komentar yang paling banyak itu yang akan ku buat

Jangan lupa vote komen follow akun aku

Medan
09-07-2020

Ig:@deara27

















My New Family  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang