Run Away

1K 66 5
                                    

... lari... dari takdirku, ucap (Name) dalam hati sambil menatap buku catatannya yang kini kosong akibat dia memulai ulang lagi. All For One memang sangat kuat dan sudah pasti akan bisa menemukanku kalau dia mau. Tapi, kalau aku memiliki sebuah kesempatan untuk betul-betul lari darinya... akankah itu berhasil?

Ketika (Name) sedang fokus berpikir, mendadak suara ribut terdengar dari pintu masuk. "Oi, Setengah-Setengah Sialan! Aku duluan yang mau masuk, kenapa malah kau selak?!" seru Bakugou pada Todoroki, saat itu keduanya yangkut di pintu akibat masuknya langsung berdua.

"Kau yang salah, Bakugou," gumam Todoroki dingin. "Akulah yang masuk duluan..."

"DIAM! MATI SANA KAU!" seru Bakugou masih coba menerobos masuk, walau begitu Todoroki juga nampaknya nyangkut sehingga gak bisa mundur.

Aah, ini sudah entah keberapa kalinya aku melihat mereka ribut, gumam sang gadis dalam hati sambil tertawa bersama beberapa siswa lainnya. ... apaun yang kulakukan, All For One akan tetap menjadikanku seorang 'Villain', jadi tidak ada gunanya merubah apapun. Walau begitu... Todoroki Shoto, target kelima... di kehidupan yang lalu, dialah yang mengajakku untuk kabur bersama.

Perlahan senyum kecil terulas di wajah sang gadis, dan walau dia tidak menyadarinya, saat itu Todoroki yang tengah ia pikirkan rupanya menatapnya dengan agak kaget. ... Ashido-san tersenyum? ucap lelaki itu dalam hati. Bukan apa-apa, dia cuman gak pernah melihat sang gadis pendiam itu tersenyum, dan jujur saja... di mata Todoroki dia kelihatan berbeda ketika sedang tersenyum. Ah! Aku memikirkan apa, sih? Haduh, kebanyakan dijadiin bahan fujo, aku jadi OOC gini. Tobat, tobat!

(Name) yang gak memperhatikan Todoroki pun masih aja sibuk sama catatannya sambil senyam-senyum sendiri kek lagi mikirin apaan tau, ... ah, aku bisa saja pakai rencana 'itu' untuk coba lepas dari All For One-sama, tapi... kalau begitu, aku mesti bekerja sangat keras...

"Baik, baik, masuk semuanya! Bel udah bunyi dari kemaren, oi!" seru Aizawa membuyarkan lamunan Todoroki dan (Name). "... oh iya, satu lagi... cuman mau mengingatkan, sedikit lagi festival olahraga akan dimulai. Nezu mengingatkan padaku untuk bilang pada kalian... latihan memang penting, tapi yang paling penting dalam festival olahraga nanti... adalah melampaui batas kalian semua! Kalian bebas mau melakukan apapun, tapi yang penting nanti, ber-plus ultra lah di festival olahraga. Paham!?"

"IYA, SENSEI!!" seru para siswa, Todoroki pun memicingkan matanya dan (Name) tersenyum kecil.

Betul sekali, ucap keduanya dalam hati. Ini adalah momen terpenting dalam hidupku, jadi aku tidak bisa kalah. Akan kutunjukan pada lelaki itu apa yang aku bisa lakukan!

***

"... Todoroki-san," panggilku sambil tersenyum kecil pada lelaki itu. "Aku dan Bakugou sudah selesai mengurus papan tulis, ada lagi yang bisa aku bantu?"

"Tidak," jawab Todoroki singkat sambil lanjut menyapu. "Kalau mau kau bisa langsung pulang saja dengan Bakugou, aku juga sudah mau selesai."

"Aku akan membantumu saja supaya lebih cepat selesai," ucapku bersikeras masih sambil tersenyum. "Memang sudah semestinya tugasnya dibagi-bagi, kan?"

Todoroki berhenti menyapu dan menoleh padaku dengan tajam, "Kenapa kau memaksa sekali hari ini?"

"... eh?" ucapku sambil mengerjapkan mata. "Tidak begitu, aku cuman agak—"

"Akan kuberitahu di sini," potong Todoroki dingin. "Aku memang sudah sadar dari tadi bahwa ada sesuatu yang salah denganmu hari ini, jadi lebih baik aku katakan saja langsung padamu. Di sekolah ini, kita ada untuk belajar dan berjuang menjadi Hero, bukan untuk berteman ataupun berakrab-akrab. Apa kau paham akan hal itu?"

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang