Chap 3

14.9K 1.6K 441
                                    

Liburanku?

Kenma menatap fokus pada layar laptopnya. Jari-jemarinya terus menekan-nekan keyboard berwarna hitam itu.

"Ini tidak seharusnya seperti ini," gumamnya pelan.

(name) yang sedang duduk di sofa yang sama dengan Kenma menatap sekilas pada suaminya.

Suaminya itu sudah berkutat dengan pekerjaannya selama 30 menit, semenjak rekan kantornya menelpon ada dokumen penting yang harus ia urus.

Dengan rasa terpaksa, Kenma mengerjakan pekerjaannya itu meskipun ia sedang cuti.

(name) kembali melirikkan ekor matanya pada Kenma lalu mempoutkan bibirnya.

"Padahal kau sedang libur. Kenapa harus ada pekerjaan yang harus kau urus?" ucapnya ketus.

Kenma menutup matanya sesaat. Tangan kanannya ia gunakan untuk memijat pangkal hidungnya.

"Aku juga tidak mau mengurus pekerjaan disaat seperti ini," balasnya.

(name) menghela nafas berat. Terdengar dengusan kasar disela-sela helaannya.

"Padahal harusnya sekarang kita pergi berlibur," gumamnya yang masih bisa didengar oleh Kenma.

Kenma memandang sesaat pada (name). Ia lalu kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa mengubris istrinya yang terlihat tengah bersidekap dada.

***

Langit jingga mulai menampakan dirinya. Menggantikan langit biru yang sebelumnya menghiasi dunia.

"Ah... Aku baru sadar stok buah-buahan sudah habis," ucap (name) setelah membuka pintu kulkas rumahnya.

Wanita itu berjalan ke kamarnya. Memakaikan jaket tipis berwarna (f/c) pada tubuhnya lalu memasukkan dompet ke dalam saku jaketnya.

Kenma yang melihat istrinya tengah buru-buru menuruni anak tangga itu lantas menghentikan kegiatannya.

"Mau kemana?"

"Supermarket. Aku akan segera kembali."

"Sen-"

Brakk

"-diri?"

Belum sempat Kenma menyelesaikan ucapannya, (name) sudah lebih dulu keluar rumah dan menutup pintunya rapat-rapat.

Meskipun bukan batingan yang cukup keras, namun dapat Kenma rasakan kalau istrinya itu masih sedikit kesal karena dirinya dan pekerjaannya.

Kenma menghela nafas berat. Mematikan laptopnya lalu menekan nomor kontak pada ponselnya.

"Aku butuh bantuanmu."

***

(name) berjalan cepat menuju rumahnya. Langit yang sudah berubah menjadi gelap itu membuat wanita itu merasa gusar.

"Sial. Kenapa supermarket kedapatan banyak pengunjung hari ini?!" keluhnya sambil menenteng dua kantung kresek di kedua tangannya.

"Pasti Kenma-kun marah karena aku pergi terlalu lama."

Setelah sampai di depan rumahnya, buru-buru ia membuka pintu.

Clekk

"Aku pulang."

Hening. Tidak ada jawaban dari dalam rumah.

(name) melepas alas kakinya. Menyusuri ruang tamu dan ruang tengah rumahnya.

"Kenma-kun?"

Tidak ada jawaban. Orang yang ia cari tidak ada disana.

"Kemana dia?" ucapnya masih menyusuri setiap inci rumahnya.

Wanita itu berjalan menuju arah dapur, berharap sosok yang ia cari ada disana.

"Kenma-"

"Oh sudah pulang?"

Seketika matanya mengerjap. Mulutnya mengaga melihat meja makan yang sudah di hias rapih dengan bunga mawar serta lilin-lilin kecil.

 Mulutnya mengaga melihat meja makan yang sudah di hias rapih dengan bunga mawar serta lilin-lilin kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenma berjalan mendekati (name). Menaruh asal dua kantung kresek itu lalu menarik perlahan pergelangan tangan sang istri

"Duduklah. Kau pasti lelah," ujarnya sambil menarik kursi untuk (name) dudukki.

Dengan keadaan masih terkejut, (name) menuruti perkataan sang suami.

Setelah sukses duduk, Kenma ikut mendudukkan dirinya di hadapan (name).

"Kenma-kun apa maksud-"

"Maaf."

(name) kembali mengerjapkan matanya. Tidak mengerti kenapa suaminya itu tiba-tiba meminta maaf.

"Maaf aku tidak bisa membawamu pergi berlibur. Ku harap, makan malam ini cukup untuk merayakan pernikahan kita."

Wanita menatap binar pada suaminya. Seulas senyum terpatri di bibirnya.

"Terima kasih. Ini sudah lebih dari cukup."

Kenma balas tersenyum ke arah sang empu. Ia memegang tangan yang lebih kecil darinya itu lalu mengelusnya lembut.

"Aku mencintaimu."

***

"Ngomong-ngomong, kau dapat ide darimana makan malam romantis seperti ini?"

"Kuro."

"Kuro? Maksudmu Kuroo-san?"

"Hm. Dia juga menyarankan menutup makan malam romantis ini dengan 'kudapan manis di atas kasur'."

"!!!"

Meskipun pada awalnya aku kesal, pada akhirnya aku senang. Sangat senang.

TBC

My Husband {Kozume Kenma}Where stories live. Discover now