Chap 6

11.8K 1.4K 57
                                    

Aku merasa kesal...

Kenma menatap fokus pada layar televisinya. Jarinya terus menekan-nekan tombol konsol game di kedua sisinya.

"Huffttt."

Terdengar helaan nafas dari Kenma.

(name) yang tengah duduk di sofa dan mendengar hal itu menolehkan kepalanya ke arah sang empu.

Dapat ia lihat suaminya itu sedang misuh-misuh. Ekspresi wajahnya tampak menunjukkan kekesalan.

"Kenma-kun?" ucapnya.

Kenma hanya berdehem lalu kembali melanjutkan permainannya.

(name) menghela nafas berat. Itu sudah deheman keempat yang Kenma berikan kepadanya.

Semenjak Kenma fokus dengan gamenya, (name) selalu diacuhkan olehnya seolah dirinya sedang asyik dengan dunianya sendiri.

Wanita itu mengelus dadanya sabar. Berusaha menahan emosinya agar tidak melewati batas.

Beberapa menit berselang, (name) kembali mendengar helaan nafas dari mulut Kenma.

"Kenma-kun?" ujarnya kembali.

Untuk kelima kalinya, Kenma hanya berdehem sebagai jawaban.

(name) mendengus kasar. Ia berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah Kenma sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

Ditariknya konsol game yang sedang Kenma pegang dengan paksa lalu menyembunyikannya di balik tubuhnya.

"Hei!" ucap Kenma tak terima.

(name) mempoutkan bibirnya. "Akhirnya kau menjawab dengan sebuah kata, bukan deheman," ucapnya sambil menekankan kata terakhirnya.

Kenma diam sejenak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

(name) menundukkan sedikit wajahnya. "Padahal aku ada di dekatmu tapi kau fokus pada gamemu," ucapnya.

Dapat Kenma lihat istrinya itu meremas bajunya kuat-kuat. Sadar akan perbuatannya, ia ikut tertunduk dihadapan sang empu.

"Maaf. Padahal ini weekend. Seharusnya kita menghabiskan waktu bersama," ujarnya.

(name) menengadahkan kepalanya. Hatinya sedikit teriris kala mendengar ucapan Kenma.

Wanita itu menarik nafasnya kuat-kuat. Tangan kecilnya tergerak untuk mengelus tangan Kenma.

"Aku senang kau mengakui dan menyadari hal itu," ucapnya.

Kenma menatap iris (e/c) kepunyaan sang istri. Wajahnya seketika berubah kala melihat (name) tersenyum kecil ke arahnya.

Pria itu mengangguk tipis. Ikut tersenyum lalu menggenggam tangan (name) kuat.

"Ayo kita habiskan waktu bersama."

"Ayoo!!"

Cupp

"Gomenne."

"A-ah...umm..."

***

"Ada hal yang ingin aku tanyakan."

"Apa?"

"Kau tadi cemburu pada sebuah game?"

"I-itu...umm...a-aku..."

"Aku tidak mengira istriku akan cemburu pada sebuah game."

"A-aku ti-tidak cemburu!"

"Hee~ benarkah? Kalau begitu aku akan melanjutkan gameku kembali."

"E-eh jangan!!"

"Ahahaa jadi aku benar?"

"Di-diam!"

...hanya karena sebuah game. Ku ulang, sebuah game.

TBC

My Husband {Kozume Kenma}Where stories live. Discover now