Chap 5

12.9K 1.4K 209
                                    

Sebagai istrinya...

(name) meraih remote kontrol lalu menyalakan televisi rumahnya. Ia terus memindah-mindahkan channel televisinya, mencari acara yang cukup menarik untuk ia tonton.

Namun nihil. Tidak ada satupun acara yang ia anggap menarik disana.

Wanita itu kembali mematikan televisinya. Bersandar pada punggung sofa lalu menutup matanya menggunakan punggung tangannya.

"Hahh~ rasanya sepi sekali," ucapnya.

Sejak Kenma kembali pergi bekerja, rumah yang ia huni terasa lebih sepi dari biasanya.

Tidak ada suara PSP, suara dentingan ponsel Kenma yang selalu berbunyi setiap rekan kerjanya memberikan laporan, dan lain-lain lagi yang berhubungan dengan dirinya.

(name) melirik malas pada jam dinding yang tergantung apik di atas televisi.

Pukul 13.15 siang.

Ia kembali menghela nafas, merasa jenuh dengan kegiatannya yang itu-itu saja.

Pikirannya menerawang jauh suaminya yang ia yakini tengah fokus berkutat dengan pekerjaannya di kantor.

"Bekal makan siangnya sudah dimakan atau belum ya?" gumamnya.

(name) kembali menutup matanya sebari memikirkan kegiatan apa yang harus ia lakukan agar tidak bosan.

Setelah berpikir cukup lama, pikirannya tak kunjung memberikan solusi.

"Bersih-bersih sudah, merapihkan kamar sudah, membuat makan malam? Kurasa itu masih lama," ucapnya sedikit putus asa.

Wanita itu menatap langit-langit rumahnya. Melirik ponselnya yang berada di dekatnya lalu menyentuhnya asal.

"Apa aku telpon dia saja?"

(name) mencari kontak suaminya. Menekan tombol telpon lalu mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.

Nada dering terdengar cukup lama. (name) menggigit kuku ibu jarinya, berharap Kenma mengangkat panggilannya.

"Moshi moshi."

Seketika (name) menegakkan posisinya. Seulas senyum tergambar di wajahnya.

"Kenma-kun, apa aku mengganggumu?" tanyanya.

"Tidak. Aku sedang santai," balas Kenma di sebrang sana.

(name) menarik nafas lega. Ia takut panggilannya menganggu konsentrasi suaminya.

"Ada apa kau menelponku, (name)?" tanya Kenma.

(name) meremas pakaiannya. "Aku hanya ingin tau keadaanmu," balasnya.

Terdengar suara kekehan dari Kenma, membuat (name) mengernyitkan dahinya.

"Kenapa kau terkekeh seperti itu?"

"Apa kau merindukanku? Padahal baru satu hari aku bekerja," goda Kenma.

(name) mempoutkan bibirnya meskipun ia tau suaminya itu tidak akan tau tentang hal itu.

"Rumah terasa lebih sepi sejak kau pergi," ucap (name).

Kenma terkikik geli. "Beberapa jam lagi aku akan segera pulang," balas Kenma.

Wanita itu menghela nafas kasar. Kenma bisa mendengar jelas helaannya itu.

"Hey, apa kau berubah menjadi wanita yang tidak sabaran?" tanya Kenma yang langsung dibalas gelengan oleh (name).

"Aku tetap menjadi wanita yang penuh kesabaran. Hanya saja, aku bingung apa yang harus aku lakukan agar dapat mengisi kekosonganku ini," terangnya.

Kenma diam sejenak. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.

"Buat saja makanan cemilan."

Bak lampu bersinar terang, (name) mendapatkan pencerahan di kepalanya.

Wanita itu mengangguk mantap. "Baiklah. Kalau begitu, lanjutkan pekerjaanmu. Aku mencintaimu," ucapnya.

"Aku juga mencintaimu," balas Kenma sebelum menutup telponnya.

Setelah itu, (name) berjalan menuju dapurnya. Membuka pintu kulkasnya lalu mengeluarkan beberapa bahan yang ia perlukan.

"Aku akan membuat apple pie untuk Kenma-kun!"

***

"Aku pulang."

"Selamat datang, Kenma-kun."

Sniff sniff

"Apa kau membuat apple pie?"

"Iya! Kau bisa menciumnya?"

"Hm. Kau memang tau makanan kesukaanku."

"Hehehee...."

...aku harus tau makanan apa yang disukai oleh Kenma-kun.

TBC

My Husband {Kozume Kenma}Where stories live. Discover now