19. Upacara

31 2 0
                                    

Senin ini adalah bagian petugas upacara dari kelas IPA 4, namun Senja tetap tidak ingin menjadi apa-apa dan sekedar menjadi paduan suara saja.

Ketika anak kelas lainnya tengah latihan upacara, guna memperlancar.

Sedangkan Senja, Puji, Nadhiva, Azzahra dan April, hanya terduduk diam sembari menyimak anak kelasnya yang upacara.

Waktu sudah menunjukkan setengah 7 kurang, membuat mereka semakin mempersiapkan diri.

Senja hanya bersantai di barisan paduan suara kelasnya.

Ketika lapangan utama sudah mulai penuh diisi oleh orang-orang dari berbagai angkatan, Senja berdiri dan berada di samping April.

Senja terdorong oleh Nadhiva yang memposisikan dirinya berada di belakang Senja, membuat Senja dan April menjadi berada di barisan belakang.

"Ini mah pastinya barisan kelas IPS 4, cuy." Ucap April membuat Senja menggidikkan bahunya.

Upacara telah dimulai, membuat Senja memerhatikan tepat selurusan dengannya, ternyata memang benar barisan kelas IPS 4. Dan bahkan, Sinan berada tepat selurusan dengannya.

Senja menghela napas pelan, ia sebenarnya bingung hendak melihat kemana.

Sebab, jika ia memperhatikan Sinan, kemungkinannya lelaki itu juga akan melihatnya dan terjadilah eye contact.

Bahkan tadi Senja sempat melihat Sinan tengah mengobrol dengan temannya sembari membisikkan sesuatu dan melihat ke arah paduan suara.

Hal itu bukannya membuat Senja senang merasa di jadikan bahan pembicaraan, namun ia takut geer sendiri dan takut-takut kalau Sinan malah membicarakan hal-hal yang membuat Senja malu.

Karena April telah memberi salam kepada Sinan atas dasar dirinya, padahal ia sama sekali meminta untuk dititipkan salam, hanya inisiatif April atas itu.

Senja menghela napas pelan, lalu menyimak terlaksana nya upacara.

Posisi paling depan di paduan suara membuatnya terkena paparan sinar matahari.

"Met, liat Sinan gak tuh?" Bisik Azzahra dari belakang.

Senja sedikit menolehkan kepalanya, "liat, pas banget depan gue nih." Ucap Senja membuat keduanya terkekeh.

Sinan yang memiliki postur tubuh yang tak kalah tinggi dengan teman-temannya, membuat lelaki terlihat dengan mudah dari atas sini.

Senja mulai kembali memperhatikan Sinan yang tengah memperhatikan pemimpin upacara, yaitu Andre.

Senja menahan senyumnya ketika melihat dahi Sinan mengkerut, dengan pandangan yang serius.

Hal itu malah Senja anggap lucu, dan ingin sekali ia memeluk Sinan erat saat itu juga, gemas.

Senja kembali mengalihkan pandangannya saat temannya Sinan yang bernama Sehan itu melihat ke arahnya.

Padahal, Senja sudah melihat lewat sela-sela daun yang berada di sana, namun tetap saja ketahuan.

Senja kembali menolehkan kepalanya kepada Sinan, lalu ia tersentak saat Sinan juga tengah melihatnya.

Mereka eye contact, lalu Senja memutus eye contact itu dengan mengalihkan pandangannya.

Ketahuilah, wajahnya yang terpapar sinar matahari membuat kedua pipinya me-merah dan sekarang ia juga bertatapan dengan Sinan sebentar, hal itu membuat pipinya langsung me-merah.

Senja menghela napas pelan, ia jadi malu sendiri karena sudah ketahuan memperhatikan lelaki itu.

Bagaimana kelanjutannya hidupnya jika sudah begini? Ntah.

+×÷

Euphoria; | END ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang