27. Borobudur

27 3 0
                                    

Sesuai jadwal yang telah di sebarkan, hari pertama sampai jam 2 siang, rombongan Senior High School akan berada di tempat yang telah di tentukan, sebelum check in ke hotel.

Jadwal pagi langsung menuju ke candi borobudur, candi yang sangat menakjubkan. Benar-benar menjadi candi yang memuaskan indra penglihatan.

Setelah mendapat tiket masuk, rombongan Senior High School dibagi atas 4 barisan antrian.

Kelas Senja berada di barisan paling kiri.

Senja, Azzahra, April dan Nadhiva sempat tertinggal membuat mereka ber empat berada di belakang anak laki-laki kelas 11 IPA 4.

Senja tepat berada di belakang lelaki paling ganteng di kelasnya yang berdarah Australia-Indonesia.

Tepat di belakang Senja ada April, lalu Azzahra dan terakhir Nadhiva.

Di belakang Nadhiva ada gerombolan anak laki-laki 11 IPS 4, tapi Senja sama sekali tidak melihat keberadaan Sinan.

Senja menoleh dan membuat April menyeletuk pelan, "tuh orangnya baru dateng pake baju putih." Ucap April membuat Senja melotot dan melihat Sinan yang memakai baju putih dengan celana jeans hitam.

Ah, sangat kontras sekali dengan kulit lelaki itu, ketambah dengan rambut yang membuat lelaki itu terlihat fresh akibat baru memotong rambutnya.

Senja terdiam dan kemudian kembali menoleh ke depan, ia tidak ingin pandangan anak laki-laki IPS 4 menganggapnya modus atau semacamnya.

Senja terkadang ikut menoleh dan ikut menanggapi obrolan yang dilakukan oleh ketiga temannya yang berada di belakang.

Sampai saat ada anak lelaki IPS 4 yang pindah barisan, tepat bersebelahan dengan IPA 4, dan ada anak laki-laki yang mengawali untuk maju ke depan membuat semua anak laki-laki IPS 4 menurutinya.

Dan tepat sekali, Sinan berada di sampingnya. Sangat dekat namun tidak sampai menempel, Senja menoleh ke arah teman-temannya seolah meminta perlindungan karena ingin ambyar dam jatuh lemas ke lantai saat itu juga.

Namun, ketiga temannya malah tertawa mesem seperti melihat dua orang yang tengah salah tingkah itu sebagai ejekan.

Senja mendesah pelan, berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup cepat, dan ia yakin sekali bahwa pipinya sudah merona sekarang.

Senja bergerak salah tingkah di tempatnya, lalu menunduk menyibukkan diri dengan memainkan karcis di tangannya.

Wangi Sinan membuat Senja semakin meleleh saja di tempatnya.

Teman-temannya yang sudah merasa puas mentertawakan Senja tanpa rasa iba itu, kembali berbincang membuat Senja menoleh ke samping kiri agar tidak papasan muka dengan Sinan.

Ah, Senja tegang dan ingin mengubur diri hidup-hidup saja sekarang.

April tertawa pelan dan mendorong Senja membuat Senja memekik tertahan, hampir menubruk tubuh Jordan jika saja ia tak dapat menahan dirinya sendiri dengan ancang-ancang lengan bersilang di depan dadanya.

"Apasih, Lan?!" Tanya Senja yang padahal masih dengan salah tingkah.

April tertawa melihat reaksi Senja dan kemudian berkata tanpa dosa, "nengoknya sebelah sini dong, Met." Ucap April sembari membelokkan tubuh Senja ke arah kanan membuat Senja mendengus keras.

"Apasi anjir?" Ucap Senja.

"Halah, biasa modus juga ke Jordan." Ucap Arpil memancing amarah.

"He, elo itu mah." Ucap Senja, membalas.

Tanpa Senja sadari, lengan Sinan tadi sudah hampir refleks ingin membantu Senja menahan dirinya namun itu tidak terjadi karena Senja sudah dapat mengatasinya sendiri.

Euphoria; | END ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang