{ 04 }

2.7K 297 18
                                    

✨{ Change your theme to dark }✨
🌌{Change your font to sans serif }🌌





.

.




.





You got me feeling like a psycho psycho

People keep telling us

As we fight like it’s our last but then we get along

They don’t get it, it’s so funny








.

.

.





—————Ψ     { Psycho }     Ψ—————


Pria bongsor bernama Jeno itu mengacak rambutnya kasar. Sedari tadi dia menghela napasnya kasar berulang kali dan tidak bisa fokus dengan latihan basketnya.

Sudah berkali kali coach memarahinya karena selalu ngga fokus dan terlihat asal asalan. Beberapa teman se tim juga mulai terlihat ngga suka sama Jeno karena bisa dibilang Jeno menghambat latihan mereka hari ini.

Jeno menghempaskan dirinya di bangku dekat lapangan saat coach bilang istirahat sebentar.

"Tengkar ya?" Tanya Jaemin yang peka sambil membawakan minum untuk Jeno.

Jeno langsung merampas minuman itu dan meminumnya dengan tidak santai lalu meletakkan botolnya disamping dengan kasar.

"Kenapa lagi sih anjir? Lu kalo tengkar sama Renjun gak kira kira deh." Tanya Jaemin sambil minum.

Jeno kembali menghela napasnya kasar. Kemudian dia mengacak acak rambutnya sendiri. "Duh bikin orang jadi gila aja tuh anak" gerutu Jeno.

Jaemin menghela napasnya pelan. "Cerita deh. Gabakal gua bilang ke orangnya kok." Jawab Jaemin. Udah sering dia mah ngeliat Jeno sama Renjun tengkar. Padahal alesannya tuh bego banget, nggapenting banget.

Jeno menghela napasnya kasar sambil memandang langit. "Gua gasuka liat Renjun deket sama Haechan. Bikin gua gila sumpah. Pingin gua cabik cabik." Kata Jeno sambil merememas rambutnya karena gregetan.



You got me feeling like a psycho, psycho —



Entah untuk keberapa kalinya Jaemin menghela napas. Dia menggeleng gelengkan kepalanya akibat ulah sahabatnya ini.

"Ya wajar sih si Renjun marah. Emang lu punya hak apa sama dia kalo dia deket sama orang lain? Pacar juga bukan kan? Yah walau status kalian bisa dibilang temen deket sih. Tapi juga lu gak berhak ngatur dia Jen." Jelas Jaemin panjang lebar.

Jeno menatap Jaemin tajam, lalu tatapan itu berubah menjadi tatapan putus asa. "Terus gua harus gimana Jaem? Gua gasuka banget si Haechan nempel nempel sama Renjun. Malah modusnya bilang mau ngerjain tugas bareng di mall lagi. Bilang aja mau jalan berdua." Jeno kembali menghela napas kasar. Entah udah keberapa kalinya dia begitu.

✔Psycho  |  [Noren]Where stories live. Discover now