{ 07 }

1.8K 180 4
                                    

✨{ Change your theme to dark }✨
🌌{ Change your font to sans serif }🌌






.

.


.





I don’t know what to do

Even if I calm you down and harshly kick you

You sometimes smile at me

How can I let you go? Ooh






.

.


.





—————Ψ      { Psycho }      Ψ—————



"Renjun!" Jeno memanggil pacarnya yang kian menjauh itu hingga Jeno bersusah payah mengejarnya.

Si kecil pun tidak menghiraukan panggilan kekasihnya yang sedaritadi meneriakkan namanya. Beberapa kali Jeno berhasil mengejar dan menggenggam tangannya, tapi tangan kurus Renjun selalu menepisnya dengan kasar. Dia tidak peduli, tidak menggubris teriakan kekasihnya yang membuat murid murid sekitar memandang mereka, bahkan yang dikelas pun sampai kepo keluar.

Jeno mengejarnya sampai ke depan gerbang sekolah, namun Jeno telat. Renjun telah memasuki mobil yang Jeno yakini adalah Grab yang dipesannya. Semarah itukah Renjun padanya? Sampai tidak mau pulang bareng dengannya?

Jeno mengacak rambutnya kasar dan melempar botol plastik mineral ditangannya hingga botolnya pecah dan airnya tumpah.

Sebenarnya alasan Renjun marah adalah alasan yang simpel. Jeno menolak permintaan Renjun yang ingin ditemani ke perpus saat pulang sekolah karena ada latihan basket, tapi Renjun malah melihat Jeno jalan berdua dengan Hina. Renjun yang melihat itu sangat marah dan langsung meninggalkan Jeno.

Jeno frustasi. Sebenarnya ini hanya salah paham. Memang betul Jeno ada latihan basket, saat dia ingin mengambil pakaian gantinya di kelas, pak guru memanggil Jeno dan Hina karena mereka berdua sama sama ketua kelas, jadi wajar saja mereka kadang bisa terlihat barengan.

Jeno yang tidak sengaja melihat Renjun sekilas langsung mengejar Renjun. Bagaimana tidak, raut wajah pacarnya sudah begitu tidak mengenakkan, ditambah lagi mukanya yang memerah, tangan terkepal kuat dan air mata yang hampir lolos.

Susah payah Jeno mengejar lelaki mungilnya, sampai sampai rela telat latihan basket. Tapi hasilnya begitu, Renjunnya tidak menghiraukan Jeno sama sekali.

Mood Jeno benar benar hancur. Dia menelepon Jaemin untuk bilang bahwa dia tidak ikut latihan basket hari ini. Jaemin bingung kenapa tiba tiba, tapi dia tidak bertanya. Dari nada bicara Jeno saja dia tau bahwa pasangan bucin tersebut sedang bertengkar hebat.

Sebelum Jeno menutup telponnya, Jaemin memberi satu advice untuk Jeno. "Jen, gausah kejar Renjun sekarang. Dia pasti marah, kasih waktu buat dia sendiri dulu. Besok baru jelasin. Aku ngga tau masalah kalian apa, tapi cepet selesain." Lalu Jaemin mematikan telponnya. Jaemin sepeka itu memang.

✔Psycho  |  [Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang