1# Pulang ke kotaku

1.5K 56 2
                                    

Akhirnya kembali lagi ke kota ini setelah sekian tahun lamanya. Sudah banyak sekali yang berubah saat aku menatap ke arah luar jendela dari mobil travel yang aku tumpangi.

Taman kota tertata apik. Bangunan bangunan lama yang dulu kosong dan tak terjamah sekarang sudah di sulap menjadi tempat wisata. Halte bis ada di mana mana, jauh berbeda dengan jalanan kota yang aku tinggali tujuh tahun yang lalu.

Ku buka sedikit kaca jendela, untuk menghirup sebentar udara kota ini sambil memejamkan mata.
Mungkin segalanya akan menjadi lebih baik di sini. Sejak kepergian kedua orang tuaku aku harus membiasakan diri untuk melakukan semuanya sendiri karena selain aku anak tunggal, aku tidak memiliki siapapun.

Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta ternama yang mempunyai banyak cabang di beberapa kota, kebetulan aku dipindahkan di salah satu cabang yang ada di kota ini, rasanya tidak akan terlalu sulit jika aku harus beradaptasi dan tinggal lagi di sini.

"Iyaa, mungkin sebentar lagi," jawabku setelah mengangkat handphone yang terus saja berdering. Dari Monita rekan kerja sekaligus sahabat terdekatku.

"Jangan lupa kasih kabar ya kalau udah nyampe, aku jadi kesepian kan di sini, ga ada yang nemeni maksi lagi hiks, ini aku lagi beberes mau pulang," suaranya nyaring di telinga.

"Kan ada Hans, Vella sama Jojo," aku mengabsen satu persatu deretan rekan kerja terdekat kami yang satu devisi.

" Beda, ga ada kamu!"

"Yaudah, ntar kita teleponan aja tiap jam maksi, aku juga udah mau nyampe nih," selorohku sambil tertawa kecil di sertai gelengan kepala.

"Ok deh, kamu ati ati ya,"

"Ok...bye," Aku segera menekan tombol merah di layar hp dan segera memasukkannya ke dalam tas tangan.

Perjalanan Surabaya Semarang membuatku sangat penat. Rasanya sudah tak sabar ingin segera sampai dan mengistirahatkan tubuh. Delapan jam sudah aku berada di dalam sini.

Langit sudah hampir gelap saat aku sampai di depan sebuah rumah kontrakan mungil yang berwarna biru langit dengan kombinasi warna pink di sudutnya, rumah yang sudah ku pilih jauh-jauh hari. Barang barang juga sudah diantar beberapa waktu yang lalu dengan di bantu pemiliknya.

Aku mengulum senyum sesaat mengamati suasana.
Teras rumah tidak terlalu lebar hanya ada dua kursi santai berwarna putih, meja kecil dan tanaman hias yang berjejer serta tergantung rapi, entah kenapa bagiku rumah ini terlihat istimewa. Beberapa tanaman airis menghiasi sudutnya. Membuatku jatuh hati sejak pertama kali melihatnya. Di tambah lagi jaraknya dengan kantor yang tidak terlalu jauh. Bagiku ini Sempurna.

"Mbak Senja ya?" Tanya seseorang mengagetkan. Aku menoleh.

"Iya, benar,"

"Saya Ando mbak, kebetulan yang tinggal di sebelah, tadi pemilik rumah menitipkan kuncinya pada ibu saya. Ini mbak silahkan," kata pemuda itu sopan, menyodorkan sebuah kunci ke arahku.

"Ok, makasih ya dek," kataku menyungging senyum. Dilihat dari penampilannya mungkin dia seusia anak SMA.

"Sama sama mbak," dia mengangguk dan membalas tersenyum. Lalu melangkah dan menghilang dari balik pagar.

***

Hari pertama bekerja belum terlalu sibuk. Syukurlah semua berjalan sesuai rencana, dan perkenalan dengan teman rekan kerja juga berjalan menyenangkan. Memang ruangannya tidak sebesar di kantorku yang dulu tapi suasana disini cukup membuatku merasa nyaman. Tentu saja itu yang terpenting, aku jadi bisa bernapas lega.

Aku tengah membereskan kertas kertas file di atas meja ketika seseorang sudah berdiri di depan kubikelku dan menyapa.

"Mau makan siang ya?"

Langit Senja (End)Where stories live. Discover now