45. SEMAKIN TAKUT

1.6K 181 24
                                    


45. SEMAKIN TAKUT

Aku mencintaimu atau aku tidak ingin kehilanganmu?

* * *

Bitha pingsan.

Satu fakta yang membuat cewek itu akhirnya berujung di rumah sakit. Wajah pucat menunjukkan bahwa cewek itu sedang sakit. Bhagiraja mengetahuinya ketika pegawai di studio musiknya berteriak saat melihat Bitha yang tergeletak di lantai.

Bhagiraja membawa Bitha ke mobilnya, ia langsung menuju rumah sakit karena cewek itu benar-benar terlihat lemah sekarang. Akhir-akhir ini Bitha memang terlihat tidak bersemangat apalagi ketika ia menyadari kalau Bitha sering kali memuntahkan apa yang sedang cewek itu makan.

"Gimana keadaan pacar saya, Dok?" tanya Bhagiraja ketika dokter muncul dari dalam ruangan.

"Maaf, orang tua pasien di mana?" Dokter malah bertanya, seolah tidak yakin dengan keberadaan Bhagiraja di sana. "Ada yang harus saya beri tahu tentang keadaannya."

"Apa pacar saya sakit parah?" tanya Bhagiraja tidak memedulikan pertanyaan dokter tadi. "Kenapa gak kasih tau sekarang ke saya?"

Dokter semakin menatap remaja laki-laki di hadapannya bingung. "Kamu sudah tau keadaannya? Dan kamu adalah ayah dari janin di dalam kandungan pasien?"

"Dok?" Bhagiraja bingung mendengar itu. "Apa Dokter salah menangani pasien? Saya bawa pacar saya, namanya Bitha, Dok. Dia masih pelajar, kenapa jadi bawa-bawa kandungan?"

"Pacar kamu sedang hamil." Dokter akhirnya mengatakan ini. "Karena masih pelajar, saya perlu kehadiran orang tua pasien di ruangan saya. Kamu bisa memanggil mereka?"

Bhagiraja yang ditanya pun tidak tahu harus menanggapi dengan cara bagaimana. Kata-kata itu seperti lelucon yang dokter itu ucapkan padanya. Bitha hamil? Sama siapa? Cewek lemah itu hamil?"

"Kalau kamu mau melihatnya, silakan!" Dokter itu kembali berkata ketika pasien keluar dari dalam ruangan. "Saya permisi!"

Dokter sudah pergi dari hadapannya, tapi Bhagiraja memandang kosong ke pintu. Di dalam Bitha masih tidak sadarkan diri dengan infus di tangan cewek itu. Perlahan tangannya membuka pintu, jika yang diucapkan dokter bukan candaan, Bhagiraja hanya berharap kalau ia sedang bermimpi.

Langkah kakinya tidak sekuat biasanya, matanya membendung air yang siap tumpah. Memerhatikan Bitha di ranjang rumah sakit dengan dugaan yang pernah ia katakan kepada cewek itu.

"Gue sempat mikir lo hamil tadi."

Kata-kata itu memang diucapkannya, karena ia takut. Bhagiraja takut kalau Bitha menyadari bahwa ada orang lain yang mencintai cewek itu.

Bhagiraja takut Bitha memilih temannya.

Dan sekarang, Bhagiraja semakin takut. Jika benar Bitha hamil, jika itu memang kenyataannya, dan siapa ayah dari bayi itu?

Satu nama yang dekat dengan Bitha adalah Sadajiwa.

Bhagiraja kini sudah sampai tepat di samping Bitha. Ia memerhatikan Bitha yang masih terpejam. Jadi selama ini Bitha menutupi kehamilannya.

Pikirannya pergi membentuk memori-memori yang berkaitan dengan Bitha. Bhagiraja tidak mengerti dengan yang terjadi saat ini, ia meraih tangan kecil Bitha, dan menggenggamnya erat.

"Bodoh, Tha! Lo sangat bodoh!"

Kini Bhagiraja menunduk, masih melihat wajah cewek itu. "Kasih tau gue siapa yang buat lo kayak gini, Tha! Lo bodoh! Sialan!"

Tanpa Bhagiraja minta, air matanya terjatuh membasahi pipi. Tapi kali ini ia membiarkannya. Ia begitu merasa tersakiti ketika tahu bahwa cewek lemahnya telah hamil dengan cowok lain.

Genggaman itu terlepas, Bhagiraja terjatuh. Ia berpegangan pada tepi ranjang rumah sakit. Ia mengacak-acak rambutnya, sangat frustrasi.

"Gue sangat membenci lo, Tha! Gue sangat-sangat membenci lo, Bitha!"

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

SADAJIWAWhere stories live. Discover now