77. TIDAK BERHAK LAGI

1.1K 145 202
                                    

77. TIDAK BERHAK LAGI

* * *

"Polisi sampai sekarang gak dapat tanggapan apa-apa, Jiwa."

Sadajiwa menerima telepon dari papanya, padahal ia sedang menunggu Noura di parkiran. Tapi Rudhy sepertinya ingin membicarakan ini sekarang, membuat Sadajiwa jadi mendengarkan setiap ucapan papanya.

"Seperti yang polisi bilang waktu itu, kalau sampai gak ada kabar apa-apa. Malam ini kita ke rumahnya Bhagiraja. Kamu harus ikut, Jiwa."

Dihelanya napas berat. "Iya, Pa. Nanti Jiwa susul pakai motor sendiri."

"Oke," balas papanya lagi di telepon. "Papa dan Papanya Bitha bareng polisi langsung ke sana. Walaupun Bhagiraja belum tentu bersalah, tapi dia harus memberi keterangan ke keluarga Bitha dan polisi. Seharusnya keluarganya gak menyembunyikan Bhagiraja, sekarang dia malah disangka buronan."

"Bukannya karena menyembunyikan Bhagiraja, itu artinya dia memang bersalah." Sadajiwa mengatakan itu. "Jadi mereka sadar kalau Bhagiraja melakukan itu ke Bitha, benar kan, Pa?"

"Iya juga, sepertinya memang Bhagiraja yang membuat kecelakaan itu." Rudhy seakan tersadar dengan pendapat yang putranya katakan. "Semoga dengan tindakan polisi yang langsung datang ke rumahnya, bisa membuat mereka mengatakan yang sebenarnya."

"Amin," jawab Sadajiwa sambil melihat jam di layar ponselnya yang sudah sore, di mana murid IHS pulang. "Pa, Jiwa matiin teleponnya."

Sadajiwa mematikan panggilan itu, sementara ia yang sudah selesai kelas sejak tadi lebih memilih untuk menunggu Noura di parkiran. Beberapa motor yang ada di sekitarnya juga masih banyak yang terparkir di sana. Sampai bel pulang sekolah berbunyi, terdengar suara heboh dari beberapa kelas yang ada di dekat parkiran.

Satu per satu Sadajiwa melihat murid yang muncul dari lobi. Ada yang langsung berjalan ke luar sekolah dan ada juga yang seperti dirinya menghampiri parkiran. Sadajiwa bahkan dapat melihat beberapa teman sekelasnya yang juga sudah mau pulang dengan kendaraannya.

Dan Sadajiwa menunggu Noura dengan bersandar di motor. Ia memegang dua kotak susu cokelat yang pastinya akan cewek itu suka. Dihari ini, Sadajiwa sudah merencakan, membuat dirinya siap mengatakan kalau ia mencintai Noura. Kalau Sadajiwa ingin Noura menjadi kekasihnya.

Ketika Sadajiwa tengah asik memerhatikan susu kotak itu, ia mendongak untuk memastikan Noura ada di sana dan cewek itu melihat keberadaannya. Tapi pandangannya terkejut melihat Bhagiraja terlihat berdiri di dekat mobilnya, dia dikelilingi oleh tiga orang penjaga, dan jelas itu membuat Sadajiwa kesal.

Sadajiwa dengan cepat memasukkan susu kotak itu ke dalam tasnya. Ia berjalan menghampiri Bhagiraja, ingin memastikan apakah dia benar-benar bersembunyi? Atau berpura-pura tidak tahu kalau surat panggilan polisi diberikan untuknya?

Saat Sadajiwa berjalan mendekat, mengepalkan tangannya, dan siap memukul wajah Bhagiraja yang merasa tak bersalah itu. Sadajiwa langsung didorong kuat oleh salah satu penjaga Bhagiraja.

"Mau apa?" tanyanya solot.

Sadajiwa berusah terlepas dari dorongan orang itu. "Gue perlu ngomong sama Bos lo itu. Gue tau dia gak budek, tapi dia sama sekali gak punya rasa bersalah. Lo yang udah buat Bitha meninggal, Bangsat! Tapi lo sembunyi dari polisi!"

Semakin kuat tenaga Sadajiwa, semakin kuat juga penjaga Bhagiraja mendorong cowok itu. Sementara Bhagiraja hanya terdiam sambil membuka pintu mobilnya.

Sadajiwa menatap benci Bhagiraja. Ia benar-benar akan membunuh cowok itu malam ini, jika dia sama sekali tidak mau menyerahkan diri ke polisi. Namun pandangan Sadajiwa terhenti, melihat ke arah mobil, ada tangan perempuan di sana juga mengenakan seragam IHS.

Membelalakkan matanya, saat Sadajiwa melihat wajah jelas Noura, cewek itu yang ada di dalam mobil Bhagiraja. Bhagiraja yang belum masuk ke dalam mobil pun ikut terkejut saat cewek itu memohon.

"Jangan sampai Jiwa dipukul sama penjaga lo!" ucap Noura memohon.

Sadajiwa tahu detik ini emosinya semakin meningkat. "Noura?"

Noura yang merasa terpanggil pun tak tahu kenapa refleks menoleh ke arah Sadajiwa. Cewek itu kini panik dan merasakan ada amarah di wajah Sadajiwa.

"Jadi ini alasan lo waktu itu gak datang ke toko? Lo dekat sama dia, Noura?!" teriak Sadajiwa memanggil nama cewek itu. "Sialan, lo bohongin gue Noura! Ternyata lo sama aja kayak Bitha! Lo sama begonya kayak dia, Noura!"

Sementara Noura langsung masuk ke dalam mobil, membiarkan dirinya tidak terlihat oleh Sadajiwa. Detik ini tubuhnya gemetar karena mendengar nada amarah cowok itu. Bhagiraja meminta penjaganya melepas Sadajiwa dan saat dia masuk ke dalam mobil, Sadajiwa sudah tidak lagi ditahan.

Sadajiwa dilemparkan begitu saja, sampai cowok itu terjatuh ke aspal. Menatap kepergian mobil Bhagiraja bersama dengan Noura di dalamnya. Pandangan Sadajiwa sudah mengabur ketika air matanya tertahan di sana.

Dengan cepat Sadajiwa bangkit, kini emosinya sudah naik berkali-kali lipat hingga sampai puncak. Ia mengambil susu cokelat di tasnya dan melemparkannya ke tempat sampah di dekat parkiran. Ia berjalan ke motor dengan kesal.

Memakai helmnya dengan perasaan yang tidak bisa lagi dijelaskan, hatinya hari ini benar-benar hancur.

Sementara Pal, yang sejak tadi melihat, menghampiri Sadajiwa. "Ternyata cewek yang dekat sama lo itu sama aja, Bos. Bitha, Noura, mereka gak benar-benar tulus dekat sama lo. Apalagi karena Bhagiraja."

Sadajiwa terdiam sejenak mendengar ucapan Pal. "Kalau sampai dia datang ke toko. Jangan sekali pun lo buka pintu buat dia. Dia gak berhak ambil waktu sepuluh menit gue lagi. Dia gak berhak buat datang ke toko lagi."

"Siap, Bos!" Pal tersenyum.

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now