76. PIKIRAN TERBAGI

1K 135 172
                                    

76. PIKIRAN TERBAGI

* * *

"Jadi lo pilih di mana?"

Pertanyaan Ira membuat Noura bingung. Noura memegang sebuah formulir bertuliskan program pertukaran pelajar. Ia menatap Ira di layar laptopnya, cewek itu menaikkan alis menunggu respons Noura.

"Lo bisa pilih di Oslo, Nou. Bisa ketemu nyokap lo, gue yakin banget nyokap lo gak akan marah karena emang program dari sekolah," ucap Ira lagi. "Bukannya lo mau ketemu nyokap lo, Nou? Tinggal satu tahun lagi lo jadi murid IHS. Dan IHS kasih program yang bisa buat lo ketemu nyokap. Daripada lo di Indonesia terus, yang ada nyokap lo gak balik-balik."

"Gue bingung, Ra," lirih Noura masih terdengar di panggilan video, membuat temannya itu menatap sama bingungnya.

"Bingung kenapa? Lo gak punya teman kalau ke Oslo?" tanya Ira lagi. "Gue bisa ganti jadi Oslo kalau lo butuh teman, Nou."

Sejak formulir itu dibagikan, Noura jadi memikirkan terlalu banyak hingga ia sendiri bimbang. Ira juga menambah pikirannya dengan pertanyaan cewek itu. Malam ini, Noura tidak bisa berpikir jernih, ia takut salah mengambil keputusan.

"Bingung ... disatu sisi gue mau ke Oslo. Ketemu nyokap gue." Noura melihat ke laptopnya, Ira yang sedang bersandar di kepala kasur tampak menatapnya dengan sabar. "Tapi sisi lain, gue gak mau pergi, Ra. Gue gak bisa pilih salah satu."

"Kenapa, Nou?" tanya Ira lagi. "Kenapa lo jadi bingung gini?"

Noura terdiam sejenak, ia mau cerita tapi takut Ira jadi malas mendengarnya. "Gue udah gak pusing mikirin nyokap sih, Ra. Gue memang masih gak suka nyokap gak pulang-pulang ... tapi gue gak sendirian kayak waktu itu."

"Karena sekarang ada Sadajiwa?" Ira menebak dan ia sudah pastikan benar sebelum menanyakan itu. Noura sudah mengakui kalau dia memang suka sama Sadajiwa. Tidak heran pikiran cewek itu terbagi.

"Iya." Noura menjawabnya dengan pelan.

Helaan napas Ira terdengar, cewek itu bertopang dagu sambil melihat Noura di layar. "Kalau lo memang gak yakin, ya gak usah."

"Sorry, Ra. Gue gak bisa jawab sekarang. Masih ada batas waktu sampai ujian kenaikan kelas, kan?" Noura mengetuk-ngetuk jarinya di meja belajar. "Nanti gue tentuin."

"Iya, terserah lo." Ira menjawabnya dengan santai. "Udah ya, Nou. Good night!"

"Night!" Panggilan video itu terputus, Noura menutup laptopnya dan berjalan menghampiri tempat tidur.

Meminum susu cokelat buatan Bi Sri, meneguknya sampai habis. Noura bersiap untuk tidur setelah minum. Ia membaringkan tubuhnya ke atas kasur, menyelimutinya sampai ke leher. Namun matanya tidak bisa terpejam, pilihan yang sulit ketika diminta memilih untuk ke Oslo atau tetap di sini.

Noura ingin bertemu mamanya, melihat keadaan mamanya di sana. Selagi ia bisa sekolah juga bisa terus bersama mamanya di Oslo. Tapi saat mengingat Sadajiwa, Noura sudah terlalu nyaman bersama cowok itu dan waktu satu semester adalah waktu yang cukup lama untuk mereka tidak bertemu.

Noura membuka ponselnya, melihat isi galeri yaitu foto-foto Sadajiwa yang sibuk mengurusi toko. Noura yang bosan, memotret apapun yang sedang dilakukan cowok itu.

Membuat Noura tersenyum ketika mengingatnya kembali, dan saat itu Araf yang malah eksis di dalam foto, cowok itu tersenyum ke arah kamera dengan berbagai gaya. Sementara Sadajiwa tampak tidak suka dengan Noura yang memfotonya.

"Suka sama Jiwa?" tanya Noura pada dirinya sendiri. "Iya, suka."

"Dan gue jatuh cinta sama dia?" tanya Noura lagi pada dirinya sendiri, namun matanya melihat foto Sadajiwa di ponselnya. "Iya, jatuh cinta."

* * *

Semoga kalian terus suka yaa❤❤❤

Bantu ramaikan cerita SADAJIWA dengan vote, komentar, dan share ke teman-teman kalian sebanyak mungkin❤

Terima kasih❤❤❤

Follow Instagram :
@erlitascorpio

Follow Instagram :@erlitascorpio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SADAJIWAWhere stories live. Discover now