33. Selamat Datang

9 0 0
                                    

Oh ya maap ada yang diganti. Teman-teman Usa bukan ibu-ibu ya. Rata-rata anak gadis. Yang di bab 31.

Untuk cast Usa, dll, kalian bayangin sendiri aja ya. Jujur saya ngga bisa bikin cerita pake cast. Itu cast Kelu, Pratsua, Susan, Hamdi, dan Ejja sebenernya cuma mau ikut-ikutin kayak orang-orang haha.

Dann, jujur saya ga pernah nge-outline kalo Kelu Resa bakal masuk bui. Saya juga ngga nyangka kalo ceritanya jadi makin panjang. Tapi saya tetep suka nulisnya wkwk.

Doain tamat sesuai deadline ya.

Dah lah. Happe riding ....

⚪⚪⚪

Esok harinya, Usa mengajak Kelu keluar dari gedung menuju halaman belakang penjara. Mereka baru saja selesai mencuci pakaian dan siap menjemurnya.

Usa terlihat senang karena hari ini dia melihat Kelu selalu tersenyum kepada siapa saja yang sekiranya perlu ia sapa.

Jangan jadikan penjara adalah tempat yang mengerikan. Semua orang di sini baik. Mereka hanya pernah dijerumuskan setan. Begitu pun juga Kelu. Tak ada yang perlu ditakutkan dari penjara. Kita semua sederajat.

Kelu menuju teman-teman---Usa menyebutnya begitu---Usa. Mereka sedang duduk-duduk di tempat yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Di atas pasir. Di ujung beton yang mencengkung sebagai naungan meraka dari sinar mahahari.

Perempuan yang berjilbab membuka ruang bagi mereka duduk. Meraka hanya berempat hari ini. Onin sudah tiada. Dan perempuan yang gedut tidak ada di sini hari ini.

"Hai. Maaf untuk hari sebelumnya." Kelu duduk bersama mereka.

"Awal masuk ke sini juga aku begitu kok," jawab Zaenab.

"Kita semua begitu," tambah seseorang dengan suara yang lembut. Kalau tidak salah ingat, namanya Indiana. Usa bilang Indiana sudah beranak dua.

"Kenapa Mba bisa ada di sini?" tanya salah satunya yang berkepala botak. Kelu melupakan namanya. Kelu tidak bisa mengingat nama mereka saat pertama kali Usa mengajaknya. Otak Kelu benar-benar blank hari itu.

Yang paling jangkung di antara mereka menonjok punggungnya. Kelu juga lupa siapa namanya. Ia tak ingat untuk menyanyakan pada Usa.

Kelu tahu, itu bukan pertanyaan yang baik. Tapi wajar. Dia masih anak kecil. Mungkin umurnya sepantaran dengan Usa. Mereka tidak menonton televisi dan tidak tahu apa yang terjadi di luar sana.

Kelu tersenyum, mewajarkan. "Saya akan ceritakan."

Semua terkejut.

* * *

Mengulas kisah yang sebenarnya ingin Kelu buang jauh-jauh itu agak memberatkan. Tapi setelah bercerita pada mereka. Rasanya, mereka semua tahu apa dirasakan Kelu. Seberat apakah perjuangannya sampai ia bisa sampai penjara ini.

Apalagi setelah Kelu bercerita bahwa ia mengandung, semuanya tampak senang. Melihat mereka senang. Kelu juga merasa bahagia. Walaupun ia tahu anak yang dikandungnya ini adakah anak hasil perzinaan. Tapi, itu tak masalah. Asal ibunya senang mempunyai seorang anak, pasti semua orang juga akan ikut senang. Tidak ada yang bisa mengalahkan senyum dari seorang ibu. Kini, Kelu tidak perlu menyesali akan kehamilannya. Yang ia pikirkan adalah bahwa dia punya seorang anak. Dan ia akan bahagia bersama anaknya.

"Kak Zaenab biasanya solat di masjid. Mba udah tau lewat mana kalo ke masjid?"

"Belum, Usa. Aku belum sempet keliling."

Aku Bisa Membaca Pikiran dari Pakaian yang Kamu Kenakan [TAMAT]Where stories live. Discover now