40. Lebih Kuat dari yang Tak Pernah Terbayangkan

6 0 0
                                    

Beneran nih dari bab 36 sampe tamat, aku nulisnya cepet banget. Sekali lagi harap maklum untuk tipo-tiponya, ya.

⚪⚪⚪

Sehari setelah bertemu Pratsua dan mendapatkan kabar ke-HIV-annya. Kelu terus berbaring di kasur. Mengurung diri di dalam sel. Ia tidak mau bicara dengan siapa pun.

Semua orang tidak ada yang tahu mengapa Kelu sesedih ini. Kecuali, Baba yang mungkin sudah menyadap isi telepon yang sedang Pratsua dan Kelu bicarakan.

Percuma ia mengandung. Percuma ia punya anak. Anak di dalam kandungannya ini pasti akan menyesal karena diahirkan dari sperma yang membuatnya HIV dan dari ibu ceroboh yang membiarkan keperwanannya diambil oleh yang bukan suaminya.

"Mba." Indiana mengelus pundak Kelu. Kelu hapal suaranya yang lembut itu. Namun, seperti yang kita tahu, kelembutan sangat mudah terobek.

Kelu hanya melongo menatap kasur Inay dalam tatapan kosong. Ia kembali seperti di hari awal ia tiba di sini. Ia tidak bisa membedakan warna.

Tidak hanya Usa, Zaenab, Sita, Tere, Indiana, dan Yusuf, semua orang di dalam selnya pun ikut khawatir dengan keadaan Kelu. Mungkin, kecuali Inay. Mungkin dia puas melihat Kelu seperti ini.

Kelu membalik tubuhnya menghadap tembok sambil berguman; Allah membenciku, Allah membenciku.

* * *

Entah mengapa sekarang semua hal tampak tak menjanjikan di hadapan Kelu. Tidak ada yang spesial lagi di penjara ini. Tidak ada.

Ia tidak berani mengetes dirinya apakah ia positif HIV beserta anak di kandungannya atau tidak. Ia takut akan hasilnya. Ia takut.

Pagi ini, Usa mengantarkan makanannya pada Kelu. Di mana, sudah dua hari Kelu hanya berbaring di kasur.

Ia kembali ditemukan dengan titik lemahnya. Tidak ada yang bisa ia harapkan.

Usa duduk di bibir kasur Kelu setelah meletakkan piring Kelu di kasur. Tidak ada meja di dalam sel. Kakinya diayun-ayun ke depan ke belakang. Kelu tertidur miring menghadap tembok.

"Mba Kelu, kenapa sih Mba jadi sedih begini." Usa memelintir ujung lengan bajunya.

Kelu melirik di mana Usa duduk. Us duduk di dekat kaki Kelu. Menghadap kasur Inay dan Ate.

Kelu kembali menatap tembok. Ia lupa warna apa cat ini. Ia seperti tidak bisa melihat warna. Ia melupakannya.

"Kenapa sih, Mba? Tere udah bebas dari penjara kemaren. Aku jadi kesepian."

Entah mengapa, hati Kelu luluh mendengar hal itu.

Tere sudah bebas. Dan Usa kesepian.

Kelu tidak berpamitan pada Tere. Ia menyesal karena mengurung dirinya di sel. Bukan hanya di sel. Dirasa penyesalannya yang terlalu dalam.

"Aku HIV, Usa," jawab Kelu tiba-tiba. Mungkin ini kalimat darinya setelah dua hari membisu.

Kelu mengusap air matanya.

Ia tak menginginkan orang lain tahu akan hal ini. Tapi, pagi ini, Usa berhasil membuatnya bicara.

"Aku juga HIV tau, Mba."

Kelu menoleh pada Usa. Wajahnya lesu menatap ubin sel. "Udah lama."

Kelu menegakkan punggungnya. Ia  duduk di samping Usa. Entah mengapa Usa berhasil menggerakkan hati Kelu dengan apa yang diucapkannya.

"Dulu, Usa itu PSK. Dari umur sepuluh tahun. Usa kehilangan kedua orang tua Usa diumur yang ke lima tahun. Usa dilempar ke sana ke mari ke semua panti asuhan. Usa .... " Usa memelintir ujung lengan bajunya.

"Usa kabur dari panti terakhir Usa. Dan, Usa mencoba hal lain. Menjadi PSK. Usa ketahuan HIV pas umur dua belas tahun saat sebulan sebelum masuk penjara."

Usa menggulung lengan baju kanannya sampai sikut. "Liat nih. Ini bekasnya. Dulu bernanah-nanah."

Sekarang Kelu paham apa yang terjadi dengan kulit tangan Usa.

"Usa masuk penjara juga karena pengedar dan pengguna pengguna narkoba, Mba. Tapi." Suara Usa bergetar. "Usa tau kalo sekarang itu salah." Ia menangis. Kelu merangkulnya ke dalam dekapan dada.

Usa terisak. "Seharusnya Usa ngga gitu." Ia menangis. Air matanya membasahi dada Kelu.

"Jadi selama awal bulan di penjara, Usa bolak-balik bersihin nanah Usa sendirian. Obat yang biasa Usa minum itu ARV untuk nahan virus AIDS berkembang. Sekarang Mba tau alasannya kenapa kasur bawah Usa kosong." Usa menangis lebih kencang.

Tiba-tiba, air mata Kelu meluncur begitu saja.

Oh, Usa. Kamu lebih kuat dari yang tak pernah Kelu bayangkan.













Aku Bisa Membaca Pikiran dari Pakaian yang Kamu Kenakan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang