48. Tata Cara Makan

6 0 0
                                    

Kelu membuka pintu kamarnya. Kantung kemihnya sudah terlalu penuh. Kelu menoleh ke kanan ke kiri di depan pintu kamarnya. Kemanakah Pratsua atau Ibunya? Apa mereka masih ada di dalam rumah ini? Maksud Kelu, apa Kelu terjebak di sini? Namun pikiran buruknya terbuang saat ia melihat Ibu Pratsua dengan kursi rodanya menghampiri Kelu.

"Ibu, Kelu mau ke kamar mandi. Kamar mandinya di sebelah mana, ya?"

Ibu Pratsua menuntun jalan menuju kamar mandi. Kali ini, mata Kelu melirik ke sana ke mari. Rumah Pratsua berlantai dua. Rumah ini besar dan dingin. Kira-kira siapa yang mengisi kamar-kamar di atas sana?

Mereka berhenti di depannya ada pintu berwarna pink yang terbuat dari plastik. Sedangkan di kiri, ia melihat ada pintu yang sepertinya jalan menuju ke halaman belakang rumah.

Kelu mengangkat tangannya. Menggunakan bahasa isyarat. Makasih, Ibu, karena sudah ngebolehin Kelu mampir di sini.

Ibu Pratsua agak terkejut karena ternyata Kelu bisa berbahasa isyarat.

Sama-sama. Kelu kok bisa bahasa isyarat?

Dulu pernah belajar karena waktu itu Kelu pernah mewancarai komunitas tunawicara di Jakarta. Mereka ngajarin Kelu. Kelu masih inget sampai sekarang. Karena Kelu melatihnya. 

Ibu Pratsua tersenyum. Nama Ibu; Jadih. Pratsua adalah putraku.

Kelu tersenyum. Pratsua putra yang baik.

Jadih senang mendengar Kelu menilai anaknya begitu.

Kelu ke kamar mandi, ya, Bu.

Jadih mengangguk. Ia meninggalkan Kelu. Sebenarnya Kelu ingin membantu mendorong kursi itu, tapi ia benar-benar tak tahan ingin buang air.

Selesai dari kamar mandi, Kelu hendak kembali ke kamarnya. Tetapi, ia melihat Pratsua melintas di depannya.

"Mau ke mana, Pratsua?"

"Mau ikut?" tanyanya.

Kelu menengok ke kanan ke kiri. "Boleh nih?" Ia tidak melihat Ibu Jadih.

Pratsua mengangguk.

Benar dugaan Kelu. Pintu di kiri adalah pintu menuju halaman belakang rumah.
Kelu terpanah saat Pratsua membuka pintu itu.

Ia tak menyangka ada kebun yang luas di halaman belakang rumah ini.

Di pagar kebun---berupa beton setinggi tiga meter---berjajar tanaman yang ditanam secara hidroponik.

Sekarang sudah mendekati duhur, tapi Kelu mendengar kerik jangkrik dari kebun ini dan dari luar pagar. Apa di luar pagar ada kebun juga?

Pratsua mengambil keranjang dan bejalan melewati beberapa tanaman kebun.

Sepetak pertama di tanami tomat. Petak sebelahnya di tanami wortel. Petak kedua cabai dan petak sebelahnya juga cabai. Petak ketiga ditanami sawi. Petak sebelahnya ditanami kacang tanah. Yang ditanam hidroponik adalah bawang merah dan bawang putih.

Di belakang belakang petak-petak ini ada tiga pohon pepaya yang buahnya subur. Kalau tidak salah lihat, ia juga melihat kentang yang ditanam hidroponik di belakang pohon pepaya.

Aku Bisa Membaca Pikiran dari Pakaian yang Kamu Kenakan [TAMAT]Where stories live. Discover now