[6] Lucky Anggara, S.E.

7.3K 1.2K 271
                                    

Spam komennya lagi guys biar cepet terus update-nya :D

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Spam komennya lagi guys biar cepet terus update-nya :D

Jangan sider yaa hehe

Biar makin lancar nih Lucky

Happy reading!

_______________

Mungkin Lucky pernah berpikir, hari ini hanya akan menjadi mimpi dalam sepanjang hidupnya. Mungkin juga, Lucky pernah berpikir, hari ini hanya akan menjadi sebuah angan-angan kosong yang jauh dari genggaman tangannya. Mungkin juga, Lucky pernah berpikir, dia sudah hancur dulu. Tidak tahu bagaimana caranya bangkit. Tidak tahu bagaimana perihnya berjuang.

Tapi sekarang, melihat panggung auditorium lebar dihadapannya yang bermandikan cahaya keemasan. Juga ribuan orang yang berbaur dengan pakaian toga di sekelilingnya. Lagi-lagi membuat tangisnya luruh. Merasa tidak percaya. Bahwa sekarang dirinya berada di sini juga.

Yumna hanya tertawa di sampingnya, melempar selembar tisu ke muka Lucky. "Ih, Uky! Apaan, sih? Bikin malu aja lo daritadi nangis mulu! Tuh, dilihatin adik tingkat, kan! Jangan bikin gue malu, ish! Itu ingusnya dilap dulu yang bener!"

Lucky buru-buru mengelap ingusnya. Masih terisak melirik Yumna. "Yummy, kita beneran lulus bareng? Akhirnya setelah lima tahun gue lulus juga. Huhu. Gue pikir, gue tuh mimpi, Yummy. Gue pikir, gue bakal terjebak di kampus ini selamanya. Akhirnya kita lulus, ya?"

Yumna meringis, sesekali merapikan hijab dan riasannya. "Iya, Uky. Mana kita sebelahan lagi duduknya."

Lucky melirik sekelilingnya. Hanya segelintir mahasiswa Manajemen angkatan mereka yang tersisa di wisuda periode ini. Termasuk dirinya dan Yumna tentu saja. Fakta menyedihkan bahwa kini mereka duduk bersebelahan- yang artinya jarak di antara nama Lucky dan Shahila sudah terkikis habis dalam barisan Manajemen. Tapi, Yumna memang mengambil cuti. Jadi, wajar kalau lulus terlambat. Sedangkan dirinya?

Lagi-lagi Lucky mewek. "Yummy, gue jadi inget waktu SMA dulu. Kita juga duduk sebelahan gara-gara nilai kita lima terbawah di kelas! Gue inget banget! Nilai gue tiga puluh! Lo empat puluh!"

Yumna menggeram gemas. Rasanya ingin menimpuk muka Lucky. "Hih, kenapa, sih, lo selalu inget yang jelek-jelek tentang gue! Lupain!"

"Tapi, kan, bener! Kita emang goblok di kelas! Makanya kita sering kebagian akhir gini!" Lucky nyengir. "Kalau dipikir-pikir, nasib kita dari dulu itu konyol banget ya, Yummy? Satu SMA, satu kampus, lulus aja bareng. Pada akhirnya kita toh akan selalu bersama! Hehe."

Yumna masih kekeh dalam pendiriannya. "Nggak. Gue pinter, Uky."

"Dih, kalau lo pinter lo dulu nggak bakal sebelahan ama gue. Lagian rangking kita itu selalu atas bawah. Lo rangking 30 gue 31. Udahlah, terima aja fakta itu. Di antara kita bertiga, cuma Kriwil yang otaknya berlian. Kita kan modal kuliah selama ini nyontekin Kriwil doang, Yummy!"

Lucky to Have ZuhryWhere stories live. Discover now