Bab kedua

241 17 1
                                    

Luna benar benar bosan, ia tak bisa berpetualang di luar istana karena hukuman dari ayahnya.

Ia memandang rumah kaca dari balkon kamarnya, disana sedang ada pesta perayaan ulang tahun Felix.

Dan Felix tidak mengundang Luna, tapi Luna tidak terlalu peduli hal itu. Ia hanya ingin pergi keluar istana dan berpetualang.

"Ada perlu apa dengan tuan putri?!" Teriak Rad pada sekumpul prajurit yang datang.

Luna yang melihat itu langsung menghampiri Rad.

"Kami di perintahkan oleh yang mulia untuk membawa tuan putri" ucap salah satu prajurit.

Luna terkejut dengan perkataan salah satu prajurit itu Begitu pula dengan Rad, ia dan Rad saling bertatapan.

Luna belum sempat berbicara apapun tapi ia sudah di paksa berjalan oleh beberapa prajurit yang datang. Dan Rad hanya bisa mengikutinya dari belakang.

Ia di bawa ke rumah kaca tempat dimana pesta berlangsung.

"Tu-Tuan putri Luna De Aelius masuk" Seru seseorang.

Luna di perintahkan untuk menghadap Felix, ayahnya sendiri.

Luna menatap ayahnya kebingungan.

"Anu tuan putri. Maaf tapi . . Berlutut .." ucap salah satu prajurit sambil sedikit menurunkan badan Luna agar berlutut.

Luna benar benar terkejut dengan apa yang saat ini sedang terjadi. Ia bahkan tak bisa berkata apa apa.

"Luna, kau sepertinya menjadi besar kepala karena orang orang memperlakukanmu sebagai tuan putri" ucap Felix dengan nada dingin

Luna hanya bisa menatap lantai, tak berani menjawab apapun.

"Eliana"

"I-iya ayah?" ucap Eliana sedikit terkejut.

"Menurutmu siapa yang sedang berlutut disana?"

"Bukankah dia tuan putri Luna De Aelius?" ucap Eliana sedikit ragu.

"Salah, dia bukanlah putriku ataupun seorang putri. Dia yang berlutut di sana itu hanyalah seorang pendosa"

Semua yang ada di sana benar benar terkejut, termasuk Luna.

"A-Ayah bukannya itu keterlaluan?" ucap Eliana berusaha menenangkan ayahnya.

"Cepat singkirkan pendosa itu dari hadapanku" perintah Felix.

"Baik yang mulia" ucap beberapa prajurit lalu menarik tangan Luna berniat untuk menyeretnya keluar dari ruangan

"Lepas!!" Teriak Luna lalu membuat sengatan listrik statis dari tubuhnya

Semua orang lagi lagi di buat terkejut karena Luna memiliki sihir.

"Aku tidak pernah mengatakan kalian boleh menyentuh tubuhku, tidak perlu seperti ini pun saya akan keluar dengan kaki saya sendiri" ucap Luna dengan nada dingin.

Felix dan Eliana terkejut dengan perkataan Luna barusan.

"Sepertinya anda tidak menginginkan ucapan selamat di hari yang berbahagia ini, karena itu saya akan pergi sesuai dengan harapan yang mulia" ucap Luna lalu membungkuk sambil mengangkat sedikit gaunnya.

"Segala keagungan dan berkat kepada matahari aelius, dengan segenap hati saya ucapkan selamat ulang tahun yang mulia" ucap Luna sambil memberikan tatapan yang sangat dingin.

Setelah itu ia melenggang pergi dari tempat itu. Rad yang khawatir langsung pergi mengejar Luna.

Rad menemukan Luna yang tersungkur di lorong istana, punggungnya bergetar. Baru kali ini Rad melihat Luna menangis.

Princess LunaWhere stories live. Discover now