Bab ke sembilan

105 7 0
                                    

Luna menaiki punggung Viserion sedangkan Rad menaiki punggung Olfie, mereka sudah menentukan strategi.

Tugas Rad dan Olfie adalah menyerang pasukan sebelah kiri sedangkan Luna dan Viserion menyerang pasukan sebelah kanan.

Kecepatan terbang Viserion tidak bisa di ragukan, kecepatannya hampir menyerupai kilat.

Viserion membakar hampir semua pasukan penyihir gelap menggunakan api plasma miliknya.

"Ada naga dan serigala bersyap yang menyerang, cepat siapkan senjata!" Teriak salah satu pemimpin prajurit.

"Tunggu! Itu Luna dan Rad, jangan menyerang mereka" Perintah Felix cepat.

Felix tak menyangka bahwa Luna akan turun tangan dalam perang ini, begitu juga dengan Eliana.

Luna memerintahkan Viserion untuk terbang lebih rendah karena Luna ingin bertarung di atas tanah.

Viserion menuruti perintah Luna, saat Viserion terbang lebih rendah Luna melompat turun dari punggung Viserion.

Sedangkan Viserion, ia tak ikut mendarat di tanah. Ia terus melanjutkan penyerangan dengan terbang di langit.

"Luna!" ucap Felix sambil berlari ke arah Luna.

Luna melihat ke arah Felix lalu mengarahkan pedang ke arah belakang Felix, Felix kira Luna akan menyerangnya.

Tapi ternyata Luna ingin menyerang orang yang ingin menyerang Felix dari belakang.

"Kita tidak boleh lengah" tegas Luna

Felix mengangguk lalu melanjutkan peperangan dengan fokus.

Luna menembakan anak panah ke langit untuk membuat hujan anak panah. Tentu saja ia menggunakan sihirnya.

Sedangkan Eliana, ia tidak bisa fokus karena ada Luna. Ia merasa tersaingi dengan adanya Luna.

Ia benar benar tidak fokus sampai salah satu prajurit penyihir gelap itu menyandra dia.

"Berhenti bergerak atau dia akan mati!" Teriak prajurit itu.

Luna yang melihat itu berdecak kesal, Eliana benar benar sangat merepotkan.

"Apa yang kau mau?" tanya Luna dengan nada dingin.

"Aku mau kau memberikanku naga itu"

Luna hanya tersenyum miring lalu mengirim telepati pada Viserion. Viserion yang mendapat sinyal telepati dari Luna, segera mendatangi Luna.

Luna menggunakan sihirnya untuk merantai Viserion.

"Aku akan memberikannya tapi dengan dua syarat" ucap Luna

"Sebutkan syarat itu" balas prajurit itu

"Yang pertama, kau harus melepaskan perempuan itu. Dan yang kedua, ku harus memberi tauku dimana tempat tuan mu berada" jelas Luna

"Baiklah akan aku turuti"

Luna yang mendengar itu menyerahkan rantai yang mengait leher Viserion pada prajurit itu.

Prajurit itu langsung melepaskan Eliana dan menggenggam rantai itu kuat.

"Sekarang beri tau dimana tuan mu berada"

"Kau ini bodoh ya? Aku tak akan pernah memberi tau dimana keberadaan tuan ku" ucap prajurit itu sambil tertawa 

Luna menatap prajurit itu dingin.

"Bakar dia" ucap Luna dengan nada dingin.

Viserion yang mendengar perintah Luna langsung menyemburkan api plasma miliknya ke prajurit itu.

Princess LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang