Bab Ke delapan

103 8 0
                                    

"Yang mulia! Terjadi penyerangan!" Teriak salah satu prajurit pada Felix.

"Cepat siapkan pasukan! Kita akan berperang hari ini" perintah Felix

"Baik yang mulia" ucap prajurit itu lalu pergi dengan tergesa gesa.

Baru 3 hari yang lalu Luna datang padanya dan mengingatkannya agar menata kerajaan secepatnya.

Tapi Felix tidak terlalu percaya pada ucapan Luna, karena ia pikir Luna hanya membual agar ia bisa lebih fokus pada Aelius bukan pada Luna.

"Sialan! Harusnya aku mendengarkan perkataannya" ucap Felix sambil memukul meja kerjanya keras.

Ia juga harus bersiap berperang, begitupun Eliana. Sebenarnya Eliana di larang mengikuti perang oleh ayahnya.

Tapi ia tetap bertekat untuk mengikuti perang, ia juga ingin terlihat hebat seperti Luna. Ia tak mau kalah dengan Luna.

Perperangan antara kerajaan Aelius dan penyihir gelap pun di mulai.

• • •

"Tuan putri! Apa tuan putri sudah dengar kabar tentang kerajaan Aelius?" ucap Rad dengan napas yang terengah engah.

Rad berlari ke ruang kerja milik Luna setelah mendengar kabar Aelius.

"Aku sudah mendengarnya" ucap Luna, ia tak mengalihkan pandangan dari berkas yang ada di tangannya.

"Tindakan apa yang akan kau lakukan tuan putri?" tanya Rad khawatir

"Aku akan melihat sampai mana mereka bisa bertarung, jika mereka membutuhkan ku maka aku akan turun tangan"

"Apa tidak terlalu berbahaya?"

Luna hanya tersenyum sebagai jawaban, senyumannya seakan memberi tau jika tidak akan terjadi apa apa jika ia ikut turun tangan.

Awalnya Luna geram saat mengetahui Eliana ikut berperang. Memangnya ia tau cara menggunakan pedang dengan benar?

Bisa bisa hanya merepotkan yang lainnya saja. Pikir luna.

Sementara itu perang terus berlanjut di Aelius, perang itu sudah hampir berjalan selama 3 hari. Dan saat ini Aelius kehilangan banyak pasukan.

Felix memijat keningnya, ia sudah hampir putus asa. Tapi ia harus tetap mempertahankan Aelius bagaimana pun caranya.

"Eliana, sebaiknya kau kembali saja. Kau hanya merepotkan" ucap Felix dengan nada dingin.

Eliana yang mendengar perkataan Felix langsung membulatkan matanya, baru sekali ini ayahnya mengatakan kalau ia merepotkan.

"Maksudmu? Bukankah aku cukup hebat menggunakan pedang?"

"Kau hanya membuat kita kehilangan prajurit Eliana! Banyak prajurit yang mengorbankan dirinya karena kau seorang putri raja" ucap Felix geram.

"Aku tak pernah meminta mereka untuk mengorbakan nyawa nya demi aku, pokoknya aku tidak akan kembali sebelum perang ini selesai!" ucap Eliana tak kalah geram.

"Kau sekarang jadi besar kepala ya? Aku tidak akan melindungi mu jika terjadi apa apa. Rapat hari ini sampai disini. Besok kita harus kembali berperang" ucap Felix lalu meninggalkan tempat rapat.

Prajurit yang tersisa juga pergi meninggalkan tempat rapat, tapi Eliana masih terdiam disana.

Ia jadi ingat dimana hari kejadian Luna di permalukan ayahnya di depan semua orang yang hadir hari itu.

"Jadi begini yang Luna rasakan selama ini" gumam Eliana lalu mengepalkan tangannya.

Luna melihat semua itu, setiap malam ia selalu datang di tempat rapat itu secara diam diam.

Princess LunaWhere stories live. Discover now