Bab ke empat

158 13 0
                                    

"Hari ini Luna ulang tahun yang ke 17 tahun kan? Siapkan undangan untuk pesta ulang tahunnya" ucap Felix pada beberapa pelayan istana.

"Ta-Tapi ayah, Luna sudah tidak ada di Aelius" ucap Eliana.

Felix yang mendengar itu langsung memijat keningnya, sudah setahun lebih Luna menghilang dari daratan Aelius.

Dan Felix masih suka lupa dengan hal itu, mungkin karena ia tak terlalu memperhatikan Luna.

Makanya ia lupa jika Luna sudah pergi dari Aelius.

• • •

Luna saat ini sedang berkutik dengan berkas berkas di tangannya, sekarang ia lebih memiliki rasa tanggung jawab karena ia adalah pemimpin dari kerajaan Bougainvillea.

"Rad tintanya habis, apa kau masih menyimpan beberapa?" ucap Luna

"Maaf tuan putri persediaan tinta saat ini sedang habis"

Luna yang mendengar itu langsung meregangkan badannya yang pegal.

"Yasudah mau bagaimana lagi" ucap Luna sambil meregangkan badannya.

Ia sudah hampir seharian duduk di kursi kerjanya, dan sepertinya ia butuh istirahat.

Ia memutuskan untuk berjalan jalan di ibu kota, Luna bukan tipe gadis yang tidak suka dengan suasana di luar istana.

Ia sangat suka berada di luar istana dan berinteraksi dengan orang orang yang tinggal di Bougainvillea.

"Rad aku ingin jalan jalan di ibu kota sebentar"

"Perlu saya temani?"

"Boleh, sepertinya kau juga suntuk menungguku di ruang kerja seharian" ucap Luna terkekeh lalu memetikkan jarinya untuk menggunakan sihirnya.

Ia langsung sampai di ibu kota dalam hitungan detik, dan orang orang sekitar sudah tak heran jika Luna muncul secara tiba tiba.

"Segala keagungan kerajaan Bougainvillea, selamat datang di ibu kota tuan putri" ucap salah satu seseorang yang ada disana sambil membungkuk.

Dan di ikuti dengan orang orang yang ada di sekitar.

"Terimakasih" ucap Luna sambil tersenyum.

Ia mulai menelusuri ibu kota, ibu kota hari ini benar benar ramai seperti biasanya.

Luna memperhatikan setiap toko yang ia lewati, ia ingin mencari sesuatu yang menarik.

Setelah melihat lihat ia menemukan satu toko yang menjual perhiasan rambut, ia memutuskan untuk mampir di toko itu.

"Segala keagungan kerajaan Bougainvillea, apa yang sedang tuan putri cari?" ucap pemilik toko itu

"Aku ingin mencari hiasan rambut yang cantik, apa anda memiliki rekomendasi?" ucap Luna sambil tersenyum.

"Tentu saja ada tuan putri, ini adalah safir biru yang di potong dengan sangat teliti. Ukiran bingkainya pun sangat indah seperti langit ketika matahari terbenam. Karena tuan putri memiliki warna mata biru seperti batu permata pasti akan sangat cocok" Jelas pemilik toko itu panjang lebar.

"Detail sekali menjelaskannya, kalau begitu aku ambil yang ini" ucap Luna sambil tersenyum.

"Baik tuan putri akan saya bungkuskan"

Setelah selesai di bungkus Luna membayar lebih dari harga yang telah di tentukan, awalnya pemilik toko itu menolak.

Tapi Luna memaksa ia untuk menerimanya.

"Terimakasih tuan putri, semoga kemakmuran Bougainvillea bersama anda"

Luna tersenyum lalu pergi dari toko itu, ia harus kembali ke istana.

Princess LunaWhere stories live. Discover now