05. His Love

162 21 0
                                    

Jangan lupa Votment~
.

Heyo! Jeno akan membuatmu merasakan perasaannya.
.
.
.

Heyo! Jeno akan membuatmu merasakan perasaannya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

8 Years later ...

"Kita harus ambil beberapa-obat disini. Aku tau kamu sering sembunyiin obat kamu disini, Lee Jeno." Aku bicara serius pada Jeno yang masih sibuk memainkan ponselnya diatas ranjang. Meliriknya sedikit sinis karena dia tidak menghiraukan ku. Pagi ini kami sudah datang ke rumah sakit, aku yang mengajak Jeno kesini, kembali ke ruangan khusus pengobatan Lee Jeno-untuk mencari obat Jeno yang disembunyikan.

Hening, Jeno diam sibuk memainkan game di benda pipihnya. Sedangkan aku sibuk mencari-cari obat Jeno yang selalu dia sembunyikan di ruangan pengobatannya ini.

"Aha!!!" teriakku kegirangan saat menemukan obat di tirai jendela, ya Jeno menyembunyikannya disana dengan menjepitnya menggunakan jarum. "Kamu udah sembunyiin sebungkus obat kamu! Yang kesekian kalinya, ini obat yang harus terus kamu bawa!" bentakan ku mungkin terdengar nyaring di ruangan ini, disertai alis ku yang menyatu.

Jeno akhirnya memandangi gadis yang sedang berjalan menghampirinya, gadis dengan mata coklat yang terlihat ketika berpapasan dengan cahaya, berambut panjang dan lurus serta bibir tipisnya yang sedang ia rapatkan-Clover, dia sedang marah. Jeno hanya memutar bola matanya malas lalu berdecak. "Kamu kan tau, aku bosen setiap jam nya harus makan makanan pahit itu. Aku nggak suka pahit Clo." Nadanya terdengar seperti memelas, Jeno menggenggam tangan Clover yang sudah duduk disamping ranjangnya.

Aku mengikuti gaya Jeno barusan, memutar bola mata lalu berdecak. "Dengar ya, Lee Jeno, kamu harus minum obat ini. Kamu bahkan nggak tau kapan dimana jantung kamu itu kambuh, 'kan?" Aku menasehati Jeno dengan suara pelan, lelaki itu sekali lagi kembali sibuk menatap layar ponselnya.

"Selagi ada kamu, Clover Lee. Jantung aku masih terus berdetak." jawab Jeno asal, ia masih terfokus kembali pada game asah otaknya. "Pokoknya, jantung aku berdetak karena kamu! Titik nggak pake koma!" sambung Jeno disertai dengusan yang layaknya seperti kanak-kanak.

Aku mengambil ponsel Jeno dari tangannya, sampai dia sedikit terkejut dan meminta dikembalikan. Aku menatapnya tajam saat dia berusaha merebutnya. "Diam!" titah ku menatap tajam lagi padanya. Telapak tangan kiri ku mulai menyentuh dada Jeno, berharap detakan jantungnya terasa. "Lee Jeno, sahabatku. Detak jantung seseorang nggak akan tau sampai kapan dia berdetak. Aku cuma mau kamu usaha, soal sembuh itu bonus." Lagi-lagi aku menatap sendu mata Jeno, mata kami saling bertemu.

Jeno memegang tangan Clover yang berada di dadanya. Ia kembali tersenyum hangat pada Clover. "Detak jantungku normal kan? Itu karena kamu." ujar Jeno dengan tulusnya.

"Ck, Jeno. Tetep aja, sampai sekarang kamu belum dapet pendonor buat kamu. Nanti kalau udah di operasi, kamu boleh tuh gaya-gayaan sana-sini!" gerutu ku tak habis pikir dengan jalan pikir dari lelaki ini.

❲✓❳Clover HeartWhere stories live. Discover now