Act. 6

84 8 2
                                    


Setelah 2 hari kami mempertahankan malinava, Leutnant Otto pergi meninggalkan tanknya dengan 2 anak buahnya menggunakan sepeda motor untuk mengintai pergerakan musuh di garis depan. Namun, ia tidak kunjung kembali hingga sore hari.

Lalu panzerfuhrer dari setiap tank di unit kami berprasangka bahwa Leutnant Carius telah ditangkap oleh Soviet.

Kami bersiap untuk bergerak menyergap gerakan Soviet, melalu jalan yang sama yang dilalui oleh Leutnant Carius.

Kemudian kami bergegas ke tempat Leutnant Carius

"Bersiap lah untuk mati keparat!" teriak Willhelm

"Aku akan memanggangnya hidup-hidup" kataku

Setelah beberapa meter,

"Itu Carius!!" Kata Panzerfuhrer Julian

Leutnant Carius sedang diikat di pohon bersama 2 anggotanya.

Kami membawa infatri di atas tank kami, lalu baku tembak pun terjadi. Aku tidak menembakkan meriam satupun. Agar Leutnant Carius tidak terkena ledakannya. Tentara Soviet mundur. Tapi sebelum mereka pergi, mereka menembaki sandranya.

"Cariuuss!!" Teriak salah seorang di radio tank setelah mereka menembak Carius. Dan kemudian pergi meninggalkan Carius dan rekannya.

"Brengsek, mereka mendapatkannya!" kata Kai

Kemudian Panzerfuhrer Julian langsung keluar dari tank kami dan berlari ke arah Leutnant Carius.

Kami hanya terdiam di tank. Hening. Karena Leutnant Carius merupakan pemimpin Batalion kami yang sangat handal. Ia memiliki banyak taktik menyergap, bertahan, dan menyerang dengan sangat baik. Jika ia mati, aku tidak tau apa yang akan terjadi pada unit ini untuk kedepannya.

"Dia masih hidup!" kata seseorang di radio tank.

Kami semua langsung menghela nafas, tanda menghilangnya panik.

Otto Carius, Leutnant Carius tertembak 4 kali di punggung, dan 1 peluru menembus lehernya. Namun ajaibnya, ia masih bernafas dan langsung dilarikan kerumah sakit.

Aku berada di mobil bersama dengan Kai dan beberapa orang dari batalion kami untuk mengantarkan Leutnant Carius ke rumah sakit.

Setibanya disana Leutnant Carius langsung dimasukan kan unit gawat darurat dan menjalani beberapa operasi. Kemudian aku dan Kai duduk di salah satu tempat duduk di rumah sakit militer itu.

"Kau mau?" tanya Kai sambil menyodorkan rokok.

"Boleh" mengambil satu batang rokok darinya.

"Percaya atau tidak, kita akan kalah" kata Kai

"Ya aku tau itu, ayo cepat kita akhiri peperangan ini" kataku sambil mengbuang asap dari mulutku.

"Tapi kau tau Kai, Yesus lebih mencintai Fuhrer dari pada orang Yahudi" kataku.

Kami berdua tertawa.

"Semuanya Minggir! Kasih jalan!" kata salah satu dokter disana yang mengambil alih perhatianku dan Kai.

Ada 3 truk yang baru datang penuh dengan Wehrmacht yang terluka. Perawat pada berdatangan membawakan tandu untuk membawanya masuk kedalam rumah sakit.

"Hei tunggu dulu.. Anna?!!" kataku.

"Hah? Siapa Anna?" kata Kai.

Aku langsung berdiri dan berlari ke arahnya. Kami bertatapan dan ia pun terkejut.

"Schneider!" teriaknya

"Annaa" teriakku

Kami berpelukan dan bercumbu.

Für unser VaterlandWhere stories live. Discover now