Act. 9½

68 3 0
                                    

Berlin, 1931

"Hei orang kaya, menjauh lah dari kami!" teriak salah satu anak sekolah dasar kepada gadis kecil berambut pirang.

Mereka mengelilingi wanita itu, lalu mengejeknya.

"Berikan kami uang!" kata salah satu dari mereka.

Tapi gadis kecil itu tidak memberikan sepeser apapun kepada mereka. Kemudian mereka mulai menjambak rambut gadis kecil itu. Dan memukulnya.

"Hei hentikan!!!" kataku.

Mereka semua tertawa saat melihatku.

"Mau jadi jagoan?" kata salah satu dari mereka.

Lalu mereka meninggalkan gadis kecil itu dan menghajarku sampai aku tidak berdaya.

Akhirnya setelah mereka puas, mereka meninggalkan kami berdua di taman

"Kamu tidak apa?" tanya gadis kecil itu.

"Nggh.. (sambil berdiri) ngga apa-apa kok" ucapku.

"Ih.. hidungmu berdarah" katanya. Lalu gadis kecil itu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan membersihkan darah yang keluar dari hidungku.

Lalu kami berdua duduk di bangku di taman Tiergarten.

"Namaku Anna." sambil menyodorkan tangannya

"Aku Schneider" menyalamnya.

Lalu kami bermain bersama di taman itu. Setiap hari, Setiap pulang sekolah kami pasti menyempatkan diri untuk ketemu.

***

Berlin, 1936

Kami berdua setelah pulang sekolah duduk di bangku taman Tiergarten.

"Anna, aku mencintaimu" kataku

Anna hanya tertawa, kemudian ia memelukku.

"Tapi aku ingin menjadi seorang dokter dulu ya, nanti kita pacaran setelah aku menjadi dokter oke?" katanya lagi sambil tertawa.

Aku juga ikut tertawa.

"Ayo kita menangkap kupu-kupu!" ajak Anna.

Kemudian kami menangkap kupu-kupu bersama.

***

Kami tumbuh besar bersama, dan selalu pergi ke taman itu untuk bertemu satu sama lain.

***

Berlin, 1940

"Aku tidak setuju kamu ikut pelatihan militer" katanya sambil duduk di bangku taman.

"Negara kita lagi dalam kesulitan Anna, mereka butuh bantuan kita" kataku

"Aku gamau kamu pergi, aku mau kamu untuk selalu berada di sisiku" katanya lalu meninggalkanku sendiri di taman itu.

***

Siedlce, 1943

"Schneider, apa kau tau? Anna mengabdikan dirinya menjadi perawat wehrmacht karena dirimu." kata Fritz

"Hm? benarkah?" tanyaku.

"Iya, dia bilang ingin bertemu denganmu di medan perang" katanya lagi.

"Kami baru saja bertemu beberapa hari yang lalu" kataku lagi.

"Oh benarkah? akhirnya impiannya terwujud" kata Fritz.

"Selama kau pergi bersama wehrmacht, Anna selalu mengkhawatirkan keadaanmu Schneider. Maka dari itu ia mengikuti ujian keperawatan wehrmacht agar bisa bertemu denganmu di medan perang katanya" ucap Firtz.

Aku terdiam.

"Anna.." kataku

"Bahkan yang di stasiun kemarin itu, setelah kau pergi dengan kereta apimu. Ia nangis sampai berlutut. Kan jadi malu diliatin orang-orang sekitar stasiun dan merepotkan kami ber-3" kata Fritz

"Si bodoh itu" kataku sambil tertawa. Fritzpun ikut tertawa.

"Baiklah sobat, Aku mau kau jaga Anna untuk kami ya! teman baik kami. Aku harus pergi" kata Fritz.

"Eh.. tunggu, ini ambil ransumku" kataku sambil mengeluarkan semua ransum yang ada di tasku.

***

Anna.

Dimanakah engkau sekarang?

***



Für unser VaterlandWo Geschichten leben. Entdecke jetzt