Chapter 11

1.7K 307 21
                                    

Setelah pertemuan antara Jira dengan anggota TXT beberapa pekan lalu, juga saling bertukar nomor telepon. Membuat mereka sering menghubungi gadis itu agar datang mengunjungi mereka ke tempat latihan atau ke tempat show. Tentu saja, ia akan datang jika ada waktu luang. Sejujurnya ia sangat senang mendapat teman baru sebab teman yang ia punya di tengah kota elit itu hanyalah Naeun, Bitzy—kucing kesayangannya, dan Yeonjun—secara tidak langsung ia memang mengakuinya kendati sebenarnya tak ingin. Namun, eksistensi pria itu tak membuatnya kesepian lagi.

Kedekatan mereka berenam hanya butuh waktu sekejap saja mereka mudah berbaur sebab kedua belah pihak memiliki kecocokan satu sama lain. Tak sungkan-sungkan mereka pun sudah memanggil satu sama lain dengan akrab sebab rasanya terlalu canggung harus berbicara secara formal mengingat akhir-akhir ini mereka selalu bersenang-senang di tengah kesibukan mereka.

Para staf di ruangan yang tak begitu sempit juga tak begitu luas tengah berlalu lalang, sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Sementara Jira sudah asyik bercengkerama dengan para anggota selepas mereka tampil di atas panggung. Sebenarnya, para staf tak merasa terganggu akan kehadiran gadis itu sebab sebagian dari mereka pun mengenalnya sebagai Penulis Ahn. Tentu saja Jira pun tak menyangka ada orang yang mengenalnya di sana. Begitu pun manajer TXT, ia pun tak merasa keberatan dengan kehadirannya, justru ia amat senang sebab entah mengapa mental para anggota menjadi lebih baik ketika ia datang. Jika saja gadis itu mau, mungkin ia akan merekomendasikan pada atasan agar merekrutnya sebagai mental healing TXT.

Canda tawa memenuhi setiap penjuru ruangan, bukan hanya mereka yang tampak senang, tetapi staf di sekitarnya pun ikut senang. Seakan ada virus kebahagiaan yang tersebarkan oleh mereka. Gelak tawa selalu terlontar tatkala Hueningkai bertingkah lucu atau karena omongannya yang mengundang tawa. Terkadang seketika hening saat candaan kuno yang diajukan Yeonjun, lalu diikuti dengan rajukannya sebab orang di sana tak tertawa. Juga energi ceria khas Beomgyu terpancar menambah keriangan di sana. Benar-benar suasananya terlalu ramai mengalahkan ibu-ibu tukang gosip di sebuah arisan.

"Ji, kau tak ada rencana merilis buku lagi?" tanya Soobin tiba-tiba.

Sementara Jira memicingkan matanya bersamaan dengan bibirnya menyeringai. "Kenapa? Kau rindu karyaku, hm?"

"Tentu saja. Sebelumnya kami minta maaf, mungkin kau tengah menulis naskah baru, tetapi kami selalu mengganggu waktumu," ujar Soobin dengan jujur kendati rasa sesal kentara terselip pada nada suaranya.

"Tak apa, Oppa. Lagi pula aku jenuh terus saja di rumah." Kurva manisnya pun terukir. Siapa saja pasti terpesona akan senyumannya itu, tak terkecuali lima pria di hadapannya saat ini. Ah, benar-benar, mereka bisa gila sebenarnya terlalu dekat dengan gadis itu. Namun, jauh darinya pun mereka merasa gila juga.

"Taehyun-ah, bisakah tolong ambilkan es krim di kotak pendingin? Maaf aku menyuruhmu sebab kau lebih dekat," pinta Jira. Tentu saja sang pria akan menurutinya, itu hal kecil tak perlu adanya balas budi.

"Kau mau rasa apa?"

"Apa saja."

Es krim rasa cokelat sesuai yang tertera pada bungkusnya disodorkannya pada Jira, diraihnya dengan senang hati juga tak lupa senyuman dengan pesona khasnya. "Terima kasih, kau memang tahu seleraku."

"Ya! Kau, kan, bisa mengambilnya sendiri. Apa guna lengan dan kakimu? " protes Yeonjun tiba-tiba yang duduk di lengan sofa samping gadis itu.

Jira mendelik. "Kenapa kau yang protes? Taehyun yang kuminta bantuan saja tak protes," balasnya sengit.

"Aku hanya kasihan padanya dia, kan, lelah sudah tampil di atas panggung, memangnya kau tak merasa kasihan?"

"Jika kau merasa kasihan, kau saja tadi yang mengambilkan untukku. Lagi pula ini permintaan yang sederhana, kebetulan Taehyun yang paling dekat dengan kotak pendingin."

"Cih, aku tak sudi untuk mengangkat bokongku demi hal yang sia-sia untuk menuruti keinginanmu."

"Pria ini benar-benar..."

Adu mulut semakin sengit di antara mereka seakan-akan tak ada yang mau mengalah. Mereka tahu jika pun melerainya sia-sia, seperti halnya dilakukan Taehyun saat ini.

"Sudahlah, kalian tak perlu bertengkar karena hal sepele. Lagi pula, aku tak merasa direpotkan," ujar Taehyun menengahi kendati memang tak diindahkan sama sekali oleh kedua insan. Ah, rasanya mereka lebih cocok diibaratkan kucing dan anjing, tak pernah akur.

"Apa? Aku benar-benar apa? Kenapa kau mengepalkan tanganmu? Mau memukulku? Ayo, pukul!" tantang Yeonjun.

Sementara Jira menggertakan giginya hingga mengeluarkan suara gemeletuk, mencoba menahan rasa kesal yang selalu membakarnya tatkala menghadapi pria di hadapannya itu. Lengannya yang sedari tadi mengepal kian melonggar. Dirinya beringsut beranjak dari sofa sebelum akhirnya melenggangkan tungkainya menjauh dari para lelaki.

Beomgyu pun berinisiatif mengekori gadis itu, khawatir terjadi apa-apa padanya. Dia tahu jika gadis itu tengah kesal, mungkin saja ia bisa mengembalikan suasana hatinya.

Sementara Yeonjun membuang muka, tak mau menatap punggung Jira yang kian menghilang dari pandangannya.
Soobin sebagai pemimpin grup pun tentu takkan diam saja jika terjadi sesuatu yang tak beres walau sekecil apapun masalahnya. Dia beringsut mendekati sang tertua yang rasanya tak bisa dianggap tertua jika tingkahnya selalu seperti anak kecil.

Soobin menepuk bahu kanan tegap Yeonjun, sang empu menoleh sekilas lalu membuang muka kembali. "Hyung, akhir-akhir ini kau menjahilinya keterlaluan, selalu saja membuatnya benar-benar kesal. Bukankah kalian berteman? Kau, kan, sendiri yang memperkenalkannya pada kami." Yeonjun hanya menghela napas, mengabaikan nasihat adiknya itu. "Sebenarnya kau ini kenapa? Apa memang kalian selalu begitu sebelum kau memperkenalkannya pada kami?"

Bola matanya berotasi jengah. Pasalnya, ia pun tak mengerti pada dirinya sendiri. Memang mereka selalu beradu mulut seperti itu, tetapi tak berlebihan seperti ini. Dia juga bingung, bahkan gadis itu mungkin tidak sedang PMS apalagi dirinya yang lelaki. Mustahil untuk mengalami hal itu.

"Sebelumnya maafkan aku, bukan mentang-mentang aku seorang leader, dan tolong abaikan usiaku yang lebih muda dariku. Namun, aku ingin memberimu nasihat, Hyung. Kau jangan keterlaluan, minta maaflah padanya," ujar Soobin memberi wejangan. "Simpan dulu egomu untuk sementara, Hyung."

"Aku tahu." Akhirnya Yeonjun bersuara. Bokongnya terangkat dari posisi duduknya, berniat menuju tempat Jira berada.

Tak jauh dari sana, tampak mood Jira telah kembali berkat Beomgyu di sampingnya. Memang anggapan tentang pria itu akan energi positif yang dimilikinya benar adanya. Terbukti oleh Jira sendiri.

"Ji," panggil Beomgyu membuat gadis jelita itu yang asyik menikmati es krim cokelatnya terhenti. Dia pun menoleh pada pria yang memanggilnya. Sontak ia pun terkejut tatkala ibu jari Beomgyu menyentuh sudut bibirnya. Rasanya seperti ada kejutan listrik kecil mengalir di nadinya, hingga ia tak bisa mengerjap barang sekali pun.

"Ada es krim di sudut bibirmu, kaumakan seperti anak kecil saja," ejek Beomgyu dengan nada riangnya, tentu saja.

Gadis itu mengerjap, pipinya seketika memerah. Secara spontan, jemarinya pun menyentuh sudut bibirnya. Malu rasanya ia tampil berantakan di hadapan pria semanis Beomgyu.

Tanpa mereka sadari sepasang netra menyorot pada dua insan itu, sang empu berbalik berniat pindah dari pijakannya. Sementara pria berperawakan lebih tinggi darinya dengan lesung pipit menawannya menghampiri.

"Kau sudah menemui Jira, Yeonjun Hyung?" Namun, pertanyaannya tak diindahkan, malah ia berlalu melewati sang penanya.

Soobin menukikkan sebelah alisnya, bingung akan tingkah sang tertua. Dia pun menoleh ke asal tempat Yeonjun berpijak tadi, hingga ia menemukan presensi sepasang insan yang suasananya pun bisa dimengerti oleh setiap orang yang tak sengaja melewati mereka walaupun dengan hanya lirikan sekilas. Sudut bibir Soobin terangkat simpul, ia paham apa yang tengah terjadi selama ini.

"Ternyata benar apa yang dikatakan Hueningkai," gumamnya.

***

Hmmm, mau bilang apa ya? Gatau cuma perasaanku aja, rasanya ceritanya makin sini makin membosankan ga sih? 😭

raaa

YOU ARE • Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang